Menyucikan Dunia dengan Hati Buddha dan Tekad Guru


Sangat disayangkan, Bumi ini sangat indah, tetapi hati dan pikiran manusia tidak seimbang. Bencana alam dipengaruhi oleh kekuatan empat unsur alam. Lihatlah, tahun ini, sejak hari pertama, bumi telah diguncang gempa. Saat gempa di Jepang, tahukah kalian bahwa dalam hitungan detik, berapa banyak rumah, jembatan, dan jalanan yang rusak? Dampak yang ditimbulkan sangatlah serius. Saat Tzu Chi mengetahui kabar tersebut, kita segera bergerak untuk membawa bantuan.

Saat melihat lokasi bencana dan warga yang terdampak bencana, relawan mendekati, merangkul, dan menghibur mereka. Dana bantuan yang kita berikan adalah wujud doa kita bagi mereka. Saat menerima amplop yang diberikan, mereka bisa merasakan bahwa rumah mereka yang rusak dapat diperbaiki dengan dana bantuan tersebut. Jika menyadari adanya lansia yang hidup sebatang kara, penyandang disabilitas, atau mereka yang sakit tanpa ada orang yang merawat, kita akan mencurahkan perhatian jangka panjang.

Saya berkata kepada insan Tzu Chi di Jepang, "Setelah menerima kasus, kalian harus mulai memperhatikan mereka. Jika lokasinya sangat jauh, kalian bisa mencari warga setempat yang bersedia membantu dengan sepenuh hati. Kita dapat menyemangati mereka dan membagikan semangat serta keterampilan komite Tzu Chi dalam menangani setiap kasus. Kita juga dapat bersiap untuk mengajak mereka mengikuti pelatihan relawan." Inilah yang terjadi di awal tahun ini. Sejak saat itu, setiap hari saya menerima informasi yang sangat memprihatinkan.


Bencana alam tidak dapat ditahan dengan kekuatan manusia. Mengapa begitu banyak bencana alam terjadi? Karena manusia terlebih dahulu merusak alam. Bodhisatwa sekalian, hendaknya kita berjalan langkah demi langkah. Saya pernah mengatakan bahwa hendaknya kita melangkah dengan lembut agar bumi tidak merasa sakit. Ya, kita pun memiliki sebuah lagu dengan lirik, "Gunung meneteskan air mata, siapa yang tidak berduka?" Ini semua karena hutan telah ditebang sehingga konservasi air dan tanah pun rusak.

Dalam hati, dua kata yang selalu terlintas adalah kesedihan mendalam. Bayangkanlah, kita hidup di dunia ini. Bagaimana tampilan bumi pada masa-masa awal? Berjuta-juta tahun telah berlalu sejak saat itu. Seiring waktu, manusia perlahan-lahan mulai menguasai bumi. Seiring populasi manusia yang makin bertambah, nafsu keinginan manusia pun makin bertambah. Keinginan yang terus meningkat ini, apakah baik atau buruk? Saat ini, saya tidak berani memutuskannya, tetapi saya merasa khawatir.


Hal terpenting saat ini ialah menyucikan hati manusia dan berfokus pada kewajiban saya. "Demi ajaran Buddha, demi semua makhluk" adalah janji saya terhadap guru saya. Apakah hal ini dapat dilakukan seorang diri? Tidak bisa. Apakah segelintir orang dapat melakukan banyak hal? Tidak. Kita memerlukan banyak orang yang menghimpun kekuatan bersama. Kekuatan 2 orang sangatlah terbatas. Jadi, kita memerlukan banyak orang.

Aksara Mandarin "kelompok" terdiri dari aksara "empat" di atas dan tiga "orang" di bawahnya. Jadi, 3 orang pun tidaklah cukup, diperlukan 4 orang, bahkan lebih. Inilah yang disebut dengan kelompok. Bodhisatwa sekalian, hanya ketika kita memiliki kehidupan, barulah kita dapat terjun ke masyarakat dan menyebarkan Dharma kepada semua orang. Satu "Master Cheng Yen" saja tidaklah cukup. Jika semua orang memiliki semangat yang sama dengan saya, kita pasti dapat membimbing semua orang dengan berkah dan kebijaksanaan.

Saya mendoakan kalian semua dengan tulus. Semoga semua Bodhisatwa di dunia selalu sehat serta dapat membina berkah dan kebijaksanaan. Di hadapan saya, semuanya adalah Bodhisatwa masa kini. Kekuatan cinta kasih kalian sungguh tidak terbatas. Semua yang kalian lakukan telah menciptakan pahala. Terima kasih, Bodhisatwa sekalian.


Saya telah melihat kalian membangkitkan tekad. Yang terpenting, kalian memiliki kesatuan hati. Setiap gerakan tangan dan kaki kalian menunjukkan kesatuan hati. Dengan bersatu hati dan bergotong royong, kita dapat mencapai banyak hal. Selama lebih dari 50 tahun, Tzu Chi telah berjalan seperti ini. Akumulasi tetes demi tetes sumbangsih dapat menciptakan pahala yang tak terhingga. Sungguh, Dharma telah meresap ke dalam hati semua orang.

Cinta kasih di dunia terus terhimpun tetes demi tetes bagaikan lautan luas dan gunung yang tinggi. Ini menggambarkan pahala yang tak terhingga dan berkah yang bagaikan lautan luas. Saya mendoakan kalian semua. Terima kasih, Bodhisatwa sekalian. Hendaknya kita terus menghimpun kekuatan cinta kasih. Terima kasih.

Ketidakselarasan empat unsur alam menciptakan penderitaan
Membawa bantuan bencana dan memperpanjang jalinan kasih sayang
Bodhisatwa menghimpun kekuatan orang banyak dengan berkah dan kebijaksanaan
Menyucikan dunia dengan hati Buddha dan tekad Guru

Ceramah Master Cheng Yen Tanggal 11 November 2024
Sumber: Lentera Kehidupan – DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet, Graciela
Ditayangkan Tanggal 13 November 2024
Meski sebutir tetesan air nampak tidak berarti, lambat laun akan memenuhi tempat penampungan besar.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -