Menghimpun Cinta Kasih demi Melindungi Semua Makhluk

Dalam musibah di Kaohsiung kali ini, kita telah melihat banyak orang berhati baik. Demikianlah organisasi besar Tzu Chi. Sesungguhnya, kita juga melihat banyak perusahaan di masyarakat, seperti Taiwan Semiconductor Manufacturing Company, yang menggerakkan banyak karyawannya untuk membantu perbaikan jalan. Rong Yi-hong, Asisten Manajer TSMC mengatakan, “Saat para warga membuka pintu rumah, mereka mungkin merasa bagai tinggal di lokasi proyek, tetapi mereka juga bisa merasa bahwa mereka telah kembali ke pola hidup sederhana dan normal seperti sediakala.” Jika ada rumah warga yang rusak, TSMC membantu memperbaikinya. “Kami memperbaiki pintu, jendela, dan pintu besi agar semuanya kembali seperti sediakala. Berikutnya, kami akan memperbaiki bagian atap,” kata Zhang Yu-cheng, Insinyur TSMC.

Kekuatan cinta kasih ini menunjukkan bahwa para pengusaha tidak hanya menggunakan sumber daya masyarakat, tetapi juga membawa manfaat bagi masyarakat. Semua ini sungguh patut dipuji. Ada pula orang yang menyumbang uang kepada pemerintah sebagai dana rekonstruksi. Beberapa perusahaan juga berinisiatif untuk membantu memperbaiki bangunan milik warga agar warga bisa kembali membuka usaha. Mereka juga membantu menata kembali lingkungan dan fasilitas umum.


Semua orang bersumbangsih dengan cinta kasih. Ini sungguh luar biasa. Cinta kasih seperti ini harus ada di dalam masyarakat kita. Insan Tzu Chi juga memberi pendampingan jangka panjang. Sejak mendengar suara ledakan dan mengetahui apa yang terjadi, tepatnya pada 1 Agustus pukul 2 dini hari, mereka sudah mulai bergerak. Hingga kini, mereka tidak pernah berhenti. Kita melihat seorang lansia yang mengungkapkan rasa syukurnya karena insan Tzu Chi yang pertama kali datang mengantarkan makanan hangat untuknya.

“Nasi kotak yang pertama kali saya terima adalah nasi dari Tzu Chi. Terima kasih. Saya sangat terharu hingga menangis saat memakannya. Saat saya menemui kesulitan, ada insan Tzu Chi yang datang membantu. Saya sangat berterima kasih kepada para relawan yang telah mengantarkan makanan meski di tengah angin kencang dan cuaca hujan,” ungkap Nenek Chen sambil terus mengucapkan terima kasih.

”Banyak orang berkata Tzu Chi hanya membantu negara lain. Saat sering mendengar kabar seperti itu, mungkin saya juga terpengaruh, tetapi saya sendiri telah merasakan bahwa Tzu Chi-lah yang membantu paling lama dan juga dengan sikap yang baik,” kata Nona Huang, seorang warga.

“Insan Tzu Chi mampir ke rumah saya minimal dua kali dalam sehari. Setelah kalian datang dua kali, kita mulai berbincang dan saling mengenal. Saat berbincang dengan kalian, saya merasa batin saya memiliki sandaran. Saat berbincang dengan kalian, saya tidak lagi merasa sendirian, karena kita sudah saling kenal. Kalian semua sangat baik dan ramah. Karena itu, saat melihat kalian, saya sangat bersyukur,” ujar Yang Zuo-xiu.


Pendampingan panjang selama berhari-hari ini sungguh membuat orang tersentuh. Dalam dua atau tiga hari ini, penyaluran bantuan tahap pertama akan berakhir. Menurut hasil survei, ada lebih dari 3.000 keluarga yang akan kita berikan bantuan lanjutan sesuai tingkat kerusakan berat, sedang, atau ringan. Saat mengantarkan dana solidaritas ini, kita juga berusaha memahami kondisi ekonomi mereka. Meski rumahnya hanya mengalami kerusakan sedang, jika keluarga itu mengalami kesulitan ekonomi, kita juga akan memberi dana yang lebih.

Kita memberikan ruang gerak yang fleksibel agar para relawan dapat membagikan dana solidaritas sesuai kebutuhan setiap keluarga. Jadi, selama dua hingga tiga hari ini, insan Tzu Chi membagikan dana solidaritas sesuai dengan kebutuhan setiap keluarga. Di dalam masyarakat, jika setiap orang dapat membangkitkan cinta kasih dan saling menolong, maka segala kesulitan akan dapat diatasi.

Contohnya, ada seorang kakek yang kondisi kehidupannya tidak begitu baik. Dia bertahan hidup dengan mengumpulkan barang daur ulang. “Untuk musibah kali ini, saya ingin menyumbang 10.000 dolar NT (Rp4 juta) karena saya sendiri juga ketakutan,” cerita Kakek Lin Suan. “Ketakutan?” relawan Tzu Chi bertanya heran. “Ya. Sekarang, jika ada bunyi ember jatuh atau suara petir, saya masih merasa takut,” jelasnya. “Ya, masih trauma. Anda mau mendonasikan hasil penjualan barang daur ulang Anda. Penghasilan Anda hanya 100 dolar per hari, tetapi Anda mau menyumbangkan uang yang sudah lama Anda tabung. Anda sungguh orang yang penuh berkah,” kata relawan padanya.

Untuk mengumpulkan 10.000 dolar, dia membutuhkan waktu tiga sampai empat bulan. Dia sangat gembira. Insan Tzu Chi juga membawakannya cendera mata dan alat pemutar music yang berisi lagu Sutra Makna Tanpa Batas beserta buku liriknya agar dia bisa membaca sambil mendengarnya. Inilah yang disebut melenyapkan penderitaan, lalu membabarkan Dharma. Kita berharap dia dapat terus mendengarnya agar rasa takutnya terobati oleh ajaran Buddha. Dia sangat gembira. Lihatlah, dia tidak banyak menuntut dan dapat mengenal rasa puas. Kini, insan Tzu Chi juga mengunjunginya secara berkala. Mereka juga mengantarkan kue bulan kepadanya. Kue bulan ini dibuat oleh para staf RS Tzu Chi Taichung yang dipimpin oleh Kepala RS Chien dengan menggunakan gandum yang ditanam sendiri.


Tahun ini, kebetulan gandum ini dapat dipanen dan digiling menjadi tepung. Gandum itu selesai digiling bertepatan dengan penyaluran bantuan di Kaohsiung. Berhubung Festival Kue Bulan juga sudah dekat, maka Kepala RS Chien mengusulkan agar kita membuat kue bulan untuk dibagikan kepada warga. Kue bulan ini murni buatan tangan, terbuat dari gandum yang ditanam sendiri.

Para dokter, perawat, dan para staf rumah sakitlah yang membuatnya. Kue bulan ini aman dikonsumsi lansia karena rendah kalori. Bentuknya juga kecil-kecil. Jadi, mereka mengirimkan 12.000 butir kue bulan ke Kaohsiung. Semua ini mengandung kekuatan cinta kasih. Karena itu, kue bulan ini tentu terasa berbeda dari yang biasa kita beli. Jadi, dengan dibagikannya alat pemutar musik, kue bulan, dan dana solidaritas, menandakan bahwa penyaluran bantuan kita sudah berlangsung hampir satu bulan dan akan segera berakhir, tetapi setelah itu masih ada bantuan jangka panjang. Warga yang harus kita perhatikan masih banyak.

Singkat kata, semua ini membutuhkan kekuatan cinta kasih dari masyarakat. Kekuatan sebagian kecil orang tidak akan mampu menyelesaikan semuanya. Yang terpenting adalah semua orang dapat menyatukan hati dan menghimpun sedikit demi sedikit kekuatan hingga menjadi kekuatan yang besar. Terlebih lagi, kini banyak orang yang bersumbangsih sepenuh hati dan sekuat tenaga tanpa henti. Kekuatan cinta kasih ini sangat besar. Karena itu, saya sering mengatakan bahwa butiran padi dapat memenuhi lumbung, tetesan air dapat membentuk sungai. Dengan pandangan seperti ini, setiap orang memiliki andil untuk bersama-sama memikul tanggung jawab atas dunia. Setiap orang dapat menyumbangkan sedikit kekuatan.

Akhir kata, kekuatan ini sangat indah. Kebenaran, kebajikan, dan keindahan ini berasal dari ketulusan hati setiap orang yang telah membangkitkan cinta kasihnya. Dengan menghimpun kekuatan bersama, bukankah kita dapat menciptakan kehidupan yang bajik dan indah? Intinya, kekuatan kebenaran, kebajikan, dan keindahan ini sungguh sangat mengagumkan.

 

Insan Tzu Chi membagikan dana solidaritas

Para staf rumah sakit membuat kue bulan dengan penuh cinta kasih

Benih kebajikan terus berkembang

Menjadi sandaran yang damai bagi semua makhluk

 

Sumber: Lentera Kehidupan  - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Karlena, Marlina

Ditayangkan tanggal 1 September 2014.

Cinta kasih tidak akan berkurang karena dibagikan, malah sebaliknya akan semakin tumbuh berkembang karena diteruskan kepada orang lain.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -