Menyelaraskan Pikiran demi Dunia yang Lebih Baik
Dahulu, orang-orang berkata, “Jika manusia tidak mengikuti kebenaran, maka alam tak akan berjalan sebagaimana mestinya.” Ini berarti alam mungkin akan kehilangan keselarasan. Kini, iklim memang menjadi tidak bersahabat. Kondisi iklim saat ini dinamakan kondisi iklim ekstrem. Mengapa kondisi iklim ekstrem bisa terjadi? Karena pikiran manusia yang ekstrem. Saat pikiran manusia terus mengarah ke arah yang menyimpang, maka alam juga tidak akan selaras.
Kita juga melihat wabah Ebola yang mendapat perhatian dari seluruh dunia. Setiap orang merasa takut dan trauma begitu mendengar tentang virus Ebola. Setiap orang hendaknya meningkatkan kewaspadaan, jangan sampai lengah. Hingga kini, penyakit ini masih belum bisa disembuhkan. Penyebaran virus ini sangat sulit dicegah, terutama bagi para tenaga medis yang berinteraksi langsung dengan para pasien. Namun, kemarin saya melihat siaran berita bahwa di Nigeria, telah lebih dari 40 hari tidak muncul kasus Ebola yang baru. Menurut WHO, negara ini telah terbebas dari Ebola. Namun, masih ada tiga negara yang belum terbebas dari Ebola dan tetap diawasi dengan ketat. Saya berharap penyebaran penyakit ini dapat perlahan-lahan mereda dan terhenti. Ini sungguh membuat orang merasa khawatir.
Demikianlah kondisi wabah Ebola. Kita juga harus mencegah penyebaran penyakit demam berdarah. Kemarin, kita bisa melihat penyebaran penyakit demam berdarah di Kaohsiung, Taiwan semakin meluas. Kita harus meningkatkan kewaspadaan dan melakukan antisipasi. Mencegah gigitan nyamuk memang tidak mudah. Cara terbaik untuk mencegahnya adalah dengan menjaga kebersihan lingkungan dan melindungi diri dari nyamuk. Semoga wabah ini segera berlalu. Jika digigit nyamuk demam berdarah, orang akan mengalami demam dengan tingkat keparahan bervariasi. Sebagian orang mengalami demam berdarah yang sangat parah dan membahayakan hidup mereka. Karena itu, kita harus meningkatkan kewaspadaan.
Kita bisa melihat di Filipina, beberapa hari ini kita mengadakan pameran foto bantuan pascabencana Topan Haiyan. Saya sangat senang dengan pameran ini. Pameran ini juga menunjukkan kebijaksanaan di balik semua yang terjadi. “Kami berterima kasih kepada Tzu Chi dari lubuk hati. Kalian telah melakukan sesuatu yang luar biasa. Tanpa bantuan cepat kalian, kami mungkin tak akan pulih secepat ini. Dari foto-foto yang dipamerkan, yang terlihat bukan program bantuan semata, melainkan cinta kasih dan harapan bagi warga. Ekspresi warga dalam foto-foto itu merupakan bukti nyata betapa kalian telah membawa perubahan bagi kehidupan warga Tacloban,” ucap wakil walikota Tacloban.
Dari foto-foto itu, kita bisa melihat pada awal November 2013, Topan Haiyan menerjang Filipina. Pascatopan, sekelompok Bodhisatwa segera terjun ke lokasi bencana. Begitu masuk ke lokasi bencana, mereka harus menghadapi berbagai rintangan. Namun, selelah apa pun, mereka tetap bertahan dan selalu tersenyum. Mereka memberikan penghiburan dan pendampingan kepada para korban. Setiap foto dalam pameran itu sungguh penuh kehangatan.
Pemerintah setempat juga berharap pameran foto yang kaya makna ini membuat setiap orang dapat mengenang kembali ketidakkekalan yang pernah mereka alami dan mengingat besarnya kekuatan alam. Dalam pameran foto kali ini, ada banyak warga setempat yang turut membantu. Kini kita memiliki benih yang baik di sana. Pemerintah setempat menyediakan gedung pameran bagi kita, sedangkan warga setempat yang pernah menerima bantuan dari insan Tzu Chi juga dengan senang hati berbagi kepada orang-orang tentang penderitaan yang mereka alami dahulu.
Sebelum pameran dibuka, mereka membersihkan gedung pameran terlebih dahulu untuk membangun suasana budaya humanis Tzu Chi. Banyak warga setempat yang berpartisipasi untuk merapikan dan membersihkan setiap sudut ruangan dengan teliti. Kerangka yang digunakan dalam pameran itu juga mereka buat sendiri. Mereka sungguh bagaikan insan Tzu Chi. Selain itu, mereka juga mempersiapkan foto-fotonya. Orang yang berada di dalam foto akan berdiri di depan fotonya untuk berbagi tentang kisahnya. “Ini adalah foto saya. Saat saya mengalami penderitaan, insan Tzu Chi merangkul, menghibur, dan mendampingi saya untuk melewati masa-masa sulit,” ucap seorang warga.
Setiap orang di dalam foto berbagi tentang kisah mereka dengan orang lain. Mereka berbagi tentang bagaimana insan Tzu Chi menjangkau dan berinteraksi dengan mereka saat mereka dilanda bencana besar. Foto-foto tersebut telah mengabadikan momen-momen yang menyentuh pada saat mereka berinteraksi. Inilah yang disebut menulis sejarah bagi dunia dan menjadi saksi bagi zaman ini. Kita juga bisa melihat satu hal yang menggembirakan, yakni program Da Ai TV “Children of the World” memperoleh penghargaan di Jepang. Tadi malam, kita telah menerima penghargaannya. Kita bukan hanya masuk dalam nominasi. Kali ini, kita benar-benar telah memperoleh penghargaan ini.
Tidak mudah untuk memperoleh penghargaan ini. Dari sini bisa diketahui bahwa “Children of the World” adalah sebuah program TV yang sehat, penuh inspirasi, dan memberikan pendidikan yang sangat baik. Dalam program ini, terkandung kisah-kisah yang sangat menarik. Program ini tidak hanya mengajarkan teori, tetapi juga menyuguhkan kisah nyata. Episode yang menerima penghargaan bercerita tentang seorang anak penderita lumpuh otak. Meski fisiknya mengalami penderitaan, tetapi dia tetap menjalani fisioterapi dengan berani. Dia selalu menghadapi penderitaannya dengan penuh rasa humor. Ini sungguh mengagumkan.
Singkat kata, program TV kita berisi kebenaran dan membimbing ke arah yang benar. Bahkan, di dalam program anak, kita juga menggunakan kisah nyata untuk memberikan pendidikan yang mendalam. Karena itulah, kita dapat memenangkan penghargaan di Jepang. Ini sungguh tidak mudah. Singkat kata,kita hendaknya selalu bersungguh hati. Dengan ketulusan, kebenaran, keyakinan, dan kesungguhan,kita mengemban tanggung jawab untuk menyucikan hati manusia lewat siaran yang mengandung kebenaran dan membimbing ke arah yang benar.
Iklim ekstrem mencerminkan pikiran manusia
Setiap orang hendaknya bermawas diri dalam mengantisipasi wabah
Korban bencana Topan Haiyan berbagi tentang kisah mereka
Program “Children of the World” memberi pendidikan positif
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Karlena, Marlina