Menyalurkan Bantuan Darurat dan Menyerap Dharma ke Dalam Hati
Malaysia tengah dilanda banjir besar. Air banjir kali ini telah menggenangi delapan negara bagian. Sejak dua atau tiga hari yang lalu, insan Tzu Chi sudah mulai menyurvei lokasi bencana. Berhubung banyak jalan sudah tergenang air, para relawan kita harus menggunakan berbagai sarana transportasi baik lewat udara maupun lewat darat. Mereka mengatasi berbagai rintangan demi menyurvei lokasi bencana. Kekuatan cinta kasih seperti ini sungguh menyentuh.
Kemarin, kita melakukan konferensi video dengan insan Tzu Chi di Penang, Kelantan, Ipoh, Selangor, Kuala Lumpur, dan Melaka. Kami melakukan konferensi video untuk mendiskusikan bagaimana carabekerja sama untuk menyalurkan bantuan ke lokasi bencana.Insan Tzu Chi di seluruh Malaysia harus bekerja sama. Sungguh, ini membutuhkan kerja sama yang harmonis dari setiap orang. Saya berharap setiap orang dapat saling memperhatikan. Berhubung wilayah yang dilanda banjir sangat luas, mungkin ada beberapa saudara se-Dharma kita yang rumahnya juga terkena banjir. Selain itu, setelah air banjir surut, sampah yang tertinggal juga sangatlah banyak. Bagaimana kita membersihkannya?
Hanya melihatnya saja sudah membuat orang patah semangat. Bagaimana kita membersihkan sampah yang jumlahnya begitu banyak? Karena itu, saya menyarankan mereka untuk menjalankan program bantuan lewat pemberian upah. Berhubung begitu banyak orang yang terkena dampak bencana, kita harus segera memulihkan kondisi ekonomi setempat. Jika hanya mengandalkan tenaga dari sedikit orang, maka proses pemulihan juga akan berjalan lambat. Kita harus segera membersihkan lokasi bencana Kita harus segera membersihkan lokasi bencana agar pasokan air dan listrik dapat kembali normal dan kondisi ekonomi setempat dapat pulih. Karena itu, saya berharap insan Tzu Chi Malaysia dapat segera menjalankan program bantuan lewat pemberian upah.
Sebanyak delapan negara bagian di Malaysia tergenang air banjir. Bagaimana insan Tzu Chi memilih lokasi bencana terparah, bagaimana mereka menggerakkan warga untuk menjalankan program bantuan, dan bagaimana membimbing para warga? Semua itu pasti akan sangat melelahkan. Meski demikian, saya berharap pada saat ini setiap orang dapat bersatu hati, hidup harmonis, dan saling mengasihi. Dengan semangat kesatuan hati dan saling mengasihi, kita menginspirasi lebih banyak orang. Dengan menggunakan semangat ini pada saat bersumbangsih, baru kita bisa merasa tenang dan damai. Jika tidak, maka akan sulit bagi kita untuk membersihkan lokasi bencana yang begitu luas.
Kita harus sungguh-sungguh membangkitkan semangat Mahayana, yakni dengan menapaki Jalan Bodhisatwa. Sungguh, saat melihat ada orang menderita, Sungguh, saat melihat ada orang menderita, sebagai praktisi Buddhis, kita harus sungguh-sungguh menggenggam jalinan jodoh ini untuk menjalin jodoh dengan orang-orang yang dilanda bencana. Kita sungguh membutuhkan banyak orang untuk segera menjangkau orang-orang yang menderita. Kini jalinan jodoh ini sudah matang. Kini setiap relawan di Malaysia harus bersatu hati untuk menyebarkan cinta kasih ke seluruh Malaysia. Kita harus berusaha menyebarkan cinta kasih ini ke seluruh Malaysia agar bisa diterima oleh setiap korban bencana. Kita harus memenuhi hati setiap orang dengan cinta kasih.
Namun, saya juga khawatir para relawan kita pasti akan sangat lelah. Saya sangat tidak tega setiap kali memikirkan hal ini. Meski demikian, saya juga berharap para murid saya dapat memanfaatkan kesempatan untuk menjalankan misi Bodhisatwa dan memenuhi hati mereka dengan cinta kasih. Saya juga berharap setiap orang dapat melakukan penyaluran bantuan kali ini dengan baik. Saya juga berharap kita yang berada di Taiwan dapat turut membantu. Jika mereka membutuhkan, kita juga dapat menggerakkan dokter kita dan anggota TIMA kita untuk pergi ke sana. Kita juga bisa menyediakan barang bantuan. Kini aliran listrik dan air di sana telah terputus. , Kini aliran listrik dan air di sana telah terputus. Kita tidak tahu kapan aliran listrik di sana bisa kembali berfungsi. Barang bantuan yang terbaik adalah nasi Jing Si. Asalkan menggunakan air yang bersih, meski air dingin sekalipun, nasi Jing Si dapat diseduh dan dimakan. Singkat kata, seluruh insan Tzu Chi telah bergerak untuk membantu.
Kita juga mendengar bahwa di Penang, sekitar pukul 3 pagi ini, lebih dari 70 insan Tzu Chi pergi ke Kelantan dengan menumpang pesawat. Insan Tzu Chi dari Selangor dan Kuala Lumpur juga telah berangkat ke lokasi bencana untuk menyalurkan bantuan bencana. Saya berharap mereka dapat Saya berharap mereka dapat mengajak masyarakat dan pemerintah setempat untuk bekerja sama menyalurkan bantuan. Terutama satu juta Bodhisatwa yang baru kita rekrut pada tahun lalu. Semoga sekelompok besar Bodhisatwa ini dapat turut bergerak untuk mengembangkan kekuatan cinta kasih.
Sungguh, hidup ini tidak kekal dan bumi pun rentan. Manusia tidak mampu melawan kondisi iklim yang semakin ekstrem. Kini, satu-satunya hal yang bisa kita lakukan adalah menghimpun kekuatan cinta kasih untuk bersumbangsih bagi sesama. Kita yang berada di Taiwan juga harus mengembangkan cinta kasih. Tentu saja, barang bantuan yang mereka butuhkan juga harus segera kita kirimkan ke sana. Ini merupakan bantuan darurat. Insan Tzu Chi dari Penang, Selangor, dan Kuala Lumpur juga telah berkumpul bersama. Di berbagai tempat di Malaysia, mereka mendirikan pusat antisipasi bencana. Mereka juga terus menyiapkan barang bantuan untuk para korban bencana di berbagai wilayah. Yang sulit dipercaya adalah saat mengetahui Tzu Chi akan menyalurkan bantuan nasi Jing Si untuk para korban, sebagian donatur yang memiliki nasi Jing Si di rumah sebagian donatur yang memiliki nasi Jing Si di rumah segera mengumpulkannya dan memberikannya kepada relawan Tzu Chi.
“Saya merasa ini adalah hal yang sudah seharusnya dilakukan. Saat ada orang yang lebih membutuhkannya, kita harus memberikannya pada mereka dan bukan menyimpannya di rumah. Jika kelak kami membutuhkannya, kami bisa membelinya lagi,” ucap seorang donatur. Ini sungguh luar biasa. Kekuatan cinta kasih telah menumbuhkan kebijaksanaannya. Ini sungguh bukan hal yang mudah. Jadi, pada kehidupan di kolong langit dan di atas bumi ini, bagaimana agar kita dapat memahami hukum alam? Bagaimana caranya agar setiap orang dapat bekerja sama dengan harmonis?
Caranya yaitu dengan menerapkan Dharma dalam kehidupan sehari-hari. Kita juga bisa melihat Bodhisatwa berusia 80-an yang menghirup keharuman Dharma. Dia sangat tekun dan bersemangat. “Berjalan ke posko daur ulang membutuhkan waktu sekitar 20 menit. Saya menganggapnya sebagai olahraga. Saya pergi ke sana untuk mendengar Master mengulas isi Sutra Bunga teratai. Saya sudah berusia 83 tahun. Master juga telah berusia lanjut. Saya adalah murid Master. Jika saya tidak mendengar ceramah Master, itu berarti saya tidak menghormati Master,” ucap Liu Wu Jin-zhi.
Dia mendengar Dharma dengan hati penuh rasa hormat. Dia mendengar Dharma dengan hati penuh rasa hormat. Selain menunjukkan sikap hormatnya kepada saya, dia juga memperoleh banyak pemahaman setelah mendengar Dharma. Dia juga menggunakan mopit untuk menyalin Sutra. Karena itulah, dia semakin bias menyerap Dharma ke dalam hati.
Di Posko Daur Ulang Xishe di Kaohsiung juga ada relawan lansia yang sangat tekun dan bersemangat. Di antaranya, ada seorang relawan yang mengalami gangguan penglihatan. Dia mendengar Dharma dengan sangat serius. Adakalanya, dia yang menjelaskan kepada relawan lansia lain tentang Dharma yang telah dia dengar. Jadi, asalkan ada niat, maka tak ada yang sulit untuk dilakukan. Meski Dharma terdengar sangat dalam, tetapi tidaklah sulit untuk mempraktikkannya lewat tindakan. Relawan Duh dan istrinya juga demikian. Meski telah berusia 70-an tahun, mereka tetap menyusun bantal meditasi setiap hari.
Setiap orang sungguh sangat tekun dan bersemangat. Memiliki fisik dan batin yang sehat adalah hal yang sangat baik. Ini merupakan berkah. Saya sangat bersyukur melihat kekuatan cinta kasih ini. Saya berharap Dharma dapat semakin meresap ke dalam hati banyak orang. Kini insan Tzu Chi Malaysia harus menyebarkan cinta kasih ke seluruh wilayah Malaysia, sedangkan kita harus lebih menyerap Dharma ke dalam hati sedangkan kita harus lebih menyerap Dharma ke dalam hati dan menyucikan hati lebih banyak orang.
Hujan di Malaysia mengakibatkan bencana banjir
Menjalankan program bantuan lewat pemberian upah
untuk membersihkan lingkungan pascabanjir
Menyediakan barang bantuan untuk menyalurkan bantuan darurat
Menyebarkan cinta kasih ke seluruh Malaysia dan menyerap Dharma ke dalam hati
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Karlena, Marlina