Menyelamatkan Makhluk yang Dilanda Penderitaan
“Karena saya yang tertabrak, saya hanya kehilangan betis saya. Namun, jika ibu saya yang tertabrak, mungkin lukanya tidak hanya seperti ini. Mungkin saja pada hari itu juga, saya kehilangan ibu saya. Saya berterima kasih kepada Master, Kepala RS, dr. Chow, dr. Lu, dan seluruh tim medis. Berkat kerja keras dan sumbangsih kalian, saya bisa sembuh secepat ini dan berdiri di depan kalian semua untuk menyampaikan terima kasih saya kepada RS Tzu Chi. Sesungguhnya, saat baru datang ke RS Tzu Chi, keluarga saya beberapa kali ingin memindahkan saya ke RS lain. Karena melihat luka saya yang begitu parah,mereka sangat khawatir apakah tenaga dan peralatan medis di RS Tzu Chi dapat menyembuhkan saya atau tidak,” ucap seorang pasien, Nona Chow.
”Namun, karena satu ucapan dari dr. Chow, saya memutuskan untuk tetap dirawat di RS Tzu Chi dan menyerahkan kaki saya kepadanya. Kini sudah terbukti bahwa pilihan saya waktu itu adalah tepat. Seluruh tim medis bukan merawat saya sebagai pasien biasa, tetapi menganggap saya bagai keluarga mereka. Saya sangat bersyukur karena telah memilih untuk tetap dirawat di RS Tzu Chi. Selanjutnya, saya akan berbagi tentang ’25 cm’ yang disebutkan dalam video tadi. Sesungguhnya, sebelum menjalani amputasi, dr. Chow terus memberi tahu saya, ‘Lutut ini akan membawa perbedaan besar bagi hidupmu.’ Sebenarnya, saya tidak begitu mengerti. Saya tidak mengerti apa manfaat dari mempertahankan lutut saya. Kini kalian bisa melihat setelah memasang kaki prostetik, saya bisa melakukan segala hal yang bisa dilakukan oleh orang normal. Saya bisa kembali bekerja seperti biasa. Demi terlihat cantik, saya juga bisa memakai sepatu hak tinggi. Bahkan saya juga bisa memakai sepatu olahraga untuk berlari di lapangan olahraga. Saya rasa ini semua berkat kerja keras seluruh tim medis. Saya juga berterima kasih kepada dr. Lu yang telah menjalankan operasi cangkok kulit dengan begitu baik sehingga bekas luka saya dapat tertutup secara sempurna,” cerita Nona Chow pada saat Pemberkahan Akhir Tahun.
Kita bisa melihat seorang gadis yang cantik. Demi melindungi ibunya, dia mendorong ibunya, tetapi dia sendiri malah tak sempat menghindar sehingga tertabrak dan tergilas mobil. Tim medis kita berusaha untuk mempertahankan sebagian besar kakinya. Tadi, saat dia berdiri di atas panggung, tidak telihat bahwa dia pernah mengalami patah tulang. Ini membutuhkan keterampilan dan pengetahuan para dokter. Dokter kita sungguh dokter yang terampil. Entah berapa banyak waktu dan usaha keras yang mereka kerahkan untuk menyambung bagian tulang yang patah, untuk mengobati tulang, untuk menyambung bagian tulang yang patah, memperbaiki daging dan tendon yang rusak demi mempertahankan beberapa sentimeter bagian kaki yang harus diamputasi. Ini sungguh tidak mudah. Untungnya, ada 20 cm lebih kakinya yang berhasil kita pertahankan sehingga dia bisa memakai kaki prostetik dan berjalan di atas panggung. Selain itu, tidak terlihat bahwa kakinya pernah mengalami luka yang begitu parah. Ini sungguh menakjubkan.
Tangan dokter kita yang terampil telah menyembuhkan kakinya. Tadi pagi, saya juga mendengar bahwa RS Tzu Chi Taipei telah menyelamatkan lebih dari 1.000 kaki dari amputasi. Di RS lain, pasien-pasien tersebut harus menjalani amputasi. Namun, setelah mereka datang ke RS Tzu Chi, dengan sangat bersungguh hati dan penuh cinta kasih, tenaga medis kita berusaha untuk mempertahankan kaki mereka. Sungguh, segalanya dapat tercapai seiring berjalannya waktu
Pada bulan Mei 2015 nanti, RS Tzu Chi Xindian akan memperingati ulang tahun yang ke-10. Jadi, dalam jangka waktu kurang dari 10 tahun, saya telah melihat banyak pencapaian dari RS kita. Saya sangat bersyukur. Saya juga berterima kasih kepada para anggota TIMA yang selalu menuju wilayah pegunungan dan pedesaan untuk membantu orang yang menderita. Jika mendapati kasus yang parah, mereka akan mengantarkan pasien ke RS Tzu Chi. Kepala RS dan para dokter kita juga sering memberikan pelayanan kesehatan di wilayah terpencil bersama anggota TIMA
Kita bisa melihat kasus salah seorang pasien yang tinggal di lantai 3 dan tidak bisa naik turun tangga. Namun, insan Tzu Chi selalu memiliki cara. Insan Tzu Chi menurunkannya lewat jendela lantai 3 dengan menggunakan mobil derek. Mereka memintanya duduk di atas kursi, lalu menggunakan mobil Derek untuk menurunkannya dari jendela lantai 3. Setelah itu, dia pun dilarikan ke RS kita. Selain itu, masih ada banyak kasus lainnya. Ada pula seorang pasien di wilayah pegunungan yang terpencil. Pasien tersebut tinggal di sebuah tempat yang sudah tidak layak huni. Saat mengetahui kasus ini, relawan kita pergi mengunjunginya dan membawanya ke RS untuk berobat. Setelah itu, relawan Tzu Chi membantu mencari rumah sewa untuknya agar setelah keluar dari RS, dia tidak perlu kembali dia tidak perlu kembali ke rumahnya yang bobrok di wilayah pegunungan. Dia dapat hidup dengan tenang di tengah masyarakat. Kita membantu lansia yang hidup sebatang kara ini dengan cinta kasih yang tulus. Karena itu, saya terus mengulas bahwa ketulusan jalinan kasih sayang dapat membawa kebaikan bagi dunia.
Asalkan kita memiliki ketulusan, maka dunia ini akan dipenuhi kebaikan. Saya berharap misi kesehatan kita dapat menjadi teladan. Melalui pelayanan kesehatan yang diberikan tim medis kita, kita bisa melihat ketulusan. Pendidikan moral yang nyata dapat menciptakan masyarakat yang penuh berkah. Jika dapat menciptakan berkah bagi dunia, maka hati setiap orang akan dipenuhi berkah. Dalam menghadapi virus Ebola yang merebak di Afrika Barat belakangan ini, Tzu Chi AS menemukan seseorang yang bertekad untuk membantu. Dia adalah orang Sierra Leone, Afrika Barat, yang kini tinggal di Amerika Serikat. Setelah mengetahui bahwa Tzu Chi berniat untuk membantu Afrika Barat, dia pun berinisiatif untuk membantu. Dia berkata bahwa dia bersedia kembali ke kampung halamannya untuk mengantarkan barang bantuan Tzu Chi.
Pemerintah Sierra Leone juga mengajukan permintaan secara tertulis kepada Tzu Chi untuk meminta bantuan kasur lipat atau nasi Jing Si. Saya mengatakan bahwa kita sangat ingin membantu mereka, tetapi kita tidak memiliki insan Tzu Chi di sana. Karena itu, pria yang kini tinggal di AS itu bertekad untuk membantu mengantarkan barang bantuan Tzu Chi ke Sierra Leone. Kini, Relawan Stephen Huang akan mengajaknya ke Haiti untuk membimbingnya bagaimana bersumbangsih dengan penuh cinta kasih. Di AS, dia telah mengikuti pelatihan bagaimana cara mengantisipasi virus Ebola dan memakai pakaian pelindung.Dia telah mengikuti semua pelatihan itu. Pada saat yang sama, dia juga harus belajar bagaimana menyalurkan bantuan dengan cinta kasih yang tulus. Sesungguhnya, hingga kini, penyaluran bantuan di Haiti masih berlangsung karena pada bulan November tahun lalu, bencana banjir melanda Cap-Haitien yang merupakan wilayah yang sangat miskin.Hingga kini, kita masih terus menyalurkan bantuan di sana.
Singkat kata, kehidupan ini penuh dengan penderitaan. Kita bisa berada di ruangan seperti ini untuk mengadakan acara Pemberkahan Akhir Tahun dengan tenang dan saling berbagi pengalaman, saya sungguh bersyukur. Setiap kali teringat hal ini dan melihat lingkungan tempat kita berada, saya selalu dipenuhi rasa syukur. Waktu berlalu dengan sangat cepat. Tahun yang baru ini telah berlalu setengah bulan. Sungguh cepat. Dalam acara Pemberkahan Akhir Tahun ini, setiap orang dipenuhi oleh harapan. Kita harus bersyukur atas ketenteraman yang telah kita lalui dan lingkungan kita saat ini yang membuat kehidupan kita tenang dan damai. Kita harus bersyukur atas segala hal.
Tentu saja, kita berharap bisa melihat perkembangan dari empat misi Tzu Chi, terutama misi kesehatan. Ini karena di dunia ini, tanpa kehidupan, segala sesuatu tidak akan tercapai. Dengan adanya kehidupan, barulah ada harapan. Dengan tubuh yang sehat, barulah kita memiliki kehidupan yang bahagia. Semoga kualitas pelayanan kesehatan kita dapat semakin meningkat. Ini adalah tujuan kita bersama. Seluruh staf medis RS Tzu Chi Taipei dengan hati yang tulus berikrar untuk memberikan pengobatan sesuai kondisi pasien, menghormati kehidupan, bekerja sama dengan harmonis untuk menjadi pusat pendidikan medis, membangun keteladanan dan membawa aliran jernih bagi dunia medis, memiliki hati Buddha dan tekad Guru untuk menapaki Jalan Bodhisatwa.
Menyelamatkan makhluk yang menderita dengan welas asih agung yang tak terhingga
Menyelamatkan dunia dengan jalinan kasih sayang yang tulus
Mempelajari cara mengantisipasi virus demi mengantarkan barang bantuan ke Sierra Leone
Empat misi Tzu Chi membawa harapan
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 19 Januari 2015