Menjadi Penyelamat Pasien dengan Hati yang Paling Tulus
Dalam Laporan departemen Medis tanggal 4 Desember 2014, Radiolog laboratorium kateterisasi jantung Rs Tzu Chi Taipei, Zhong Qing-hua memberikan sharingnya kepada para peserta dan Master Cheng Yen.
“Pertama-tama, saya ingin berterima kasih kepada Master karena telah memberi laboratorium kateterisasi jantung yang ke-3 kepada kami. Dengan adanya laboratorium ke-3 ini, tim kami akan lebih mampu untuk bersumbangsih demi lebih banyak pasien. Beberapa hari lagi, tim kami akan menyelamatkan kaki pasien yang keseribu dari amputasi. Seribu kaki pasien ini mewakili peluh dan air mata tim kami. Seribu kaki pasien ini juga sebuah pancapaian yang cemerlang. Mengobati penyakit vaskular peripheral merupakan sebuah perjalanan yang sepi, panjang, dan menderita karena operasi memakan waktu yang sangat lama,” ucap Zhong Qing-Hua.
Zhong Qing-Hua masih ingat, suatu kali, dirinya dan dr. Wu masuk ke ruang operasi sekitar pukul 8 pagi dengan memakai pakaian berbahan timbale dan saat mereka keluar dari ruang operasi, waktu sudah menunjukkan pukul 10.30 malam. Operasi berlangsung selama lebih dari 12 jam.
Karena waktu kerja yang begitu panjang, pada tahun lalu (2013), kesehatannya mulai memburuk. Akibat selama lebih dari 20 tahun ini, dirinya selalu memakai pakaian berbahan timbal dalam jangka waktu panjang, leher dan tulang belakangnya mulai bermasalah. Pada saat bertugas, ia harus berdiri seharian pada pagi hari dan bersiaga di samping telepon pada malam hari. Begitu ada panggilan dari UGD, ia harus segera kembali ke rumah sakit untuk menyelamatkan nyawa pasien. Keluarganya juga terus berselisih dengan dirinya. Mereka ingin ia mengundurkan diri dari pekerjaan ini, tetapi ia tidak tega melakukannya karena ia melihat bahwa di dalam tim mereka ada orang yang lebih bekerja keras dan lebih lelah dari dirinya, tetapi mereka tetap bersiteguh pada posisi mereka dan tidak menyerah.
Mereka adalah Kepala departemen, Huang Hsuan-li, dan dr. Wu Tien-yu. dr. Wu sering bekerja dari pagi hari hingga tengah malam. Pada malam hari, pakaian berbahan timbal yang berat membuatnya tidak sanggup berdiri. Beliau harus berjongkok untuk menjalankan operasi. Demikian juga dengan dr. Huang. Beliau sering merenungkan bagaimana membimbing tim mereka hingga ke tingkat yang lebih tinggi, lebih baik, dan dapat menuju jenjang internasional. Lehernya juga sama, sering terasa sakit sehingga tidak bisa tidur. Tubuhnya juga sama dengan dr. Wu, sering kelelahan hingga tidak sanggup berdiri. Namun, demi tim, beliau terus berusaha dan berjuang.
“Hari ini, di sini, saya bisa dengan bangga berkata kepada Master bahwa kami tidak mengecewakan Master. Tim pengobatan penyakit vaskular peripheral yang dipimpin oleh dr. Huang benar-benar sangat unggul. Sering ada dokter dari dalam dan luar negeri yang belajar ke pusat pengobatan kami. Kami tidak mengecewakan Master. Asalkan kami masih mampu berdiri dan belum tumbang, kami pasti akan menjaga tekad awal kami untuk terus bersumbangsih bagi orang yang membutuhkan,” sharing Zhong Qing-Hua.
Kita telah mendengar bahwa kaki yang kalian selamatkan tanpa perlu diamputasi telah hampir mencapai seribu kaki. Ini semua merupakan sumbangsih para dokter kita yang penuh kesungguhan hati dan cinta kasih. Ini sungguh menyentuh.
Karena itu, saya selalu mengatakan bahwa saya sangat menghormati dan berterima kasih kepada para dokter. Para dokter sangat bekerja keras. Saya memiliki sebuah harapan yang hingga kini masih belum tercapai, yakni tentang pakaian berbahan timbal yang begitu berat saat dipakai. Saya pernah masuk ke ruangan operasi dan mencoba mengangkatnya. Saya merasa sangat tidak sampai hati. Pakaian berbahan timbal itu sangat berat. Kita masih terus berusaha membuat pakaian pelindung yang lebih ringan. Jika kita bisa berhasil membuatnya, saya yakin dapat mengurangi beban tubuh kalian akibat pakaian yang berat itu. Inilah yang terus saya usahakan hingga kini. Saya sungguh merasa tidak sampai hati. Kalian harus memakai pakaian itu selama berjam-jam.
Melihat parahnya penyumbatan pembuluh darah, kita bisa membayangkan berapa lamanya waktu yang dibutuhkan untuk menjalankan operasi. Melihat kalian berkonsentrasi penuh dalam menjalankan operasi, saya sungguh sangat kagum kepada kalian. Saya juga sangat tersentuh. Saya sangat terharu melihat para staf medis kita memiliki kasih sayang yang penuh ketulusan dan saling memuji. Saya merasa dengan memiliki hubungan seperti ini, kalian pasti merupakan tim yang sangat baik. Tentu saja, kalian telah bekerja keras.
