Pendidikan Moral yang Nyata Menciptakan Masyarakat yang Penuh Berkah

Kehidupan yang aman dan tenteram adalah doa setiap orang. Daripada memohon ketenteraman, lebih baik kita melakukan tindakan nyata. Selama sesuatu itu benar, maka lakukan saja. Jika kita bisa melakukan segala sesuatu dengan kasih sayang yang tulus, maka secara alami kedamaian di dunia ini akan tercipta. Dalam berinteraksi terhadap antarsesama, Dalam berinteraksi terhadap antarsesama, kita hendaknya saling menjadi teladan. Kita harus saling belajar untuk mempraktikkan pendidikan moral agar tercipta masyarakat yang penuh berkah. Ini merupakan salah satu hal yang harus dipelajari dan dipraktikkan secara nyata oleh setiap insan Tzu Chi.

Sejak tahun lalu, saya terus menekankan kepada insan Tzu Chi Malaysia kepada insan Tzu Chi Malaysia untuk bersatu hati dan menyebarkan cinta kasih ke seluruh Malaysia. Saya juga terus menekankan kepada mereka untuk merekrut lebih banyak Bodhisatwa dunia. Jika di setiap tempat terdapat insan Tzu Chi yang bagaikan Bodhisatwa dunia, maka orang-orang yang menderita akan berkesempatan mendapatkan bantuan. Di mana pun bencana terjadi, di sana akan muncul benih cinta kasih. Karena itu, begitu bencana terjadi, akan ada banyak orang yang berkumpul untuk membentuk jalan cinta kasih. Setelah itu, kita bisa mengetahui dengan jelas negara bagian mana dan wilayah mana yang dilanda bencana dan bantuan apa yang mereka butuhkan.

Sungguh, kini sudah waktunya bagi setiap insan Tzu Chi Malaysia untuk bersatu hati. Kita bisa melihat Malaysia. Tiupan angin muson timur laut Tiupan angin muson timur laut telah mendatangkan hujan deras di sana. Kondisi iklim yang ekstrem ini telah mengakibatkan beberapa wilayah di Malaysia tergenang banjir. Insan Tzu Chi segera bergerak untuk menyurvei lokasi bencana. Inilah Bodhisatwa dunia. Saat jalinan jodoh sudah matang, kita harus memanfaatkan kesempatan untuk bersumbangsih bagi sesama. Bukankah isi Sutra juga mengajarkan kita untuk Bukankah isi Sutra juga mengajarkan kita untuk menggenggam jalinan jodoh untuk bersumbangsih?

Saat jalinan jodoh matang, kita harus segera bersumbangsih. Saat terjadi bencana, apa yang paling dibutuhkan para korban? Yang pertama, tentu adalah makanan untuk mengenyangkan perut. Jadi, kita harus mengantarkan makanan dan minuman terlebih dahulu agar para korban bencana tidak kelaparan. Kita bisa melihat betapa luasnya wilayah yang tergenang banjir. Jika jumlah relawan sangat sedikit, bagaimana kita bisa menyalurkan bantuan? Kita membutuhkan banyak orang untuk memperhatikan para korban. Selain itu, kita juga harus menemukan cara untuk membantu memulihkan kondisi ekonomi setempat. membantu memulihkan kondisi ekonomi setempat. Dengan demikian, barulah para warga dapat benar-benar terselamatkan.

Di mana pun bencana terjadi, setiap orang di dunia ini harus saling membantu. Karena hidup di kolong langit dan di atas bumi yang sama, kita semua harus hidup berdampingan. Kita semua juga menghirup udara yang sama. Jika setiap orang bisa saling berinteraksi dan memperhatikan dengan penuh cinta kasih, maka kita bisa membawa kedamaian bagi dunia. Karena itu, kita harus bersumbangsih dengan hati yang tulus dan penuh cinta kasih.

Kita juga bisa melihat para warga Tacloban di Filipina melewati Natal dengan sangat baik tahun ini. Tahun lalu, Topan Haiyan telah menimbulkan kerusakan besar di sana. Dengan kasih sayang yang tulus, insan Tzu Chi Dengan kasih sayang yang tulus, insan Tzu Chi terus bersumbangsih di sana selama setahun lebih. Kita membantu pemulihan kota, membimbing mereka untuk mengasihi sesama, dan mengajak setiap orang untuk bergabung menjadi insan Tzu Chi. Sebagian besar warga adalah umat Katolik. Kita tidak berniat untuk mengubah keyakinan mereka. Kita hanya mendorong mereka untuk mengasihi sesama.

Kemarin, kita menerima kabar bahwa Sri Paus akan pergi ke Filipina. Mereka juga mengundang insan Tzu Chi untuk bertemu dengan beliau. Saat terjadi bencana, umat Buddha dan umat Katolik dapat saling bekerja sama dengan penuh cinta kasih untuk membawa kedamaian bagi dunia. Jika tidak, lihatlah, bukankah bencana akibat ulah manusia yang terjadi di dunia ini pada saat ini merupakan akibat dari kemelekatan dari setiap orang? Kemelekatan membuat kita membeda-bedakan satu sama lain dan saling berselisih. Akibatnya, tidak ada hari yang damai di dunia ini.

Kita bisa melihat Yordania. Banyak pengungsi dari negara yang dilanda konflik memilih untuk mengungsi ke Yordania. Di antara mereka, juga ada pengungsi dari Irak. Gereja Katolik setempat menerima mereka Gereja Katolik setempat menerima mereka dan menghubungi insan Tzu Chi untuk meminta bantuan. Namun, setelah berkunjung ke gereja, kita melihat bahwa kebutuhan para pengungsi untuk sementara masih cukup karena ada bantuan dari pihak gereja, organisasi kemanusiaan, dan pihak pemerintah. dan pihak pemerintah. Meski demikian, insan Tzu Chi tetap memperhatikan dan menghibur para pengungsi dengan penuh cinta kasih. Kita tetap siap membantu saat mereka membutuhkan.

Pada bulan Oktober lalu, pihak gereja kembali menghubungi insan Tzu Chi. Cuaca yang semakin dingin membuat para pengungsi itu semakin menderita. Sebagian keluarga sangat membutuhkan bantuan kita. Setelah memahami kondisi mereka, insan Tzu Chi mulai membagikan bantuan berupa bahan pangan, selimut, dan dana darurat. Intinya, mereka dapat merasakan Intinya, mereka dapat merasakan kasih sayang yang paling tulus dari insan Tzu Chi. Mereka dapat merasakan bahwa sekelompok umat Buddha ini membantu mereka dengan penuh ketulusan dan rasa hormat. Meski menjadi penerima bantuan, tetapi mereka merasa dihormati. Inilah yang mereka rasakan. Ini semua berkat kekuatan cinta kasih.

Insan Tzu Chi bersumbangsih dengan penuh cinta kasih dan ketulusan. Inilah yang harus kita lakukan. Di dunia ini, setiap agama mengajarkan kita untuk bersumbangsih. Inilah tujuan hidup yang sesungguhnya. Mengenai agama, saya sering menekankan bahwa setiap agama mengajarkan tentang kasih sayang. Setiap agama mengajarkan tentang tujuan hidup yang benar. Setiap orang di dunia ini harus memiliki tujuan hidup. Kita sendiri harus memilih apa tujuan hidup kita.  Tentu saja, tujuan hidup yang paling menggembirakan, penuh sukacita, dan membahagiakan adalah menjadi orang yang dapat membantu sesama. Inilah tujuan hidup kita. Untuk itu, kita harus mempelajari Dharma.

Agama Katolik dan Kristen juga memiliki ajaran mereka masing-masing, yakni tentang kemurahan hati. Agama Buddha juga memiliki ajaran sendiri. Ajaran Buddha mengajarkan kita untuk memiliki cinta kasih, welas asih, sukacita, dan keseimbangan batin. Dharma mengajarkan kita untuk memiliki cinta kasih, welas asih, sukacita, dan keseimbangan batin. Kita harus memiliki cinta kasih dan perasaan senasib dan sepenanggungan. Kita harus bisa berempati. Saat melihat orang lain menderita, hati kita juga turut merasa pedih. hati kita juga turut merasa pedih. Meski yang terluka adalah tubuh orang lain, tetapi hati kita juga turut merasakan kepedihan. Kita harus membantu semua orang dengan perasaan tidak tega bagaikan membantu keluarga sendiri atau orang yang paling kita kasihi. Dengan begitu, baru kita dapat melenyapkan penderitaan mereka.

Ini adalah tindakan yang penuh cinta kasih, welas asih, sukacita, dan keseimbangan batin. Kita harus bersumbangsih tanpa pamrih. Meski hanya bersifat sementara, tetapi bisa melihat mereka terbebas dari penderitaan, mereka terbebas dari penderitaan, kita sudah merasa sukacita. Singkat kata, menapaki Jalan Bodhisatwa adalah hal yang sangat mudah. Semua itu bergantung pada sebersit niat.

Pendidikan moral yang nyata menciptakan masyarakat yang penuh berkah

Menjadikan tekad Guru sebagai tekad sendiri dengan hati penuh cinta kasih

Menggenggam jalinan jodoh untuk mengantarkan kehangatan

Antarumat beragama hendaknya saling mengasihi untuk membawa kedamaian bagi dunia

Sumber: Lentera Kehidupan  - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Karlena, Marlina

Menyayangi diri sendiri adalah wujud balas budi pada orang tua, bersumbangsih adalah wujud dari rasa syukur.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -