Menghibur Orang yang Menderita, Melihat Pencapaian Misi Kesehatan

Setiap hari adalah hari bersejarah bagi Tzu Chi. Contohnya hari ini (12/1), pada lima tahun yang lalu, Haiti, sebuah negara di Karibia, tiba-tiba diguncang gempa bumi. Saat itu, gempa berkekuatan 7 skala Richter mengguncang Port-au-Prince, ibukota Haiti dan mengakibatkan seluruh Port-au-Prince mengalami kerusakan parah. Sejak saat itu, insan Tzu Chi mulai masuk ke Haiti. Saya masih ingat selama masa itu, warga setempat hidup sangat menderita akibat bencana tersebut. Mereka sungguh menderita.

Selain itu, kita juga bisa melihat sebelum Tahun Baru, pesawat AirAsia QZ 8501 kehilangan kontak. Beberapa hari kemudian, secara resmi dinyatakan bahwa pesawat tersebut telah jatuh. Insan Tzu Chi berusaha untuk melindungi kesehatan tim penyelamat. Karena jenazah yang sudah ditemukan berada dalam kondisi kurang baik, insan Tzu Chi memberikan 300 baju antivirus kepada tim penyelamat  yang berada di garis depan.

Insan Tzu Chi di setiap wilayah sangat bersungguh hati. Hingga kini, Tim SAR Gabungan masih terus mencari dan mengevakuasi jenazah penumpang pesawat. Insan Tzu Chi juga terus memberi pendampingan dan memerhatikan anggota keluarga penumpang. Ini semua masih terus kita lakukan. Karena kehidupan ini tidak kekal, kita harus memanfaatkan waktu dengan baik. Meski orang-orang itu tidak memiliki hubungan dengan kita, tetapi kita harus mengembangkan cinta kasih tanpa mementingkan jalinan jodoh serta memiliki perasaan senasib dan sepenanggungan.

Inilah tujuan kita meneladani Buddha. Di mana pun orang membutuhkan bantuan, kita harus pergi ke sana untuk  membantu. Karena itu, kita sering melihat relawan Tzu Chi berada di lokasi banjir ataupun kebakaran. Inilah Bodhisatwa dunia yang selalu mencurahkan perhatian dalam jangka panjang.

Belakangan ini, kita bisa melihat insan Tzu Chi membagikan bantuan musim dingin di lebih dari 20 kabupaten di Tiongkok. Insan Tzu Chi setempat bersumbangsih dengan cinta kasih yang tulus. Pagi-pagi sebelum matahari terbit, tak peduli di mana pun pembagian bantuan diadakan, relawan Tzu Chi selalu bangun pagi-pagi untuk menyalakan api guna menyiapkan makanan dan sup yang hangat bagi para lansia yang datang untuk menerima barang bantuan.

Insan Tzu Chi juga mengadakan kegiatan bagi anak-anak untuk menyuapi orang tua atau kakek dan nenek mereka. Semoga lewat kegiatan itu mereka bisa merasakan bagaimana orang tua melindungi dan mengasihi mereka di saat mereka masih kecil. Tujuan kita adalah ingin mendekatkan hubungan antara anak dan orang tua. Kita tidak hanya memberikan mereka barang bantuan berupa pakaian dan makanan, tetapi juga memberikan cinta kasih dalam keluarga. Inilah yang insan Tzu Chi lakukan di Tiongkok.

Kini kita juga terus meningkatkan kualitas pembagian bantuan musim dingin. Terhadap warga yang tubuhnya lebih lemah, insan Tzu Chi akan membantu mereka mengangkat barang bantuan yang berat itu ke rumah. Ini semua berkat kekuatan cinta kasih. Hal yang menyentuh sangatlah banyak.

Dua hari lalu, saya berkunjung ke RS Tzu Chi Hualien yang sudah beberapa tahun tidak saya kunjungi. Di sana, saya melihat pemandangan yang sangat menghangatkan. Saya melihat barisan staf yang panjang. Mengenang masa-masa awal RS Tzu Chi berdiri. RS Tzu Chi Hualien telah beroperasi selama 29 tahun. Di barisan depan dan mengenakan jaket abu-abu, terdapat Lima orang perawat yang sudah bergabung dengan kita sejak RS Tzu Chi berdiri. Jaket yang kita berikan kepada mereka pada saat itu adalah jaket berwarna abu-abu itu. Semua ini mengingatkan saya pada masa lalu.

Kita juga bisa melihat banyak piagam dan piala di RS kita. Ini menunjukkan bahwa pusat medis yang kita dirikan di wilayah timur Taiwan dan usaha keras kita untuk meningkatkan kualitas pelayanan telah diakui secara nasional. Penghargaan yang kita terima dari berbagai pihak itu merupakan pencapaian yang sangat cemerlang. Yang paling menggembirakan adalah melihat para insan berbakat. Para dokter yang masih muda terus meningkat dalam karier mereka.

Ada dokter yang sudah mendapat gelar doktor dan menjadi dosen. Ada pula dokter jaga yang dipromosikan menjadi dokter tetap dan lain-lain. Semua ini sungguh membuat orang tersentuh.

Selanjutnya, dari laporan departemen kardiologi, saya mendengar seorang dokter muda yang mengungkapkan rasa syukurnya kepada kedua gurunya, yakni dr. Chang Bee-song dan dr. Chao Shen-feng. Dokter muda itu berkata bahwa dia sangat beruntung karena bisa dikasihi dan dibimbing oleh kedua guru tersebut. Saat dia menjalankan operasi, gurunya selalu berada di belakangnya untuk memberikan bimbingan kepadanya. Cinta kasih kedua guru itu terhadapnya bagaikan cinta kasih ayah terhadap anak. Ini juga sangat membuat orang tersentuh. Dokter muda itu berkata, “Guru saya telah membimbing saya dengan baik. Kini saya akan mengemban tanggung jawab untuk membimbing adik-adik kelas saya. Saya juga akan menjadi guru yang baik.” Pewarisan ikrar luhur seperti ini sungguh jarang ditemui.

Kita juga melihat sekelompok lansia di pusat penitipan lansia yang sangat menggemaskan. Para dokter dan perawat di bagian pusat penitipan lansia juga merawat para lansia dengan baik. Begitu pula para dokter dari departemen nefrologi dan pediatri. Saya juga mendengar laporan tentang pengobatan penyakit Parkinson Saya juga mendengar laporan tentang pengobatan penyakit Parkinson dan beberapa kasus penyakit langka. Banyak pasien yang menderita penyakit yang sulit diobati. Setelah mencari pengobatan di berbagai tempat, mereka akhirnya datang ke RS Tzu Chi.

Setelah melakukan pemeriksaan dan mendiagnosis penyakit pasien dengan tepat, tenaga medis kita sepenuh hati mengobati pasien hingga sembuh. Ada banyak kasus seperti ini. Saya juga sangat tersentuh saat melihat Chen Tuanzhi. Sepuluh bulan yang lalu, gadis berusia 26 tahun ini masih berjalan dengan lutut dan telapak kakinya menghadap ke depan. Kondisinya yang seperti itu sangat jarang ditemui. Kini dia sudah bisa berdiri dengan kedua kakinya.

Kemarin, saat datang ke ruang tamu di Griya Jing Si, dia berjalan maju tanpa menggunakan tongkat. Dia bisa berjalan dengan stabil. Saya berkata kepadanya bahwa semoga setelah kembali ke Tiongkok, kelak dia kembali ke Taiwan sebagai pelari yang hebat untuk menunjukkannya pada saya. Inilah harapan saya terhadapnya.

Singkat kata, inilah buah pencapaian kita. Ini semua berkat kekuatan cinta kasih. Berkat cinta kasih para tenaga medis, kita bisa melihat perubahan dalam diri Tuanzhi. Kepala RS Chen juga berharap semoga saat kembali lagi ke Taiwan, tubuh Tuanzhi sudah bertumbuh lebih tinggi, paling tidak tambah tinggi 10 cm dari sekarang. Ini adalah harapan yang besar. Dalam penglihatan saya, harapan dr. Chen bagaikan harapan seorang ayah terhadap anaknya. Pencapaian ini sungguh cemerlang. Intinya, asalkan memiliki niat, setiap orang dapat mengembangkan kekuatan cinta kasih.

 

Menghibur para korban yang dilanda bencana

Mengantarkan kehangatan di musim dingin dan mendekatkan hubungan antara anak dan orang tua

Melihat buah pencapaian RS Tzu Chi Hualien yang cemerlang

Para dokter di RS Tzu Chi Hualien memberi pengobatan sesuai dengan kondisi  pasien

 

Sumber: Lentera Kehidupan  - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Karlena, Marlina

Ditayangkan tanggal 12 Januari 2015

 

 

Menyayangi diri sendiri adalah wujud balas budi pada orang tua, bersumbangsih adalah wujud dari rasa syukur.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -