Menghargai Sumber Daya Alam dan Mengasihi Semua Makhluk
Relawan daur ulang dan relawan ladang berkah wilayah tengah berikrar di hadapan Master untuk melakukan daur ulang agar bebas dari kerisauan dan sepenuh hati mendalami ajaran kebajikan. Melakukan daur ulang baik untuk kesehatan. Kami mendoakan semoga Master sehat dan panjang umur. Bodhisatwa sekalian, setahun sekali, saya melakukan perjalanan untuk bertemu dengan para relawan daur ulang. Sesungguhnya, saya selalu berharap bisa mengunjungi setiap titik daur ulang. Inilah yang paling saya harapkan. Namun, waktu saya terbatas karena banyak hal yang harus dilakukan. Selain itu, titik daur ulang juga sangat banyak. Karena itu, saya tidak bisa mengunjungi semuanya.
Di seluruh Taiwan, relawan daur ulang yang telah dilantik berjumlah lebih dari 84.000 orang. Relawan yang bisa dilantik adalah relawan yang sepenuh hati melakukan daur ulang dan telah mengubah pandangan hidup mereka. Ada orang yang gemar mengonsumsi miras, merokok, mengunyah buah pinang, berjudi, dan lain-lain. Kita mengajak mereka melakukan daur ulang untuk mengenal ladang pelatihan Tzu Chi. Setelah melakukan daur ulang, mereka perlahan-lahan mengubah kebiasaan buruk mereka hingga akhirnya berhenti merokok, berhenti mengonsumsi miras, berhenti mengunyah buah pinang, dan berhenti berjudi. Selain itu, mereka juga semakin bersungguh hati dan berfokus dalam melakukan daur ulang. Jika demikian, mereka sudah bisa dilantik dan menerima kartu relawan daur ulang. Kartu itu juga merupakan harta warisan keluarga.
Kini, bencana yang terjadi di dunia ini sangat banyak. Apa yang harus kita lakukan untuk mengatasi masalah ini? Menyalurkan bantuan saja tidak membawa pengaruh besar. Kita harus berusaha membebaskan dunia ini dari bencana. Ini baru bisa menyelesaikan masalah dari akarnya. Akan tetapi, bagaimana membebaskan dunia ini dari bencana? Semua itu bergantung pada hati kita sudah tersucikan atau belum. Kita melakukan daur ulang untuk melindungi bumi. Di bumi ini, ada manusia, hewan, dan lain-lain. Tidak mudah bagi semua makhluk hidup untuk hidup bersama di bumi. Jika semua makhluk dapat saling mengasihi, maka bumi kita pasti bisa terbebas dari bencana.
Kini, banyak orang yang masih tidak bisa saling mengasihi. Manusia lebih kuat daripada hewan. Hewan yang lebih lemah dibunuh dan dimakan oleh manusia yang lebih kuat dari mereka. Sesungguhnya, hewan juga memiliki kehidupan. Hewan juga bisa merasa kesakitan. Saat tubuh mereka terluka, mereka juga sangat menderita. Populasi di Taiwan berjumlah lebih dari 20 juta orang. Saya mendengar para kepala RS kita berkata bahwa dalam waktu setahun, warga Taiwan bisa mengonsumsi lebih dari 200 juta ekor ayam dan itik.
Lihatlah, hanya 20 juta lebih orang saja sudah mengonsumsi lebih dari 200 juta ekor unggas. Kini populasi di seluruh dunia berjumlah lebih dari 7 miliar orang. Di Taiwan saja, unggas dan hewan lainnya yang dipelihara untuk dikonsumsi manusia sudah mencapai ratusan juta ekor. Ratusan juta ekor hewan tersebut dipelihara untuk dikonsumsi manusia. Semua tindakan ini bisa menciptakan karma buruk. Saat karma buruk yang diciptakan manusia terakumulasi, konsekuensinya sungguh mengkhawatirkan.
Belakangan ini, kita bisa mendengar berita tentang virus flu burung yang merebak dari wilayah Pingtung, Yunlin, Chiayi, dan Tainan hingga ke wilayah utara. Ayam, itik, angsa, dan lain-lain telah terjangkit virus ini. Dari Pingtung hingga ke wilayah utara, unggas yang dibinasakan berjumlah jutaan ekor. Unggas-unggas itu juga sangat menderita. Kini, bahkan pemerintah Pingtung juga sangat khawatir. Mereka berharap bisa melakukan sesuatu untuk menenteramkan hati warga dan mengakhiri penyebaran virus ini. Karena itu, mereka mengundang tokoh agama dan Tzu Chi untuk menenteramkan hati warga.
Saya meminta insan Tzu Chi untuk terjun ke komunitas guna membimbing warga untuk bervegetaris, mengendalikan nafsu makan, tidak mengonsumsi daging hewan,dan berdoa dengan hati yang tulus. Inilah yang insan Tzu Chi lakukan. Setiap orang harus melakukan praktik nyata dengan penuh ketulusan. Janganlah kita membunuh hewan lagi. Saat membunuh hewan, berarti kita telah menciptakan karma buruk. Bagaimana agar hewan-hewan tidak dibunuh? Jika kita tidak mengonsumsi daging, maka hewan-hewan tidak akan dibunuh.
Ini seperti saat melakukan daur ulang, kita harus “bersih dari sumbernya”. Di dunia ini, banyak bencana alam yang terjadi, seperti badai, banjir, dan gempa bumi. Bagaimana cara kita mengurangi terjadinya bencana alam? Kita harus membebaskan bumi dan udara dari polusi, yakni dengan cara melakukan daur ulang. Singkat kata, cara yang terbaik adalah jika setiap orang bisa bervegetaris. Dengan bervegetaris, pikiran kita akan murni. Jika pikiran setiap orang murni, maka orang-orang tidak akan terus membiakkan hewan. Jika orang-orang tidak terus membiakkan hewan, maka peternakan hewan juga akan berkurang. maka peternakan ayam, peternakan itik, dan yang lainnya akan berkurang.
Hewan ternak selalu dipelihara dalam kandang. Semenjak lahir, mereka tidak memiliki kebebasan dan terus terkurung di dalam ruang yang kecil. Daging hewan seperti itu tidaklah sehat. Mereka mengalami stres. Sungguh, ini bukan bercanda. Ini dikemukakan oleh ilmuwan yang meneliti tentang hewan. Intinya, kita harus melakukan daur ulang secara tuntas. Selain melakukan daur ulang, kita juga harus mengurangi peternakan hewan agar kelestarian bumi terjaga. Kita juga jangan terus menambang minyak bumi. Jika minyak bumi terus ditambang, suatu hari nanti ia juga akan habis. Kita juga harus menghemat penggunaan air karena populasi manusia semakin meningkat. Kita tidak dapat hidup tanpa air. Jadi, kita harus menghargai air. Kita juga harus mengasihi tanah kita. Janganlah kita terus mencemarinya.
Para Bodhisatwa kita merawat bumi dengan penuh cinta kasih. Saya berharap semangat ini dapat diketahui oleh lebih banyak orang agar mereka tahu untuk mengasihi segala sesuatu di bumi ini. Ini bukan hanya tentang plastik dan barang lainnya yang kita daur ulang, tetapi tentang segala sesuatu di dunia ini. Kertas saja bisa kita hargai dan kita daur ulang, apalagi hewan yang bisa berdarah, terluka, merasa sakit, dan menghindar ketika akan dipukul, kita seharusnya lebih mengasihinya. Singkat kata, kita harus memiliki hati penuh cinta kasih.
Kartu relawan daur ulang menjadi harta warisan keluarga
Melakukan daur ulang untuk menjaga kelestarian bumi
Tidak tega mendengar jeritan semua hewan
Menghargai sumber daya alam dan mengasihi semua makhluk
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 29 Januari 2015