Namun, kalian telah menjadi penyelamat bagi kehidupan banyak orang. Para dokter, perawat, apoteker, teknisi laboratorium, dan yang lainnya dalam tim medis, semuanya sangat bekerja keras. Contohnya dalam transplantasi jantung. Lihatlah, dalam transplantasi jantung, persentase penolakan jantung sangat tinggi. Selain itu, untuk menyelamatkan nyawa satu orang, dibutuhkan kerja sama tim dari tujuh hingga delapan departemen.
Kalian juga harus mengambil jantung yang didonorkan dan melakukan transplantasi jantung pada pasien. Lihatlah kasus yang sangat sulit dari seorang pasien yang persentase penolakannya sangat tinggi ini. Karena tim medis kita melakukannya dengan hati yang paling tulus, operasi yang sulit itu pun berhasil. Ini semua berkat ketulusan dan cinta kasih dari setiap orang. Saya sangat berterima kasih kepada seluruh tim dan setiap staf medis kita atas kesungguhan hati dan cinta kasih kalian yang telah bersumbangsih dengan sekuat tenaga untuk menyelamatkan nyawa pasien.
Bukankah Sutra Makna Tanpa Batas juga mengulas tentang hal ini? Isi Sutra mengulas tentang para dokter yang dapat mendiagnosis penyakit dan memberikan obat yang tepat untuk mengobati penyakit. Isi Sutra juga memuji para dokter untuk menyelamatkan nyawa pasien dan memiliki hati Bodhisatwa. Tanpa memedulikan ketidaknyamanan pribadi, mereka mendedikasikan diri untuk mengobati penyakit dan meringankan penderitaan pasien. Ini semua pernah diulas di dalam Sutra.
Dari sini kita bisa melihat bahwa dokter sungguh dapat menghilangkan penderitaan pasien. Pahala kalian sungguh tak terhingga. Dapat bekerja di RS Tzu Chi, saya yakin, selelah apa pun, kalian pasti bisa merasakan kepuasan batin. Dengan saling menyemangati, kekuatan cinta kasih kalian juga akan semakin meningkat. Dapat menjadi penyelamat dan bersumbangsih bagi orang lain, nilai kehidupan kita juga akan jauh meningkat. Kalian dapat mendedikasikan diri seperti ini juga berkat dukungan keluarga kalian.
Sesungguhnya, para dokter dan perawat serta staf medis lainnya di rumah sakit harus selalu bersiaga baik siang maupaun malam karena mereka tidak tahu kapan pasien akan sakit dan dilarikan ke rumah sakit. Kehidupan dapat berakhir dalam satu embusan napas, kita harus memanfaatkan setiap detik untuk menyelamatkannya. Tenaga medis tidak memiliki waktu kerja yang tetap seperti profesi yang lain.
Kini, banyak orang yang sangat memperhatikan kualitas hidup dan kebersamaan keluarga. Namun, tenaga medis adalah penyelamat bagi masyarakat yang harus melindungi nyawa dan kesehatan para pasien dengan penuh cinta kasih. Karena itu, keluarga mereka harus sangat mendukung mereka, barulah para dokter dan perawat dapat berjuang menyelamatkan nyawa pasien dengan tenang di garis terdepan. Kita sungguh harus merasa bersyukur.
Saya sangat berterima kasih kepada keluarga dari para dokter, perawat, dan seluruh staf medis kita. Sungguh, kita merasa sangat bersyukur.Dalam menjalankan misi kesehatan kita, jika tidak ada kesatuan hati dari setiap orang dan dukungan dari setiap anggota keluarga, maka perjalanan ini pasti sangat sulit. Dengan adanya dukungan dari keluarga, kalian juga dapat bekerja dengan bahagia.
Sesungguhnya, pekerjaan yang dilakukan sama, tetapi yang dirasakan batin kita berbeda. Dapat bersumbangsih bagi orang lain adalah kebahagiaan. Meski bersumbangsih dapat membuat fisik kita lelah, tetapi jika kita melakukannya dengan sukarela, maka kita akan merasa bahagia.
Singkat kata, para dokter seharusnya dihormati dan para perawat juga seharusnya dihargai. Seluruh staf medis, baik dokter, apoteker, teknisi laboratorium, teknisi medis, maupun yang lainnya, tidak boleh kurang satu pun. Karena itu, seluruh tenaga medis hendaknya dihormati oleh seluruh masyarakat. Kita juga harus menunjukkan kepada orang-orang bahwa kita pantas dihormati. Dengan menjadikan diri sendiri sebagai teladan, saya yakin masyarakat pasti bisa melihatnya.
Dokter Tzu Chi berkonsentrasi penuh mengobati penyakit
Menjadi penyelamat dan menghilangkan penderitaan pasien dengan ketulusan
Menghimpun kekuatan cinta kasih dan kebajikan
Saling mendukung, berterima kasih, dan saling menghormat