Menjadi Teladan dan Menjalankan Ikrar Agung
Kanada dikenal sebagai surga dunia. Masyarakat setempat hidup tertib, aman, dan tenteram. Jadi, yang insan Tzu Chi lakukan di sana adalah menyucikan hati manusia. Jika masyarakat yang harmonis bisa mendalami Dharma dan prinsip kebenaran di dunia, maka kebijaksanaan mereka akan bertumbuh. Hubungan antara insan Tzu Chi dengan pemerintah serta masyarakat setempat sangat harmonis. Insan Tzu Chi telah menjadi imigran teladan di sana. Saat akan diadakan upacara pengambilan sumpah bagi warga negara baru, insan Tzu Chi selalu diundang untuk menjadi saksi. Mereka diundang sebagai imigran teladan untuk menyampaikan sepatah dua patah kata. Kita juga bisa melihat upacara pengambilan sumpah bagi warga negara baru yang diadakan di Aula Jing Si.
Dengan sangat tertib, para imigran datang untuk menghadiri upacara pengambilan sumpah. Ini menunjukkan bahwa insan Tzu Chi setempat telah memperoleh pengakuan dari Departemen Kewarganegaraan dan Imigrasi Kanada. Dengan mengadakan upacara pengambilan sumpah di sini, saya rasa kita telah menonjolkan salah satu kekuatan besar warga negara kita, yakni rela bersumbangsih semampu kita tanpa digaji dan tanpa pamrih. Mereka telah diakui bahwa mereka telah melakukan hal yang benar. Kemarin, laporan para relawan terdengar penuh keharmonisan. Jadi, ketulusan jalinan kasih sayang dapat membawa kebaikan bagi dunia. Sungguh, kita bisa merasakan suasana yang harmonis.
Para imigran yang berasal dari 40 negara lebih dengan suku dan agama yang berbeda-beda berkumpul bersama di ruang kebaktian Aula Jing Si untuk menghadiri upacara pengambilan sumpah. Para imigran dari 40 negara lebih dengan suku dan agama yang berbeda-beda menghadiri upacara pengambilan sumpah dengan gembira. Ini sungguh tidak mudah. Semua orang merasa sangat gembira melihat suasana yang harmonis di sana. Kita juga bisa melihat insan Tzu Chi Malaysia yang bersatu hati untuk menyebarkan cinta kasih ke seluruh Malaysia.
Hari ini, berkat jalinan jodoh yang istimewa, kami berdua bisa berdiri bersama di sini. Kami bukan saudara kembar. Saya memiliki lingkaran hitam pada mata saya, sedangkan dia tidak. Akan tetapi, hati kami selalu bersatu. Ini yang disebut insan Tzu Chi Malaysia bersatu hati untuk menyebarkan cinta kasih ke seluruh Malaysia. Hari ini, kami menyampaikan satu laporan untuk pencapaian seluruh Tzu Chi Malaysia," ucap relawan Malaysia.
Laporan mereka kemarin memang berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Dahulu, mereka hanya memberikan laporan tentang hasil kerja di wilayah mereka masing-masing. Namun, laporan kemarin berbeda dengan dahulu. Mereka bersama-sama memberikan laporan. Jadi, kita bisa melihat mereka mengemban misi amal, kesehatan, pendidikan, dan budaya humanis di sana.
Lihatlah ketulusan jalinan kasih sayang di antara mereka. Kemarin, mereka telah menjadi pendidikan moral yang nyata untuk menciptakan masyarakat yang penuh berkah. Dunia seperti ini adalah dunia yang paling penuh berkah. Melihat pencapaian mereka, saya juga sangat tersentuh. Mereka juga sangat tekun dan bersemangat dalam mengikuti ceramah pagi.
Ada dua orang penyadap karet yang harus berangkat sekitar pukul 1 dini hari untuk menyadap getah karet karena jika terkena sinar matahari, getah karet akan menggumpal. Jadi, mereka harus menyadap getah karet di tengah malam. Namun, seperti insan Tzu Chi Taiwan, mereka juga berusaha mengikuti ceramah pagi.
Mereka sungguh sangat tekun dan bersemangat. Setelah mengikuti ceramah pagi, seorang relawan lain juga mengajak ibunya untuk mengikuti ceramah pagi. Sang ibu juga mengajak temannya. Lihatlah, para Bodhisatwa lansia juga membantu membuka pintu, menyusun kursi, dan lain-lain. Lihat, inilah ketulusan jalinan kasih sayang dan pendidikan moral yang nyata. Mereka mempraktikkan Dharma serta sangat tekun dan bersemangat. Apakah sulit untuk menjalankan Enam Paramita dan puluhan ribu praktik? Sama sekali tidak sulit.
Insan Tzu Chi Malaysia juga melakukan daur ulang dengan sangat baik. Lihatlah sebuah pulau di Malaysia yang merupakan sebuah objek wisata. Lihatlah, insan Tzu Chi mengubah sebuah tempat yang bobrok menjadi posko daur ulang yang sangat rapi. Banyak rombongan yang pergi ke pulau itu bukan untuk berwisata, melainkan untuk mempelajari konsep daur ulang. Inilah potensi yang dikembangkan insan Tzu Chi. Mereka membeli sebuah tempat yang penuh tumpukan sampah untuk menyosialisasikan konsep daur ulang dan mengajak warga setempat melakukannya. Awalnya, warga setempat enggan melakukannya karena mereka merasa bahwa sampah-sampah itu bukan dibuang oleh mereka. Jadi, itu tak ada hubungannya dengan mereka.
Akan tetapi, ada seorang relawan kita yang pergi ke sana untuk membimbing mereka, menjelaskan masalah sampah, dan apa yang harus dilakukan untuk menjaga bumi. Karena itu, mereka mulai terinspirasi. Lihatlah, betapa rapinya pekerjaan mereka. Posko daur ulang ini telah menjadi tempat bagi banyak orang untuk mempelajari konsep pelestarian lingkungan. Ini semua berkat kesungguhan hati dan cinta kasih para relawan kita. Ada pula seorang anggota Tzu Cheng yang memiliki perusahaan kapal. Dia mengemudikan kapalnya ke pulau tiga kali sebulan untuk membantu mengangkut barang daur ulang. Lihatlah susunan barang daur ulang yang begitu bersih dan rapi. Ini sungguh pantas dipuji.
Insan Tzu Chi juga membimbing orang yang berjalan menyimpang untuk menjadi Bodhisatwa lewat kegiatan daur ulang. Relawan Tzu Chi sungguh mempraktikkan Dharma di dunia. Saya sangat tersentuh mendengarnya. Terlebih lagi pascabanjir di Malaysia, setiap orang bekerja sama dengan harmonis. Seluruh insan Tzu Chi Malaysia bersatu hati dan memanfaatkan jalinan jodoh tersebut untuk memutar roda Dharma. Ini sungguh membuat orang merasa tersentuh.
"Murid Jing Si dari seluruh Malaysia berikrar di hadapan Master dengan hati yang paling tulus. Kami akan besatu hati untuk mengemban misi, bersatu hati untuk mempraktikkan Dharma. Maju! Maju! Maju!" ucap relawan Malaysia. Mereka telah melihat harapan saya. Kita juga bisa melihat harapan besar bagi setiap orang di Malaysia. Insan Tzu Chi Malaysia telah bersatu hati untuk menyebarkan cinta kasih ke seluruh Malaysia.
Singkat kata, kita harus mempraktikkan Dharma dalam keseharian dan bersumbangsih sebagai Bodhisatwa dunia. Dapat bersumbangsih seperti ini, sungguh tidak mudah. Jadi, kita yang berada di Taiwan hendaknya sungguh-sungguh melenyapkan jaring kegelapan dan noda batin. Tzu Chi berawal dari Taiwan. Jadi, kita hendaknya lebih memahami bagaimana sumbangsih Tzu Chi di seluruh dunia. Kita juga hendaknya mengenal lebih banyak Bodhisatwa dunia.
Insan Tzu Chi menjadi saksi dalam upacara pengambilan sumpah warga negara baru di Kanada
Menjadi imigran teladan dan menggarap ladang berkah
Seluruh insan Tzu Chi Malaysia bersatu hati untuk menjalankan ikrar agung
Melenyapkan kegelapan batin dengan Dharma
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 21 April 2015