Menolong Orang dengan Semangat dan Kesabaran
Kita melihat di India, tepatnya di wilayah Benggala, hujan deras yang turun semalaman membawa bencana banjir yang kemudian mengakibatkan tanah longsor. Dengan cepat, rumah-rumah tertimbun saat warga sedang tidur nyenyak. Kehidupan sungguh tidak kekal. Malam hari adalah waktu bagi manusia untuk tidur. Namun, tiba-tiba, longsoran tanah dan bebatuan dari gunung menimbun rumah-rumah warga. Kehidupan sungguh tidak kekal, bumi pun sangat rentan.
Selain itu, kita juga melihat di Ormoc, Filipina, ada sebuah kapal feri yang terbalik. Kebetulan ketua Tzu Chi Filipina, Alfredo Li, kemarin juga berada di Ormoc karena pembangunan rumah rakitan sementara masih berlangsung di sana. Jadi, di sana dia menggerakkan relawan lokal untuk memberi perhatian kepada korban tenggelamnya kapal feri di RS dan membagikan dana solidaritas. Melihat berita ini,saya sungguh merasa tidak sampai hati. Jika insan Tzu Chi ada di mana-mana,maka kapan dan di mana pun bencana terjadi, mereka akan memiliki kekuatan untuk segera memberi pertolongan dan penghiburan. Dunia ini sungguh membutuhkan kekuatan cinta kasih.
Kita juga melihat siaran berita Da Ai TV yang melaporkan bahwa di Liberia ditemukan kasus Ebola. Ini menimbulkan ketegangan bagi dunia internasional. Sungguh, banyak bencana yang terjadi di dunia ini. Di Shaanxi, Tiongkok juga turun hujan lebat yang menyebabkan banjir terparah dalam 60 tahun terakhir. Singkat kata, melihat ke seluruh dunia,di mana-mana terjadi bencana akibat ketidakselarasan empat unsur.Semua terjadi dalam sekejap. Selain itu, insiden ledakan di Taipei juga terjadi dalam sekejap. Saya sangat berterima kasih kepada para tenaga medis di rumah sakit kita yang telah bekerja sama untuk bergerak cepat menolong korban.
Para tenaga medis begitu berdedikasi. Setiap departemen sangat bersungguh hati. Setiap departemen sangat bersungguh hati. Mereka semua bekerja dengan cepat. Saat mendengar dedikasi dan kesungguhan hati mereka, saya bisa merasakan semangat welas asih mereka.Para dokter turut merasakan penderitaan korban.Kita juga melihat dr. Wang menulis sebuah artikel di Facebook yang berisi interaksinya dengan pasien.
Karena tak tega melihat penderitaan pasiennya, dia merawatnya dengan sepenuh hati, bahkan membelikan pelembap bibir dengan uangnya sendiri untuk diolesi pada bibir pasiennya yang kering. “Beliau membelikan pelembap bibir untuk adik saya. Saat itu kami tidak tahu bahwa bibirnya menjadi kering. Terima kasih, dr. Wang, atas perhatiannya. Terima kasih telah merawat adik saya,” ucap kerabat korban.
“Yang saya tulis adalah segala yang dilakukan oleh para tenaga medis, bukan hanya oleh saya seorang. Saya hanya ingin memberi tahu semua orang apa yang tengah para tenaga medis lakukan apa yang tengah para tenaga medis lakukan di dalam rumah sakit di dalam rumah sakit dan berapa banyak sumbangsih yang telah mereka berikan bagi para korban. Mulanya ada beberapa rekan yang akan mengundurkan diri terhitung 30 Juni. Namun, mereka berinisiatif untuk tinggal dan lebih memilih untuk membantu di unit ini daripada kembali ke posisi semula. Mereka berinisiatif untuk membantu di sini. Bahkan, sebagian tenaga medis juga datang membantu di hari libur atau setelah piket malam,” ucap dr.Wang.
Dengan keluhuran tanpa pamrih ini, para tenaga medis sepenuh hati bersumbangsih. para tenaga medis sepenuh hati bersumbangsih. Selain itu, tenaga medis dari RS Tzu Chi Hualien juga datang membantu. Mereka ahli menangani luka bakar. Saat Direktur Chang meminta kesediaan seorang perawat untuk pergi membantu di Taipei, seorang perawat untuk pergi membantu di Taipei, seorang perawat untuk pergi membantu di Taipei, ibu dari perawat ini berkata, ibu dari perawat ini berkata, "Pergilah, Ibu yang akan menjaga anakmu. Sekarang adalah waktu untuk menyelamatkan nyawa orang, tidak bisa ditunda. Cepatlah kamu pergi."
Pada masa-masa kritis, Direktur Chang bertanya pada seorang perawat lainnya. Dia juga menjawab, "Tidak masalah. Selama di sini ada yang menggantikan, saya bisa pergi.” Para rekannya pun berkata, "Jangan khawatir, Para rekannya pun berkata, "Jangan khawatir, kami akan membantumu." Dia pun segera bersiap untuk berangkat. Lihatlah kesatuan hati mereka. Dengan dukungan anggota keluarga dan rekan kerja, para tenaga medis ini segera bergerak untuk membantu RS Tzu Chi Taipei yang kini membutuhkan bantuan RS Tzu Chi Taipei yang kini membutuhkan bantuan untuk merawat pasien korban ledakan. Mendengar kesungguhan hati mereka, saya sangat tersentuh.
Saya juga mendengar Kepala RS Chien berkunjung secara khusus ke Taipei untuk memberi dukungan moral kepada para dokter. Bagi sebagian besar dokter di sana, dr. Chien dianggap sebagai guru senior. Melihat guru senior ini mengunjungi mereka secara khusus, semangat para dokter ini menjadi berlipat ganda. Sungguh, setiap orang telah mengerahkan segenap kemampuannya. Para dokter, perawat, dan tenaga medis lainnya selalu berusaha menjalankan kewajiban mereka selalu berusaha menjalankan kewajiban mereka untuk menyelamatkan nyawa pasien. Akan tetapi, banyak korban yang terluka parah.
Kini, kita berusaha sekuat tenaga untuk meringankan penderitaan mereka. Namun, yang terpenting adalah memperhatikan keluarga korban. Para anggota keluarga korban kini sangat tidak berdaya. Mereka sangat sedih dan putus asa. Mereka tidak tahu apa yang harus dilakukan. Untuk meringankan kesedihan mereka, dibutuhkan orang yang mendampingi dan memberi perhatian. Beberapa hari belakangan ini, sejak insiden ledakan terjadi hingga saat ini, insan Tzu Chi terus memberi perhatian. Di hari pertama, lebih dari 600 relawan telah bergerak .Jumlah ini terus bertambah hingga lebih dari seribu di hari-hari berikutnya. Mereka mengunjungi korban di berbagai rumah sakit. Meski sulit untuk mendapat izin dari rumah sakit, insan Tzu Chi tetap mengerahkan usaha yang dilandasi kekuatan cinta kasih dan kesabaran. Bodhisatwa memang harus memiliki kesabaran. Bodhisatwa memang harus memiliki kesabaran. Karena itu, salah satu dari praktik Enam Paramita adalah kesabaran.
Selain itu, kita juga harus bersemangat. Kita juga harus menyaksikan siaran berita Da Ai TV untuk mengikuti perkembangan tentang apa yang telah Tzu Chi lakukan. Kalian yang belum berkesempatan untuk berpartisipasi dapat menyaksikan siaran berita Da Ai TV untuk mengetahui apa yang telah Tzu Chi lakukan sehingga saat ada orang yang bertanya, kita dapat menjawabnya. Singkat kata, dengan bantuan teknologi yang maju, saat sesuatu itu benar, maka lakukan saja. Kita harus bersemangat dan sabar. Kita harus bersemangat dan sabar. Semua ini harus kita latih.
Ketidakkekalan akibat bencana terjadi dalam sekejap
Menggerakkan relawan lokal untuk menolong orang yang menderita
Para tenaga medis bersatu hati menyelamatkan pasien dengan cinta kasih
Senantiasa bersemangat dan mempraktikkan kesabaran
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 3 Juli 2015