Menjaga Kebersihan Lingkungan dan Ladang Batin
Melihat para relawan daur ulang kita, hati saya dipenuhi oleh sukacita. Hanya melihatnya saja sudah membuat saya gembira. Mengapa saya bisa begitu gembira saat melihat relawan daur ulang kita? Tentu saja karena cinta kasih kalian. Kalian bekerja keras siang dan malam demi melindungi bumi. Bagaimana bisa saya tidak mengasihi kalian? Ini tulus dari lubuk hati saya. Begitu mengulas tentang relawan daur ulang, saya merasakan sukacita dari lubuk hati saya.
Di wilayah Taipei saja, kita memiliki sekitar 9.000 relawan daur ulang. Di seluruh Taiwan, kita memiliki lebih dari 110.000 relawan daur ulang. Semua itu adalah relawan yang sudah dilantik. Setelah bergabung dengan Tzu Chi, mereka tidak hanya melakukan daur ulang, tetapi juga menyucikan hati sendiri. Mereka terus membersihkan noda batin dan mengubah tabiat buruk masa lalu. Karena itu, mereka bisa dilantik menjadi relawan daur ulang.
Selain itu, juga ada banyak relawan daur ulang yang mengikuti pelatihan dan dilantik menjadi anggota Tzu Cheng atau komite. Karena itu, saya sangat bersyukur Para relawan daur ulang kita terus melatih diri di posko daur ulang. Mereka terus berusaha untuk menjadi Bodhisatwa dunia. Selain harus melindungi bumi, mereka juga harus memperhatikan sesama, selalu tekun dan bersemangat, giat mendengar Dharma, dan membuat catatan saat mendengar Dharma. Semua itu sungguh tidak mudah.
Bodhisatwa sekalian, saya ingin berbagi banyak kisah kepada kalian,tetapi sayang sekali waktu kita tidak cukup. Namun, mendengar bahwa kalian begitu tekun dan bersemangat, saya merasa sangat tenang. Saya tidak perlu banyak berkata-kata karena kalian telah menyerap Dharma ke dalam hati. Selain itu, kalian juga telah menerapkan Dharma dalam kehidupan sehari-hari. Setiap orang dari kalian adalah Bodhisatwa dunia. Selain saling mengasihi, kalian juga memiliki kesatuan hati.
Kalian sudah mendengar dari saya bahwa di Malaysia, di setiap Xieli terdapat satu posko daur ulang. Di sini, kalian mendirikan posko daur ulang di dalam sekolah. Ini juga hal yang tidak mudah. Di sekolah, kalian menyosialisasikan konsep menjaga kebersihan dari sumbernya. Di Pingtung, konsep menjaga kebersihan dari sumbernya mendapat dukungan dari wali kota dan para lurah setempat. Karena itu, insan Tzu Chi bisa menyosialisasikan konsep daur ulang dan cara pemilahan barang daur ulang kepada para warga setempat. Kini semua orang telah tahu dengan jelas tentang pemilahan barang daur ulang. Para warga sudah bisa memilah sendiri barang yang akan kita bawa ke posko daur ulang. Ini telah berjalan dengan baik di Pingtung. Inilah yang disebut menjaga kebersihan mulai dari sumbernya.
Saya berharap baik insan Tzu Chi di Xizhi maupun di seluruh Taipei, semuanya bisa melakukannya. Jika kita bisa melakukannya, kita bisa menjadi teladan bagi pihak lain. Taiwan tidak memiliki harta yang berharga selain kebajikan dan cinta kasih para warganya. Daur ulang merupakan harta kekayaan kita yang paling berharga. Bodhisatwa sekalian, saya berterima kasih kepada kalian semua. Saya berharap kita bisa lebih bersungguh hati untuk merekrut lebih banyak relawan dan mengimbau setiap orang menjaga kebersihan mulai dari sumbernya seperti yang dilakukan oleh warga Pingtung. Dengan demikian, saya yakin pekerjaan daur ulang akan jauh lebih ringan. Konsep menjaga kebersihan dari sumbernya juga dapat diterapkan dengan lebih menyeluruh. Saya sangat berterima kasih kepada para relawan daur ulang kita.
Saya juga sangat bersyukur karena kita memiliki Bodhisatwa dunia di seluruh dunia sehingga kita bisa membantu banyak orang di setiap penjuru dunia. Lebih baik membantu orang lain daripada dibantu oleh orang lain. Karena itu, setiap orang harus memiliki tekad. Saya berharap kita dapat hidup aman, tenteram, dan mampu membantu orang lain. Untuk dapat hidup aman dan tenteram, kita harus memiliki hati yang tulus. Kita harus bersumbangsih dengan cinta kasih yang tulus.
Tahun ini, saya ingin kalian semua menjalin kasih sayang yang tulus dengan sesama. Setiap insan Tzu Chi harus bisa melakukannya. Selalu tulus, benar, yakin, dan sungguh-sungguh adalah ikrar insan Tzu Chi. Dalam menghadapi siapa pun atau hal apa pun, setiap insan Tzu Chi harus selalu tulus. Jadi, kita harus menjalin kasih sayang yang tulus dengan sesama. Jika kita bisa melakukannya, maka akan tercipta kebaikan di masyarakat Jika semua orang di dunia ini dapat berinteraksi dengan hati yang tulus, bukankah dunia ini akan harmonis?
Setiap orang hendaknya saling menjadi teladan dan belajar dari yang lebih baik. Jadi, kita semua harus membina diri sendiri, baik dalam perbuatan, ucapan, maupun pikiran. Kita harus selalu bertutur kata baik, melakukan perbuatan baik,dan berpikiran baik. Dengan memiliki pikiran baik, kita akan melakukan perbuatan baik dan akan bertutur kata baik. Kita harus menjaga perbuatan, ucapan, dan pikiran kita agar selalu tulus terhadap sesama dan menciptakan berkah bagi dunia.
Kita harus menjadi teladan bagi orang lain dengan melakukan praktik nyata. Ketulusan, kebenaran, keyakinan, kesungguhan diawali dengan ketulusan dan diakhiri dengan kesungguhan. Jadi, kita harus bersungguh-sungguh memberikan pendidikan moral yang nyata untuk menciptakan berkah bagi dunia dan membangkitkan kekayaan batin setiap orang. Hanya dengan menyerap Dharma ke dalam hati, baru kita bisa melakukannya.
Hari ini, tulisan yang tersemat di depan dada kalian adalah “Hati Buddha, Tekad Guru”. Setiap tahun, saat seperti ini adalah saat yang paling menggembirakan bagi saya karena anggota keluarga besar Tzu Chi kembali bertambah,bagai teratai yang mekar sekuntum demi sekuntum. Dalam persamuhan Dharma seperti ini, bunga teratai kita banyak bertambah. Bunga teratai tumbuh di tengah lumpur. Di dunia yang penuh pergolakandan kekeruhan ini, kita harus meneladani bunga teratai yang meski tumbuh di tengah lumpur, tetapi tetap tidak ternodai. Jadi, kita harus menjaga kesucian batin kita dan selalu memiliki ketulusan, kebenaran, keyakinan, dan kesungguhan.
Kita harus menjadi teladan dan menciptakan masyarakat yang harmonis. Untuk itu, setiap orang harus memiliki hati Buddha yang penuh cinta kasih dan welas asih agung. Kalian juga harus memiliki tekad Guru. Tekad saya adalah membimbing setiap orang menjadi Bodhisatwa dunia. Ini merupakan harapan terbesar saya. Saya berharap kalian semua memiliki kesatuan tekad dan hati dengan saya. Kita juga harus bekerja sama dengan harmonis untuk merekrut lebih banyak Bodhisatwa dunia.
Menjaga kebersihan lingkungan dan kebersihan ladang batin
Mempertahankan tekad untuk tetap tekun melatih diri dan mendengar Dharma
Menyosialisasikan konsep menjaga kebersihan mulai dari sumbernya
Hati bagai bunga teratai yang tidak ternodai meski berada di tengah kekeruhan
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 18 Januari 2015