Mewarisi Tekad dan Mengemban Misi Tzu Chi

Topan Soudelor baru meninggalkan Taiwan sekitar seminggu. Topan ini telah mendatangkan bencana yang tidak kecil di wilayah pegunungan di bagian utara Taiwan. Sesungguhnya, kita hendaknya bersyukur bisa selamat dari topan tersebut. Sungguh, kita harus bersyukur. Namun, di wilayah pegunungan, longsoran lumpur sungguh telah menimbulkan penderitaan yang tak terkira bagi warga setempat.

Pada hari topan ini menerjang dan belum sepenuhnya meninggalkan Taiwan, relawan Tzu Chi sudah mulai bergerak. Di wilayah yang tergenang banjir, mereka mulai melakukan survei serta mengantarkan makanan dan dana solidaritas.

Pada saat yang sama, mereka juga membantu membersihkan lokasi bencana. Saya sangat berterima kasih kepada mereka. Relawan kita yang telah bergerak berjumlah lebih dari 10.000 orang. Beberapa relawan bahkan menuju lokasi bencana setiap hari. Terlebih lagi para ketua kelompok, mereka terus bersumbangsih tanpa henti.

Kemarin, lebih dari 3.000 relawan yang bergerak. Para staf dari empat misi Tzu Chi, seperti dokter dan lain-lain, semuanya bergerak untuk membantu membersihkan lokasi bencana dan memberikan penghiburan dari rumah ke rumah. Inilah kekuatan cinta kasih yang sesungguhnya. Anggota Tzu Ching dan Tzu Shao juga bergerak. Selain itu, juga ada banyak orang yang datang untuk membantu karena melihat seruan Da Ai TV. Ada pula orang yang datang untuk membantu karena melihat ajakan kita di Facebook. Beberapa artis dan penulis juga turut bersumbangsih. Para pengusaha juga mengajak karyawan mereka untuk turut bersumbangsih. Para donatur kita juga bergerak.

Sungguh, kali ini,para warga memperhatikan satu sama lain dan bersumbangsih dengan penuh cinta kasih.Upaya pembersihan lokasi bencana telah berakhir kemarin. Lokasi bencana telah bersih kembali. Semua jalan dan setiap rumah warga telah bersih seperti sediakala. Kini saya sangat khawatir karena Taiwan kembali terancam bahaya topan. Entah topan tersebut akan semakin kuat atau semakin lemah. Saya sungguh sangat khawatir. Setiap orang harus berdoa dengan tulus. Saya sangat mengkhawatirkan lokasi bencana yang baru selesai dibersihkan setelah mengerahkan begitu banyak tenaga manusia. Apakah wilayah-wilayah tersebut bisa tetap bersih dan selamat dari topan berikutnya?

Dua hari yang lalu, kita memperingati ulang tahun dua rumah sakit pada saat yang sama. Kita memperingati ulang tahun RS Tzu Chi Dalin yang ke-15. Pada tahun pertama, ketua misi kesehatan Tzu Chi saat ini, Kepala RS Chien yang merupakan wakil kepala RS pada saat itu, serta banyak dokter dan relawan senior menyusun konblok di atas tanah. Selama belasan tahun ini, mereka terus mendedikasikan diri dari saat rambut mereka masih hitam hingga beruban. Dedikasi mereka dalam mengemban misi kesehatan membuat saya merasa sangat tenang. Ini merupakan hadiah dari mereka yang paling saya syukuri.

Selain itu, kita juga memperingati ulang tahun RS Tzu Chi Hualien yang ke-29. Jadi, kita harus bersyukur dengan lebih tulus. Hari itu, saya mendengar laporan dari tim medis pusat perawatan luka bakar dan departemen bedah plastik. Pascaledakan serbuk berwarna di Taipei kali ini, ada beberapa pasien yang dirujuk oleh RS lain ke RS Tzu Chi Hualien. Para staf medis di RS Tzu Chi Hualien merawat pasien-pasien itu dengan sepenuh hati. Ini membutuhkan kerja sama seluruh tim medis. Selain pendampingan dan perawatan dokter yang sepenuh hati dan penuh cinta kasih, para pasien juga membutuhkan rehabilitasi. Tim rehabilitasi kita bukan hanya memberikan terapi. RS Tzu Chi Hualien juga merupakan satu-satunya RS di Taiwan yang mengembangkan pakaian kompresi untuk mengobati para pasien luka bakar. Ini sungguh tidak mudah. Ada banyak contoh seperti ini.

Singkat kata, sebagai satu tim, kita tidak boleh mengutamakan departemen tertentu dan mengabaikan departemen lainnya. Setiap departemen sangatlah penting. Kita bisa melihat kasus yang ditangani oleh departemen onkologi anak. Mereka merawat seorang pasien sejak dia kecil hingga kini tubuhnya lebih tinggi dan besar dari dokter yang merawatnya. Dokter kita terus merawatnya sejak pasien itu masih kecil. Melihat para dokter kita, saya sangat bersyukur. Beruntung, kita memiliki fakultas kedokteran. Fakultas kedokteran kita telah membina dokter-dokter yang dapat mengemban tanggung jawab besar. Ada pula seorang pasien yang menderita kanker, penyakit jantung, dan penyakit lainnya.

Para staf medis kita juga merawatnya hingga sangat sehat. Kini dia sudah bekerja. Saya sungguh gembira melihatnya. Kita juga bisa melihat dr. Kuo yang merupakan kepala departemen urologi membimbing dokter-dokter lain. Sungguh, ini membuat saya sangat tersentuh. Di departemen ini, dia telah membimbing banyak dokter yang lulus dari Universitas Tzu Chi. Saya sangat berterima kasih kepada dr. Kuo yang bersedia bergabung dengan Tzu Chi di saat saya sulit untuk menemukan tenaga medis.

Pada tahun kedua bergabung dengan Tzu Chi, dia menenangkan hati saya dengan berkata bahwa dia akan mendedikasikan diri selama 20 tahun. Namun, saya memintanya untuk bergabung selama 30 tahun. Dia pun menyetujuinya. Dia benar-benar berencana untuk mendedikasikan diri selama 30 tahun.

“Hampir 30 tahun yang lalu, saya datang ke sini. Saat itu, saya berpikir bahwa hidup saya di Hualien memiliki tiga periode sepuluh tahunan. Pada sepuluh tahun pertama, saya berusaha untuk membangun departemen ini. Saya berharap kita dapat mengobati setiap pasien yang datang ke departemen urologi RS kita dan tidak ada satu pun yang dirujuk ke RS lain. Pada sepuluh tahun kedua, kita berusaha untuk meningkatkan kualitas pelayanan kita. Lalu, pada sepuluh tahun ketiga, saya berusaha untuk memberikan pendidikan agar para dokter muda di seluruh Taiwan bersedia datang ke Hualien untuk mempelajari hal-hal yang tidak dapat mereka pelajari di rumah sakit lain, yakni riset-riset yang terus kita lakukan selama ini. Hingga kini, kita telah mempublikasikan lebih dari 430 karya ilmiah di dalam dan luar negeri.

Saya sangat bersyukur dan tersentuh mendengarnya. Melihat dokter-dokter muda yang lulus dari Universitas Tzu Chi mewarisi tekad dokter-dokter senior, saya sungguh merasa tersentuh. Inilah pewarisan cinta kasih. Selain itu, kita juga bisa melihat laporan dari dokter senior lainnya. Setiap dokter membuat saya sangat tersentuh dan bersyukur.

Singkat kata,rasa terima kasih saya terhadap seluruh staf medis di setiap departemen tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Tanpa para staf medis, rumah sakit sebagus apa pun hanyalah sebuah kerangka rumah sakit sebagus apa pun hanyalah sebuah kerangka yang tidak berguna. Kita bisa memberikan pelayanan berkat potensi kebajikan dan keterampilan para staf medis.

Selain itu, yang lebih dibutuhkan adalah cinta kasih tanpa pamrih yang tidak mengharapkan keuntungan dan ketenaran, hanya berfokus untuk melindungi kehidupan, kesehatan, dan cinta kasih para pasien. Mereka sungguh-sungguh bertekad untuk menjadi dokter humanis.

Warga dari berbagai profesi membantu memulihkan lingkungan

Para dokter Tzu Chi membina welas asih agung

Bertekad menjadi dokter humanis untuk meringankan penderitaan pasien

Dokter muda mewarisi tekad dokter senior dan mengemban tanggung jawab besar

Sumber: Lentera Kehidupan  - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina

Ditayangkan tanggal 16 Agustus 2015

 

Cemberut dan tersenyum, keduanya adalah ekspresi. Mengapa tidak memilih tersenyum saja?
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -