Mengubah Kesesatan Menjadi Kesadaran dan Menyebarkan Cinta Kasih

Kehidupan manusia penuh penderitaan. Buddha berkata tentang hukum sebab akibat. Jalinan jodoh terjalin lewat interaksi antarmanusia. Perasaan cinta, benci, dan dendam terus membelenggu tanpa henti. Akibatnya, dunia ini menjadi seperti yang kita lihat sekarang ini, yakni penuh pergolakan. Banyak orang yang pada awalnya tidak saling kenal, tetapi saat perasaan cinta atau benci timbul, mereka mulai saling melukai. Inilah kondisi masyarakat masa kini, sungguh memprihatinkan. 

Baru-baru ini, tersiar berita tentang dua orang yang mulanya tidak saling kenal. Mereka berkenalan lewat media sosial. Mereka lalu melanjutkan hubungan yang diawali dari dunia maya itu hingga akhirnya timbul masalah yang berakibat pada pembunuhan. Jadi, di dalam dunia yang penuh kekeruhan ini, kita membutuhkan aliran jernih, yaitu Dharma. Saya sering berkata bahwa Dharma bagaikan air. Kita membutuhkan Dharma yang jernih. Dalam hubungan antarmanusia, adanya cinta kasih berkesadaran yang murni bagai air itu membuat orang-orang yang menderita dapat terbebas dari penderitaannya serta dapat membersihkan kegelapan dan noda batin sehingga batin semua orang kembali murni. 

Sama seperti pada lingkungan kita, dibutuhkan air untuk membersihkan kotoran sehingga barang-barang yang tadinya kotor dapat bersih kembali. Hubungan antarmanusia pun akan penuh kebahagiaan dan keharmonisan dengan adanya sebuah lingkungan yang baik. Setiap negara membutuhkan hal ini agar rakyatnya dapat hidup harmonis dan saling mengasihi. Ini sangatlah penting. Agar dunia dipenuhi ketenteraman, dibutuhkan satu hal, yaitu keharmonisan. Jika semua orang dapat  bekerja sama dengan harmonis, maka masyarakat akan hidup tenteram. Namun, kini dunia diliputi Lima Kekeruhan yang membawa ketidakselarasan alam.

 

Kehidupan tidaklah kekal, bumi pun bersifat rentan. Setelah suatu bencana terjadi, dibutuhkan uluran cinta kasih banyak orang. Kita bisa melihat pemandangan yang penuh kehangatan. Rumah rakitan sementara di Filipina telah mulai didirikan. Insan Tzu Chi dari Taiwan, termasuk para anggota komite dan Tzu Cheng, kini telah berada di sana untuk membantu. Baik di tengah cuaca hujan maupun di bawah terik matahari, mereka tidak pernah menyia-nyiakan waktu. Semoga rumah rakitan sementara itu dapat tahan terhadap badai dan hujan. Material rumah rakitan itu sangat kuat. Kecuali datang topan berkekuatan sangat tinggi, daya tahan rumah rakitan itu sangat baik.

Lihatlah, mereka sudah mulai bekerja. Dengan begitu, para warga akan segera memiliki tempat untuk tinggal. Semua ini terwujud berkat kerja sama yang harmonis dari banyak orang. Kerja sama membuat segala hal berjalan lancar. Jika satu orang rela mengulurkan tangan, dia dapat membantu satu orang untuk bangkit. Bukankah interaksi antarmanusia seperti ini sangat indah? Melihat kesungguhan hati mereka, saya merasa sangat tersentuh. 

Hal lain yang juga sangat menyentuh ada di Rumah Sakit Fuding. Jalinan jodoh kita dengan RS Fuding sudah berlangsung selama 15 tahun. Gedung yang kita bangun untuk mereka juga sudah beroperasi selama 15 tahun. Jalinan kasih ini sangat kental, karena sejak di bawah kepemimpinan dr. Ji sampai dr. Li saat ini, para dokter dan perawat di sana sungguh penuh semangat budaya humanis. Mereka tidak hanya menjalankan profesi, tetapi juga mengembangkan cinta kasih dengan penuh semangat misi. Selain mengobati penyakit fisik, mereka juga mengobati batin pasien dengan penuh perhatian. Mereka bukan hanya memeriksa penyakit, melainkan juga memperhatikan pasien dengan penuh semangat budaya humanis. 

Mereka juga sering memberi pelayanan kesehatan di pedalaman bersama insan Tzu Chi. Semua yang mereka lakukan ini sama dengan yang dilakukan RS Tzu Chi di Taiwan. Budaya humanis misi kesehatan Tzu Chi dapat mereka jalankan dengan baik di sana. Kini RS Fuding sudah berkembang dan diperluas. Berkat adanya budaya humanis, reputasi mereka pun menjadi baik. Pemerintah setempat pun memuji mereka dan menyediakan sebidang lahan untuk perluasan rumah sakit. Kabarnya, mereka akan membangun gedung baru yang dilengkapi dengan fasilitas bermutu tinggi dan membuat mereka menjadi RS berskala besar.

 

Saya juga berterima kasih  kepada insan Tzu Chi setempat yang jumlahnya mencapai ratusan. Setiap hari, lebih dari seratus orang menjadi relawan di rumah sakit itu. Para staf RS dan relawan sangat berdedikasi. Setiap departemen di rumah sakit itu sungguh menerapkan budaya humanis Tzu Chi dengan sangat baik. Saya sungguh tersentuh melihatnya. Kita juga telah melihat gambar-gambar gedung baru RS Fuding yang sangat modern. Semua ini terwujud berkat usaha semua orang. Semua orang yang saya maksud mencakup kepala rumah sakit hingga seluruh staf rumah sakityang telah bersumbangsih dengan bersatu hati, harmonis, saling mengasihi, dan gotong royong. Kini kita telah melihat buahnya. Pemerintah setempat juga sangat mendukung. 

Rumah sakit ini sungguh indah dan penuh harapan. Dengan tulus saya berharap Tzu Chi dan RS Fuding dapat terus bekerja sama dengan lebih erat dan harmonis. Saya juga ingin mendoakan dan berterima kasih kepada para dokter di RS Fuding. Dibawah kepemimpinan Kepala RS Li, mereka membantu insan Tzu Chi setempat merawat banyak keluarga merawat banyak keluarga yang berpenghasilan rendah. Para dokter turut memberi perhatian bersama insan Tzu Chi. Untuk itu, saya menyampaikan  terima kasih yang tulus. Tentu, kita harus terus bekerja sama hingga selamanya demi melayani masyarakat. Inilah harapan terbesar saya. Saya juga dengan tulus mendoakan semoga budaya humanis di RS Fuding dapat semakin kokoh dan menjadi teladan bagi dunia medis. Saya mendoakannya dengan tulus.

 

Cinta dan benci membelenggu manusia

Mengubah kesesatan menjadi kesadaran dan melenyapkan noda batin

Mengerahkan kekuatan untuk membangun rumah rakitan sementara

RS Fuding dan Tzu Chi bekerja sama menyebarkan budaya humanis

 

Sumber: Lentera Kehidupan  - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Karlena, Marlina

Ditayangkan tanggal 28 September 2014.

 

Hakikat terpenting dari pendidikan adalah mewariskan cinta kasih dan hati yang penuh rasa syukur dari satu generasi ke generasi berikutnya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -