Penyaluran Bantuan Lanjutan di Kaohsiung

Banyak hal terjadi di dunia ini. Di dunia ini, baik bencana alam, ketidakkekalan akibat kecelakaan, bencana akibat ulah manusia, maupun kejadian lain dalam keseharian, semuanya sering kita temui. Contohnya, ledakan gas di Kaohsiung kali ini. Waktu berlalu dengan cepat. Sudah setengah bulan berlalu sejak ledakan itu.

Kemarin, di Jalan Ankang, Xindian, tiba-tiba juga terjadi ledakan gas. Kabarnya, sebelum ledakan terjadi, ada orang yang sudah mencium bau gas dan melaporkannya kepada perusahaan gas. Setelah diperiksa, sepertinya tidak ada masalah dan tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Tak disangka, ledakan terjadi secara tiba-tiba. Ledakan ini sangat kuat. Dampaknya terasa dari lantai bawah hingga atas. Ini terjadi dalam sekejap.

Saya berharap kita dapat berdoa dengan tulus bagi para korban luka-luka akibat ledakan itu. Semoga mereka semua cepat pulih. Luka bakar akibat ledakan itu mungkin sangat parah. Saya tidak sampai hati melihatnya. Sejak kemarin, suplai listrik dan gas ke gedung itu sudah terputus. Karena itu, insan Tzu Chi membagikan makanan hangat kepada warga dan regu pemadam kebakaran di sana.

Selain itu, di Kaohsiung, selama setengah bulan ini, insan Tzu Chi terus bersumbangsih dan mengunjungi warga dari rumah ke rumah. Lewat kunjungan kasih itu, insan Tzu Chi mengetahui jumlah keluarga yang terkena dampak ledakan dan menemukan bahwa sebagian warga juga mengalami kesulitan untuk menyekolahkan anak mereka. Kita telah melakukan pendataan tahap awal berdasarkan tingkat kerusakan yang dialami, apakah berat, sedang, atau ringan. Kita melakukan pendataan dengan jelas. Dalam beberapa hari ke depan, kita akan kembali melakukan survei ulang untuk melengkapi data-data yang belum jelas atau mengunjungi keluarga yang sebelumnya tidak berada di rumah saat relawan datang. Bagi keluarga yang memiliki kebutuhan mendesak, kita akan membantu mereka hari ini juga.

Hari ini, Kepala RS Kao dari RS Tzu Chi Hualien memimpin lebih dari 20 orang tenaga medis menuju Kaohsiung. Mereka akan melakukan kunjungan bersama insan Tzu Chi untuk memberikan pelayanan medis bagi warga. Kemarin, kegiatan survei tahap awal telah selesai. Namun, ini bukan akhir. Proses kedua baru akan dimulai. Dalam konferensi video kemarin juga dibahas bahwa masih banyak tempat yang belum mendapat suplai gas, sedangkan warga yang telah mendapat suplai gas juga masih takut untuk menggunakannya. Karena itu, para relawan masih perlu membagikan makanan hangat kepada warga. Saya berkata bahwa pembagian itu juga baik karena bisa menjadi sarana menjalin jodoh baik dan mengajak lebih banyak orang untuk bervegetaris. Dengan demikian, masyarakat setempat akan lebih harmonis dan tenteram serta terhindar dari bencana. Ini baik sekali.

Saya sangat berterima kasih kepada insan Tzu Chi di Kaohsiung dan para relawan dari seluruh Taiwan yang bersumbangsih secara bergiliran. Para relawan di Kaohsiung sangat menyambut para relawan dari seluruh Taiwan.  Meski Aula Jing Si di Kaohsiung besar, tetapi karena banyaknya orang yang datang, ruang tidur pun menjadi penuh. Tempat yang semula terasa luas, kini menjadi penuh sehingga para relawan harus tidur di lantai, di koridor, atau di bawah tangga. Akan tetapi, semua orang tetap rela. Mereka juga tetap gembira. Demikianlah hati Bodhisatwa dan kerelaan bersumbangsih tanpa pamrih yang mereka miliki.

Mereka semua mengeluarkan biaya sendiri untuk datang dari jauh, harus bekerja keras, dan tinggal di tempat yang sederhana. Semua orang berkata, "Jika masih ada kesempatan, kami mau datang lagi." Inilah Bodhisatwa. Untuk mencapai kebuddhaan, kita sungguh harus menyelami Jalan Bodhisatwa. Dengan begitu, barulah kita dapat memahami ketidakkekalan hidup.

Sesungguhnya, selain akibat kecelakaan atau bencana alam, ketidakkekalan juga bisa terjadi akibat penyakit. Contohnya, di Afrika, mewabahnya virus Ebola telah membuat WHO mengumumkan status darurat internasional. Yang paling ditakutkan adalah memadainya transportasi membuat penyebaran penyakit ini semakin cepat.

Kita juga melihat di Amerika Serikat, akibat penembakan yang dilakukan oleh seorang polisi kepada remaja kulit hitam, banyak pemuda dan warga dari berbagai etnis di AS mulai terus melakukan demonstrasi. Jika ini tidak bisa ditangani dengan baik, maka bencana akibat ulah manusia mungkin terjadi. Ketidakkekalan akibat bencana sudah membuat orang khawatir. Jika ditambah lagi dengan pertikaian antarmanusia, maka hanya akan mendatangkan bencana yang lebih besar.

Singkat kata, setiap hari kita selalu berdoa semoga hati manusia tersucikan. Jika hati manusia damai, barulah masyarakat bisa harmonis. Kita harus selalu meningkatkan kewaspadaan dalam segala sendi kehidupan sehari-hari. Saluran gas, listrik, dan air, semuanya dipasang di dalam tanah. Bahkan, pipa saluran zat kimia dari industry juga dipasang di dalam tanah. Jika terjadi kebocoran, dampak yang ditimbulkan sungguh tak terkira. Insiden yang terjadi dalam sekejap dapat membawa penderitaan besar. Kini insiden telah terjadi, tetapi hati semua orang hendaknya tetap tenang dan berfokus untuk memulihkan kondisi.

Akhir kata, semoga mereka yang mengalami trauma kali ini dapat segera menenangkan hati dan mereka yang mengalami luka-luka dapat segera pulih dan dapat menjalani hidup seperti sediakala. Begitulah kehidupan. Ketidakkekalan dapat terjadi dalam sekejap. Karena itu, kita harus senantiasa meningkatkan kewaspadaan, mawas diri, dan tulus. 

 

Ledakan gas terjadi di Xindian 

Insan Tzu Chi segera memberi penghiburan dan menyediakan kebutuhan warga 

Memperhatikan kebersihan demi mencegah penyebaran wabah 

Menyucikan hati demi melenyapkan bencana  

 

Sumber: Lentera Kehidupan  - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Karlena, Marlina

Ditayangkan tanggal 18 Agustus 2014

Seulas senyuman mampu menenteramkan hati yang cemas.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -