Menyadari Ketidakkekalan, Selalu Tekun dan Bersemangat

Kehidupan manusia penuh dengan ketidakkekalan. Bencana yang terjadi akibat  ketidakselarasan empat unsur alam sangat banyak. India bagian utara diguyur hujan yang sangat lebat. Lima hari yang lalu, seluruh Nepal diguyur hujan lebat sehingga seperempat wilayah Nepal dilanda banjir dan tertutup tanah longsor. Bayangkan betapa besar bencana yang terjadi akibat ketidakselarasan unsur air. Ini merupakan bencana alam yang mendatangkan ketidakkekalan.

Di Arkansas, Amerika Serikat, terjadi tabrakan antara dua kereta api. Dua kereta barang tersebut mengangkut bahan kimia yang beracun. Kebakaran yang terjadi di sana membuat para warga sangat khawatir karena takut mengandung racun.

Ketidakkekalan selalu terjadi dalam sekejap. Tidak ada orang yang bisa memprediksi apa yang akan terjadi pada detik berikutnya, apalagi besok atau tahun depan. Kita harus memanfaatkan setiap momen untuk melakukan kewajiban dan hal yang benar. Karena itu, kita harus tekun dan bekerja keras.

Ledakan pipa gas di Kaohsiung hingga kini sudah memasuki hari ke-18. Kemarin, di SMP Ying-Ming, relawan Tzu Chi mengadakan acara doa untuk ketiga kalinya di Kaohsiung. Kita juga mengundang para warga untuk berdoa bersama. Kita berharap setiap orang bisa menenangkan hati dan keluar dari bayangan trauma dan rasa takut. Kita berharap setiap orang bisa segera menenangkan hati agar sendi kehidupan dapat pulih kembali sehingga setiap orang bisa hidup aman dan harmonis. Perjalanan ini masih sangat panjang, tetapi insan Tzu Chi akan selalu memberi pendampingan. Memberikan perhatian dan kunjungan ke rumah warga.

Karena itu, kita akan terus melakukannya. Kini kita telah menemukan cara untuk menenangkan hati para warga. Ini juga sangat penting. Sebelumnya, dalam kunjungan ke rumah warga, kita telah mendata bantuan yang diperlukan para warga dan kini kita akan memberikan bantuan sesuai  data tersebut. Yang terpenting adalah menenangkan hati masyarakat luas. Setelah hati tenang, baru masyarakat bisa hidup harmonis.

Saya sangat berterima kasih kepada para staf badan misi kita. Selain relawan Tzu Chi di komunitas, para kepala RS dari setiap RS Tzu Chi, para dokter, perawat, dan seluruh staf RS kita, semuanya juga ikut membantu. Contohnya RS Tzu Chi Dalin. Tanggal 13 Agustus lalu adalah hari ulang tahun RS Dalin. Sejak terjadi ledakan pipa gas di Kaohsiung, kepala RS dan para staf RS bergabung untuk memberikan pelayanan kesehatan. Lalu, mereka membatalkan perayaan ulang tahun RS dan mengatur kegiatan untuk memberi pelayanan kesehatan atau membuat makanan kecil untuk mengadakan bazaar guna membantu warga di Kaohsiung. Mereka memanfaatkan kesempatan untuk melakukan hal yang bermakna.

Selain itu, para murid dari TK Tzu Chi juga membuat biskuit untuk mengadakan bazar. Mereka memanfaatkan kesempatan melakukan hal yang baik. Saya sangat terharu. Kepala RS Chien dari Taichung juga pergi ke Kaohsiung untuk turut membantu. Setelah kembali, dia mulai menjalankan rencana untuk membantu Kaohsiung. Kali ini para staf medis menggunakan gandum yang mereka tanam sendiri untuk membuat “biskuit berkah dan kebijaksanaan” guna dijual saat bazar. Yang terpenting adalah rasa kebersamaan seluruh staf medis. Mereka saling  menyemangati untuk berbuat baik.

Melihat kontribusi dari para dokter, saya merasa sangat terharu dan berterima kasih. Demikian juga dengan RS Tzu Chi Hualien. Tanggal 17 Agustus lalu adalah ulang tahun RS yang ke-28. Kepala RS Kao juga memimpin para staf medis pergi ke  Kaohsiung untuk membantu. Mereka bergabung tepat setengah bulan setelah ledakan untuk melakukan pelayanan kesehatan dari rumah ke rumah. untuk melakukan pelayanan kesehatan dari rumah ke rumah. Mereka sungguh memanfaatkan setiap waktu untuk melakukan hal yang benar. Hal yang benar adalah yang dapat memberi manfaat bagi umat manusia. Selain tidak merugikan diri sendiri, kita juga dapat memberi manfaat bagi masyarakat luas. Orang yang dapat melakukan hal ini pastilah selalu diliputi sukacita dan senantiasa merasa tenang.

Kita juga melihat sebuah kabar gembira tentang Desa Houcun, Pingtung yang memperoleh peringkat pertama desa terbersih di Taiwan. Saat ditanya mengapa mereka melakukan daur ulang, Kepala Desa Houcun menjawab, “Karena pada tahun 2009, desa kami dilanda banjir akibat Topan Morakot. Malam kedua pascatopan, relawan Tzu chi masuk ke desa kami untuk memberikan bantuan barang  dan bantuan dana. Selama pembangunan kembali pascatopan, boleh dibilang desa kami penuh dengan kehangatan insan Tzu Chi. Karena itu, saya memberi tahu warga di sini bahwa seharusnya kita mengubah Desa Houcun menjadi Desa Tzu Chi. Dengan membawa konsep ini, saya mendirikan posko daur ulang di desa kami sebagai bentuk balas budi. Selain untuk berterima kasih kepada Tzu Chi, di sisi lain kami ingin mengurangi volume sampah dan menjaga kebersihan desa ini.”

Di desa tersebut terdapat banyak lahan kosong. Bapak kepala desa lalu berdiskusi dengan para pemilik lahan untuk mengubah lahan kosong menjadi taman hijau. Para warga setempat juga mulai menjaga kebersihan barang daur ulang di rumah masing-masing. Dengan konsep daur ulang seperti ini, kini seluruh desa telah berubah. Jadi, segala sesuatu dapat tercapai seiring waktu berlalu. Segala sesuatu bisa tercapai asalkan kita mau berusaha.

Namun, segala pencapaian dalam waktu dan ruang yang kita miliki bergantung pada hubungan antarmanusia. Setelah menyadari ketidakkekalan hidup ini, kita hendaknya memanfaatkan waktu dengan baik untuk melakukan hal yang benar. Kita harus melakukan hal yang bermanfaat bagi umat manusia. Dengan demikian, baru kita akan merasa tenang, gembira, dan senang setiap hari sehingga masyarakat bisa hidup harmonis dan setiap keluarga akan hidup dengan tenteram dan gembira.

 

Menyadari ketidakkekalan dan senantiasa tekun dan bersemangat

Staf RS Tzu Chi menenangkan batin dan fisik warga

Mempertahankan jalinan jodoh baik pascabencana

Membangun desa yang bahagia dengan melakukan daur ulang


Sumber: Lentera Kehidupan  - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Karlena, Marlina

Ditayangkan tanggal 20 Agustus 2014.

 

Kita harus bisa bersikap rendah hati, namun jangan sampai meremehkan diri sendiri.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -