Menjaga Kebersihan Barang Daur Ulang Mulai dari Sumbernya

“Master, saya juga mengikuti bedah buku. Sedikit banyak, saya telah menumbuhkan kebijaksanaan. Kami sangat senang belajar bersama. Di posko daur ulang, setiap orang melakukan daur ulang dengan penuh sukacita. Setiap hari, kami berkumpul di sana dan merasa sangat gembira. Semua orang bersukacita. Kami dapat menjual barang daur ulang tersebut dan menggunakan uangnya untuk menolong orang. Dapat melakukan sedikit kebaikan dan menyumbangkan cinta kasih, kami sangat gembira. Terima kasih,” demikian sharing dari Liu Bi-luan, relawan daur ulang, seorang Bodhisatwa lansia.

Bodhisatwa yang berusia 92 tahun ini sungguh membuat saya tersentuh. Begitu pula dengan Bodhisatwa yang berusia lebih dari 80 tahun. Mereka selalu pergi ke pasar dan area pertokoan untuk mengumpulkan kantong plastik. Dengan mengumpulkannya, maka kantong-kantong plastik itu tidak bertebaran ke mana-mana, tidak menyumbat saluran air, juga tidak tertimbun di dalam tanah sehingga tanah tidak bisa bernapas.

Melakukan daur ulang sungguh dapat menyelamatkan bumi ini. Jika sampah-sampah itu tertimbun di dalam tanah, maka ia tak dapat terurai meski sudah ratusan atau ribuan tahun. Jika sampah plastik yang tak dapat terurai ini terus tertanam di dalam tanah, maka tekstur tanah akan rusak. Kita harus menjaga kesuburan tanah. Jika tanah di bumi ini subur, maka kita bisa menanam tanaman pangan. Jika tanah di bumi ini subur, maka kita yang hidup di bumi ini juga akan sehat. Jadi, kita melakukan daur ulang untuk melindungi bumi agar sampah yang tidak dapat terurai itu tidak terus tertimbun di dalam tanah dan menyebabkan tanah tidak bisa menyerap oksigen. Jika tanah tidak bisa bernapas, maka bumi ini akan rusak dengan cepat. Yang kita lakukan sekarang adalah untuk menyelamatkan bumi.

Tujuan kita melakukan daur ulang adalah untuk menyelamatkan bumi. Menyelamatkan bumi berarti menyelamatkan umat manusia. Jadi, saya sering mengatakan bahwa Bodhisatwa daur ulang sungguh telah menciptakan pahala yang tak terbatas, khususnya Bodhisatwa lansia kita. Mereka tidak pernah pensiun. Kita semua harus berpikir seperti ini. Jangan pernah pensiun untuk berkontribusi. Jika pensiun, maka kita akan “berhenti”. Apa yang “berhenti”? Kehidupan kita. “Berhenti” yang dimaksud adalah tak lagi memiliki kehidupan. Kita dapat melihat para Bodhisatwa lansia yang berusia 90-an tahun dan berusia 80-an tahun itu, semuanya masih begitu energik. Saya juga mendengar bahwa di Posko Daur Ulang Nanpu, para relawan mengambil pegas yang ada di dalam matras dan menyusunnya secara berjajar untuk dijadikan pagar yang memiliki ventilasi yang baik serta dapat menjaga keamanan. Pagar ini sangatlah unik.

Selain melakukan daur ulang, di dalam posko daur ulang itu juga terdapat banyak kata-kata baik yang ditulis dengan cantik. Lihatlah, dinding dapat membabarkan Dharma, langit-langit pun juga membabarkan Dharma. Selain menyayangi bumi, kita juga harus melindungi sumber daya air. Lihatlah, di dalam laporan, saya mendengar bahwa mereka juga membuat waduk bawah tanah dan menggunakan pompa untuk memompa air ke atas.  Mereka sungguh bijaksana.

Di posko daur ulang itu, setiap relawan sungguh mengembangkan berkah dan kebijaksanaan secara bersamaan. Di sana juga ada dua orang relawan yang sangat sukses dalam karier mereka. Setelah pensiun dari pekerjaan mereka sebagai pegawai pemerintah, mereka tetap tidak menyia-nyiakan waktu dengan terjun melakukan daur ulang. Mereka berdua sangat bertalenta. Kehidupan seperti ini sunguh bermakna. Setiap detik mereka mengembangkan nilai kehidupan mereka untuk menjadi penyelamat bumi ini, membantu menyegarkan udara, dan mengajarkan daur ulang kepada banyak orang. Ini sungguh tidak mudah.

Kini kita juga terus mengimbau masyarakat untuk menjaga kebersihan barang daur ulang mulai dari sumbernya. Kita harus mensosialisasikan hal ini kepada setiap keluarga dan meminta mereka untuk memisahkan sampah ke tempat yang berbeda-beda. Sampah yang bersih kita pisahkan. Sampah yang kurang bersih juga kita pisahkan. Sampah yang tidak bersih kita pisahkan. Sampah yang berminyak dan kotor juga kita pisahkan ke tempat yang berbeda. Dengan demikian, ketika barang daur ulang dikumpulkan, para Bodhisatwa daur ulang dapat memilahnya dengan lebih mudah. Mereka tak perlu lagi memisahkan sampah bersih dan sampah kotor yang tercampur. Kita tidak perlu menghabiskan banyak waktu untuk memilahnya dengan sangat teliti. Selain itu, baunya juga tidak sedap.

Saya sungguh tak tega melihat kalian berada di tumpukan sampah sepanjang hari untuk melakukan daur ulang. Meski kalian melakukannya dengan penuh sukacita, tetapi saya tetap merasa tidak tega. Jadi, saya selalu berharap kita semua bisa melakukan hal ini, yaitu melakukan sosialisasi dan meminta setiap keluarga untuk terlebih dahulu memisahkan barang yang akan dibuang. Dengan demikian, setelah barang daur ulang terkumpul, kita dapat memilahnya dengan mudah dan menghemat pemakaian air. Inilah yang harus kita giatkan kembali di Taiwan.

Saya juga berterima kasih kepada para Bodhisatwa daur ulang yang telah mendukung Da Ai TV. Dengan kemajuan teknologi zaman sekarang, apa yang saya katakan setiap hari dapat disiarkan ke seluruh dunia. Di dunia ini, di mana ada insan Tzu Chi, mereka akan mendengarkan ceramah saya. Jadi, Bodhisatwa sekalian, selain melakukan daur ulang, kita juga harus banyak mendalami Dharma. Jika bisa, datanglah ke tempat pertemuan relawan untuk mendengar Dharma bersama-sama. Dengan demikian, semua orang bisa saling menyemangati.

Namun, jika merasa terlalu pagi dan kesulitan untuk mencari transportasi, maka biar saya yang pergi ke rumah kalian. Sungguh, setiap hari, asalkan kalian bangun pagi dan tepat waktu “membuka  pintu” untuk saya, maka saya akan masuk ke rumah kalian tepat waktu. Namun, jika kalian terlambat “membuka pintu”, maka saya harus menunggu dan berdiri di depan pintu selama beberapa saat. Namun, lebih baik lagi jika kalian “membuka pintu” untuk saya lebih awal agar saya bisa masuk dan beristirahat sejenak sebelum saya memberikan ceramah. Ini juga merupakan sikap bakti kepada saya. Namun, jika kalian terlambat membukakan pintu, maka saya akan menunggu di depan.

Jadi, bangunlah lebih awal di pagi hari agar kalian bisa mendengar ceramah saya tepat pukul 5.30 pagi. Dengan begitu, saat pergi ke posko daur ulang, kalian bisa berbagi dengan sesama, “Apakah kalian mendengarnya?” “Master menceritakan kisah ini pagi tadi.” “Saya telah menyerapnya ke dalam hati.” “Saya akan ceritakan kembali kepada kalian apa yang telah Master ajarkan.” Inilah cara untuk menginspirasi orang lain.

Mendengar Dharma bisa membawa manfaat bagi diri sendiri, juga bisa bermanfaat dan menginspirasi orang lain. Ini merupakan pahala yang tak terbatas. Setelah menyerap Dharma ke dalam hati, kita bisa kembali menggunakan Dharma itu untuk menginspirasi orang lain. Dengan begitu, pertama, hati kita akan menjadi bersih dan bebas dari noda batin. Lalu, kita bisa kembali menggunakan Dharma itu untuk membantu orang lain menghapus noda batin agar hati mereka juga menjadi bersih. Jadi, dengan Dharma, kita bisa melakukan pelestarian batin. Setelah melakukan pelestarian batin, kita bisa melakukan pelestarian lingkungan.

Berkat adanya Da Ai TV, saat saya berbicara di sini, orang-orang di seluruh dunia dapat mendengarnya. Hanya dengan menyalakan TV, mereka sudah dapat mendengarnya. Setelah menyerap Dharma ke dalam hati, kita harus menerapkannya dalam keseharian. Setelah membersihkan “sampah” di dalam hati, kita bisa membersihkan sampah di dunia ini. Sungguh, saya ingin selalu mengatakan terima kasih kepada kalian. Melakukan daur ulang membuat hati kita bebas dari kerisauan. Hal ini sangat baik bagi anak cucu kita. Perbuatan ini sangatlah bijaksana.

Kalian semua adalah Bodhisatwa dunia, Bodhisatwa pelindung bumi, dan Bodhisatwa yang menginspirasi sesama untuk membangkitkan tekad. Kita harus menyadarkan diri sendiri dan orang lain, menginspirasi diri sendiri dan orang lain untuk menapaki Jalan Bodhisatwa. Tentunya, saya percaya kepada kalian. Kita menjadi Bodhisatwa lewat tindakan nyata. Kita sendiri juga yang membuka jalan ini. Kita harus membentangkan jalan ini dengan baik agar orang yang ada di belakang kita dapat berjalan dengan lancar. Inilah semangat Mahayana. Kita semua harus bersungguh hati untuk melangkah di jalan kebenaran ini. Saya berterima kasih kepada Bodhisatwa sekalian.

 

Bodhisatwa daur ulang tekun dan bersemangat melatih diri

Memiliki semangat hidup tinggi dan tidak berhenti melakukan kebajikan

Menggunakan metode terampil untuk membimbing lebih banyak orang

Mensosialisasikan secara luas tindakan menjaga kebersihan barang daur ulang mulai dari sumbernya

 

Link video (teks Mandarin dan Inggris): Ceramah Master Cheng Yen tanggal 23 Juni 2014

Sumber: DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Karlena, Rita, Yuni

Lebih mudah sadar dari kesalahan yang besar; sangat sulit menghilangkan kebiasaan kecil yang buruk.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -