Misi Pendidikan Tzu Chi Membina Insan Berbakat
Peringatan ultah badan misi pendidikan Tzu Chi yang ke-25 sangat mengesankan. Melihat dari lantai 5 ke bawah, pemandangan yang terlihat sungguh membuat saya merasa bersyukur. Saya berterima kasih kepada para staf Da Ai TV, divisi pembangunan kita, dan para relawan kita. Selama beberapa hari ini, mereka terus mendekorasi ruangan, mengatur pencahayaan, dan memperluas panggung. Ini semua membutuhkan kesungguhan hati dan tenaga. Pengaturan pencahayaan tidaklah mudah, terutama untuk menampilkan animasi planet dan cahaya bintang di alam semesta. Pencahayaannya diatur pada ketinggian lebih dari 20 meter untuk menyinari seluruh aula.
Keseluruhan panggung melambangkan Jalan Bodhisatwa yang lurus. Jalan Bodhisatwa yang lapang dan lurus ini terlihat menyatu dengan langit dan bumi. Ini sungguh mengagumkan. Mereka sangat bersungguh hati. Kemarin, seluruh badan misi pendidikan kita berkumpul bersama. Seluruhnya berjumlah lima badan misi. Di Taiwan, Tzu Chi memiliki sekolah dasar dan sekolah menengah. Sekolah menengah mencakup SMP dan SMA. Sekolah dasar mencakup TK dan SD. Selain itu, kita juga memiliki universitas dan sekolah pascasarjana. Inilah sekolah-sekolah Tzu Chi di Taiwan.
Selain murid dari empat jenjang di Taiwan, murid dari Sekolah Tzu Chi Chiang Mai di Thailand juga kembali ke Hualien. Sebanyak 40 guru dan murid dari Thailand yang kembali. Sekelompok anak-anak ini merupakan murid Sekolah Tzu Chi di Thailand. Tzu Chi memiliki sekolah di Thailand karena kita pernah membangun sekolah bagi anak-anak di Thailand Utara. Kini, kita bisa melihat bahwa pendidikan Sekolah Tzu Chi di Thailand dijalankan dengan sangat baik. Setiap murid dididik hingga sangat tertib dan mematuhi aturan. Setiap murid sangat hormat pada gurunya.
Lihatlah, betapa mengagumkan dan luar biasanya mereka. Sungguh, meski memberikan pendidikan membutuhkan kerja keras dan harus mengatasi berbagai rintangan, tetapi kita tetap bisa membangun sekolah di Thailand Utara dan membina murid-murid seperti ini. Kita juga bisa melihat para murid TK. Meski masih begitu kecil, tetapi mereka juga bisa mengikuti para kepala sekolah, guru, dosen, dan kakak-kakak mahasiswa untuk berpartisipasi dalam pementasan. Gerakan tubuh mereka tidak kalah dengan orang dewasa. Anak-anak kecil tidak memperoleh bagian yang gerakannya lebih mudah. Tidak. Gerakan mereka sama dengan orang dewasa. Gerakan mereka penuh kekuatan dan tidak ada satu gerakan pun yang terlewatkan. Ini sungguh membuat saya merasa kagum dari lubuk hati. Kita bisa melihat penampilan murid-murid sekolah dasar dan sekolah menengah yang penuh kekuatan.
Dari awal hingga akhir pementasan, kita juga bisa mendengar nyanyian mereka yang nyaring dan jelas. Berhubung suara mereka sangat jernih, maka nyanyian mereka terdengar jelas. Ini sungguh membuat orang merasa tersentuh. Gerakan para kepala sekolah, guru, dan murid-murid kita sangat serentak. Mereka memerankan lautan Dharma. Bukan hanya orang yang berada di panggung saja yang memiliki bagian, setiap hadirin yang berada di tempat duduk juga turut mementaskan adaptasi Sutra. Setiap orang melakukan gerakan sesuai dengan isi Sutra. Sebanyak 1.700 orang yang bersama-sama mementaskan adaptasi Sutra. Para peserta di bawah panggung bekerja sama dengan peserta di atas panggung. Tempat duduk para tamu yang datang dari jauh berada di lorong Fahua. Saat melihat pementasan dari atas, banyak tokoh di bidang pendidikan yang mengatakan bahwa mereka sangat tergugah melihat kesungguhan hati anak-anak.
Tahun ini merupakan ultah Institut Teknik Tzu Chi yang ke-25. Saya mendengar bahwa banyak alumni sekolah kita yang telah mencapai gelar magister atau doktor. Banyak anak warga suku asli yang berhasil setelah memperoleh pendidikan. Saya merasa sangat tersentuh melihatnya. Tahun ini, Universitas Tzu Chi yang dimulai dari sekolah kedokteran juga memperingati ulang tahun yang ke-20. Sejak kita memulai sekolah kedokteran pada 20 tahun lalu hingga kini, sudah ada banyak alumni dari berbagai angkatan yang mencapai gelar doktor dan menjadi dosen. Ada juga dokter yang menjadi kepala departemen. Para dokter kita terus meningkatkan keterampilan mereka. Saya sangat bersyukur. Dengan adanya pendidikan yang baik, akan terbina murid yang baik pula. Ada banyak dokter dan perawat kita yang kembali berkontribusi dalam badan misi Tzu Chi. Untungnya, pada 25 tahun dan 20 tahun lalu, kita dapat mengatasi berbagai rintangan untuk mendirikan sekolah.
Jika kita mengenang kembali sejarah Tzu Chi, kita akan teringat masa-masa itu. Tzu Chi telah berdiri selama 48 tahun, belum mencapai 49 tahun, tetapi Sekolah Keperawatan Tzu Chi, yakni Institut Teknik Tzu Chi telah berdiri selama 25 tahun. Dari sini kita bisa mengetahui bahwa Sekolah Keperawatan Tzu Chi sudah dimulai pada tahun ke-24 berdirinya Tzu Chi. Dalam kondisi tidak memiliki apa pun, kita memulai misi amal dan membangun RS. Setelah itu, kita juga mendirikan sekolah.
Pada tahun ke-20 berdirinya Tzu Chi, pembangunan rumah sakit kita telah rampung. Pada tahun ke-24, Sekolah Keperawatan Tzu Chi juga diresmikan dan terus berkembang hingga kini. Mengingat hal ini, saya merasa sangat bersyukur. Setiap hari, saya tidak sempat untuk mengucapkan semua rasa syukur saya. Semua pencapaian ini adalah berkat tetes demi tetes jerih payah semua insan Tzu Chi dengan segenap hati dan tenaga, yang telah bersumbangsih tanpa takut menderita. Mereka bersumbangsih dengan sepenuh hati dan tenaga.
Kini, kita bisa melihat sangat banyak insan berbakat yang telah kita bina terjun ke tengah masyarakat. Mengingat hal ini, bagaimana bisa saya tidak bersyukur? Berhubung ini terwujud berkat himpunan cinta kasih dari banyak orang, saya tidak dapat mengucapkan terima kasih satu per satu. Saya bersyukur melihat pencapaian ini.
Jadi, jika kita membandingkan Tzu Chi dengan ajaran Buddha, kita akan menyadari bahwa keduanya mengutamakan “demi semua makhluk”. Setelah itu, kita berusaha “demi ajaran Buddha”. Jadi, setiap orang harus terlebih dahulu menapaki Jalan Bodhisatwa. Sebelum mempelajari ajaran Bodhisatwa, orang-orang telah menapaki Jalan Bodhisatwa. Kini, kita telah membuktikan beginilah ajaran Buddha, yakni melakukan praktik nyata untuk bersumbangsih di tengah masyarakat. Inilah tujuan Buddha datang ke dunia ini. Semoga setiap manusia dapat saling melindungi dan bersumbangsih bagi dunia. Inilah kebenaran. Inilah ajaran Buddha.
Jalan Bodhisatwa adalah jalan yang lapang dan lurus di dunia
Misi pendidikan Tzu Chi membina insan berbakat
Anak-anak mementaskan adaptasi Sutra dengan berwibawa dan penuh kekuatan
Membina kebijaksanaan dan moralitas demi masa depan yang cerah
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 23 November 2014