Misi Pendidikan Medis yang Membawa Harapan

Kita bisa melihat murid-murid di sekolah kita telah dewasa. Kemarin, saya menghadiri upacara kelulusan mereka. Upacara kelulusan itu sungguh khidmat. Melihat kepolosan hati anak-anak, saya merasa mereka sungguh adalah harapan bagi masyarakat kita. Pendidikan merupakan sebuah proyek harapan. Setiap tahun, kita bisa melihat suasana upacara kelulusan yang sangat khidmat. Upacara kelulusan setiap tahun melambangkan telah terbinanya insan berbakat baru yang bisa membawa harapan bagi masyarakat. Saya berharap mereka bisa memasuki dunia kerja dengan baik dan dapat membawa harapan baru bagi masyarakat.

Upacara kelulusan kemarin sungguh berlangsung dengan khidmat. Baik guru maupun kepala sekolah terus menyampaikan nasihat bagi anak-anak melalui nyanyian. Saya berharap anak-anak bisa selamanya mengingat didikan yang diberikan oleh para guru kepada mereka dan mengingat pesan yang disampaikan oleh guru mereka melalui lagu itu. Kita juga bisa mendengar dan melihat para adik kelas menyampaikan salam perpisahan kepada kakak kelas yang lulus lewat pementasan adaptasi Sutra Makna Tanpa Batas. Mereka berharap semua kakak kelas mereka bisa membangkitkan tekad agung untuk terjun berdedikasi bagi masyarakat dan umat manusia serta menapaki Jalan Bodhisatwa.


Kita bisa melihat para wisudawan mementaskan bahasa isyarat tangan lagu Lukisan Anak Kambing Berlutut dan Syukur. Mereka mementaskannya dan mengingatnya di dalam hati. Terhadap para anak muda yang akan segera terjun ke masyarakat ini, saya menaruh banyak harapan. Saya merasa sangat berterima kasih kepada kepala sekolah kita yang membangun nilai-nilai sekolah dengan begitu baik. Saya juga berterima kasih kepada semua guru yang memiliki kesatuan tekad dan begitu sepenuh hati mendidik insan berbakat bagi masyarakat. Dalam sesi pemberian penghargaan, saya mendengar para murid sangat memiliki tekad untuk belajar. Saya juga terus mendengar prestasi dan kabar yang baik tentang mereka. Ini karena para guru mendidik dengan kesungguhan hati dan cinta kasih.

Tentu saja, ayah asuh dan ibu asuh Tzu Chi memberi nasihat lewat lagu berjudul Jawaban seperti biasa. Anak-anak seumuran mereka memiliki banyak pertanyaan tentang kehidupan. Para ayah asuh dan ibu asuh selalu mendampingi mereka. Meski tidak memiliki hubungan darah, tetapi karena adanya jalinan jodoh, maka ayah asuh dan ibu asuh hadir untuk melindungi dan mendampingi mereka dalam perjalanan menuntut ilmu. Jika anak-anak memiliki pertanyaan, para ayah asuh dan ibu asuh selalu memberikan jawaban untuk mereka. Berbagai jawaban mereka didasarkan pada cinta kasih. Karena itu, kemarin saya juga berkata kepada anak-anak bahwa mereka harus memiliki rasa syukur agar bisa memiliki rasa hormat dan cinta kasih.


Salah seorang wisudawan bernama Lin Sheng-han. Dia menerima beasiswa dari sekolah dan merupakan murid yang sangat baik. Dia bertekad untuk menjadi seorang perawat yang sangat baik. Selain ingin menyelamatkan hidup orang lain, dia juga berikrar untuk berdedikasi di unit gawat darurat untuk melindungi dan menjaga hidup orang lain. Lin Sheng-han mengatakan, “Saya berharap saat bekerja di lingkungan yang memiliki tekanan tinggi, saya bisa tetap ingat untuk tersenyum dan menjadi perawat yang ramah. Meski sangat lelah bekerja, tetapi dengan melihat senyuman dari pasien, saya akan merasa semua dedikasi saya berarti. Saat melihat pasien keluar dari RS dengan sehat, saya akan merasa pekerjaan saya sangat bermakna.”

Mendengarnya, saya merasa sangat terhibur. Dia sangat memiliki tekad untuk menjadi perawat. Ini sungguh tidak mudah. Baik perawat maupun dokter, mereka semua berdedikasi dengan cinta kasih bagi para pasien. Ling Sheng-han memiliki tekad yang sangat luhur. Saya merasa sangat tersentuh mendengarnya.

Kemarin, saat menghadiri upacara yang begitu khidmat, saya mendengar seseorang memanggil saya dari belakang. Begitu membalikkan badan, saya merasa sangat senang melihat Tuanzhi yang sangat kita perhatikan. Dia datang dari Xiamen ke Taiwan untuk menjalani pengobatan. Selama 3 bulan ini, dia sudah menjalani operasi sebanyak 5 kali.


Selama 26 tahun ini, dia terlahir dengan kaki bengkok. Karena itu, dia harus berjalan dengan dua kaki bengkok ke depan. Dokter Chen melakukan operasi untuknya. Pascaoperasi ke-5, dr. Chen ingin melakukan bimbingan batin untuknya. Jadi, dr. Chen sendiri memakai sepatu medis untuk memperlihatkan cara berjalan kepadanya, yakni kedua kaki harus terbuka. Jadi, dia memberikan bimbingan batin untuknya.

Kini, Tuanzhi bisa berjalan dengan telapak kaki menyentuh lantai. Dengan bantuan alat bantu jalan, dia mulai belajar berjalan dan berdiri. Selama 26 tahun ini, ini pertama kalinya dia bisa berjalan dengan telapak kaki menyentuh lantai. “Saya benar-benar sudah bisa berdiri. Saya sudah bisa berjalan sendiri. Kondisi kaki saya terlihat normal dan tidak kelihatan bengkok seperti dulu. Saya merasa kaki saya sangat lurus. Ini sungguh sulit dibayangkan. Sebelumnya, kaki saya begitu bengkok dan kini menjadi begitu lurus. Dokter Chen sungguh luar biasa,” ungkap Tuanzhi.


Dia lahir di Xiamen, Tiongkok. Namun, dia menapakkan kaki untuk pertama kalinya di RS Tzu Chi Hualien. Kehidupan seperti ini sungguh luar biasa dan sulit dijelaskan. Semua ini tak lepas dari jalinan jodoh. Dia bertemu dengan penolong hidupnya. Melihat diri sendiri sudah bisa berjalan, dia merasa sangat gembira. Supaya Tuanzhi bisa segera menjalani fisioterapi, Relawan Jing Xi segera membeli pakaian yang cocok untuk dipakai olehnya saat menjalani fisioterapi. Dengan sangat teliti, Jing Xi memilih 2 helai celana pendek untuknya. Berhubung bagian pinggang terlalu lebar, maka mereka mengubahnya lagi agar pas dipakai. Ketika Tuanzhi berdiri, dia sungguh cantik. Tuanzhi sungguh manis. Kita semua merasa sangat gembira melihatnya.

Kemarin, dalam upacara kelulusan, saya melihat misi pendidikan kita telah berhasil membangun jiwa kebijaksanaan anak-anak. Selain itu, saya juga melihat misi kesehatan kita yang berhasil melindungi kehidupan dan mengubah hidup Tuanzhi sehingga dia bisa berjalan dengan normal. Saya merasa sangat gembira. Kemarin, dalam waktu yang sama, saya melihat kita telah berhasil melindungi kehidupan dan jiwa kebijaksanaan orang lain. Ini membuat saya merasa sangat gembira. Ini merupakan hasil kerja keras kita selama puluhan tahun. Saya sangat berterima kasih kepada semua Bodhisatwa dunia atas pendampingan dan dedikasi mereka selama ini yang sepenuh hati dan tenaga dalam misi kesehatan, misi pendidikan, misi budaya humanis, dan misi amal yang telah bisa kita lihat hasilnya sekarang. Saya sungguh merasa sangat bersyukur dan gembira.


Upacara kelulusan yang khidmat dipenuhi dengan harapan

Selalu mengingat nasihat yang diberikan

Menjalani operasi kaki agar dapat berjalan normal

Bersukacita dalam berdedikasi dan bersedia mengemban tanggung jawab


Link video (teks Mandarin dan Inggris): Ceramah Master Cheng Yen tanggal 7 Juni 2014

Sumber: DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Karlena, Rita, Yuni

Keindahan kelompok bergantung pada pembinaan diri setiap individunya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -