Saling Mengasihi dan Mengantisipasi Wabah Penyakit

Setelah melihat begitu banyak bencana yang terjadi di dunia ini, kita hendaknya lebih bermawas diri dan tulus. Palang Merah menyatakan bahwa pada tahun 2013, korban jiwa akibat bencana alam mencapai lebih dari 20.000 orang. Kita juga bisa melihat Pegunungan Himalaya beberapa hari lalu diterjang oleh Siklon Hudhud yang mengakibatkan terjadinya longsoran salju. Meski gunung itu begitu tinggi, tetapi orang-orang tetap ingin mendakinya. Begitu terjadi kecelakaan, penderitaan yang ditimbulkan sungguh tak terkira. Sebagian orang kehilangan nyawa mereka. Lalu terkubur di manakah orang-orang yang belum ditemukan? Tidak ada orang yang tahu. Ada pula orang yang berhasil selamat setelah melewati berbagai bahaya. Mengapa manusia harus berbuat seperti itu? Kita hendaknya membiarkan pegunungan beristirahat dalam jangka waktu panjang.

Sungguh, di dunia ini, kita hendaknya mengasihi bumi. Insan Tzu Chi Australia sangat mengasihi bumi. Seluruh lahan ini telah mengalami salinisasi. Kita bisa melihat hamparan tanah yang ditutupi lapisan putih, bukan? Sesungguhnya, itu adalah garam. Pohon yang kita tanam di sana adalah pohon yang dapat mengurangi kadar garam di dalam tanah. Dalam sehari, mereka dapat menanam lebih dari 2.000 pohon. Selama beberapa tahun ini, mereka terus menanam pohon di berbagai lahan. Mereka berharap dapat memulihkan wilayah itu seperti lebih dari 100 tahun yang lalu.

Pohon membutuhkan waktu puluhan tahun untuk tumbuh besar. Namun, menebang pohon hanya butuh waktu sekejap. Pikirkanlah, jika manusia dapat hidup berdampingan secara harmonis dengan alam, bukankah dunia ini dapat terbebas dari bencana? Sungguh, dunia ini membutuhkan orang yang penuh cinta kasih.

  

Kita bisa melihat di Afrika Selatan, insan Tzu Chi di Johannesburg memberikan perhatian kepada anak-anak di sebuah panti asuhan. Mereka sering pergi ke sana untuk memberi bimbingan kepada anak-anak dan menyediakan barang kebutuhan mereka. Namun, panti asuhan ini tidak bisa beroperasi lagi karena telah dilelang. karena tidak dapat beroperasi lagi. Di mana anak-anak ini harus tinggal? Hingga kini masih belum diketahui. Di panti asuhan ini, ada 40 hingga 50 anak. Ke mana mereka harus pergi kelak? Saya sungguh tidak sampai hati, tetapi juga tidak berdaya.

Kita juga bisa melihat Turki. Negara ini menerima lebih dari satu juta warga pengungsi dari Suriah. Berhubung para pengungsi sulit untuk memenuhi kebutuhan hidup, maka banyak dari mereka yang telah pergi ke wilayah perkotaan. Karena itu, Relawan Hu kembali untuk meminta bantuan. Kita bisa membantu para pengungsi di Yordania, tentu saja kita juga bersedia membantu para pengungsi di Turki, tetapi bagaimana cara kita membantu mereka?

Di Turki, ada sebuah organisasi kemanusiaan yang bernama Kimse Yok Mu (KYM) yang berarti “alangkah baiknya ada kamu”. Pada saat wilayah selatan Taiwan diterjang Topan Morakot, kepala KYM mengajak anggotanya ke Griya Jing Si dan mendonasikan uang sebanyak 50.000 dolar AS. Inilah bantuan dari Turki.

Sesungguhnya, KYM belum lama berdiri. Pada belasan tahun yang lalu, Turki diguncang gempa dahsyat. Saat itu, insan Tzu Chi pergi ke sana dan bersumbangsih dengan penuh cinta kasih. Pada saat itu, KYM belum didirikan. Warga setempat terinspirasi oleh insan Tzu Chi yang bersumbangsih dan merawat para korban dengan penuh kehangatan. Setelah insan Tzu Chi meninggalkan Turki, mereka pun mendirikan organisasi kemanusiaan ini.

Kini, organisasi ini telah berkembang pesat hingga ke seluruh dunia. Saat Relawan Hu kembali ke sini bulan lalu, dia juga telah menceritakan kepada saya bagaimana sumbangsih KYM bagi para warga di Turki. Mereka berharap Tzu Chi juga dapat turut membantu di sana. Karena itu, kita juga turut membantu di sana. Namun, bantuan yang bisa kita berikan terbatas. Karena itu, saya berharap KYM juga dapat mengajak masyarakat Turki untuk turut membantu.

Jika pikiran manusia tidak selaras, maka akibatnya akan sangat berbahaya. Ini bagaikan naik perahu. Saat perahu oleng, jika para penumpang tidak bekerja sama untuk menstabilkannya, maka kemungkinan perahu terbalik sangat tinggi. Inilah yang terjadi di Suriah. Pikiran manusia yang tidak selaras telah menimbulkan pergolakan sosial, antarsesama manusia saling membunuh dan saling melukai. Akibatnya, banyak orang kehilangan tempat tinggal. Kini, keadaan menjadi tidak terkendali.

Di dunia ini, bencana akibat ulah manusia lebih menakutkan daripada bencana alam. Selain itu, kini yang paling mengkhawatirkan adalah wabah penyakit. Warga Taiwan sangat mengkhawatirkan penyakit demam berdarah. Penyebaran demam berdarah lewat nyamuk masih terus meluas. Kita harus terus membersihkan sampah agar tidak menimbulkan genangan air kotor. Saat cuaca panas, sedikit genangan air kotor saja sudah bisa menjadi tempat nyamuk berkembang biak. Kita harus terus membimbing warga untuk menjaga kebersihan lingkungan.

Namun, ada penyakit yang lebih menakutkan daripada demam berdarah, yaitu Ebola. Virus ini telah membawa kekhawatiran besar bagi seluruh dunia. Setiap orang merasa sangat takut. Di Amerika Serikat, terjadi lagi satu kasus Ebola. Ini sungguh membuat orang khawatir. Setiap orang di seluruh dunia harus meningkatkan kewaspadaan. Penyakit Ebola dapat menular melalui cairan tubuh. Ini sungguh membuat orang khawatir. Terlebih lagi, kini sarana transportasi sangat memadai. Orang-orang dapat mudah pergi berwisata dan tertular penyakit tanpa sadar.

Semua ini sungguh mengkhawatirkan. Karena itulah, kita harus berhati tulus setiap hari. Kita harus memulainya dari keseharian kita. Singkat kata, dunia ini sungguh penuh dengan penderitaan. Kita harus memahami ketidakkekalan di dunia ini dan menghadapi masyarakat dengan lebih tulus. Antarsesama manusia hendaknya saling mengasihi dan saling membantu. Hanya dengan menjaga kebersihan lingkungan dan menyucikan hati manusia, barulah kita bisa menciptakan kehidupan yang aman dan tenteram serta bumi yang sehat.

Nyawa manusia terancam bahaya saat mendaki gunung

Menanam pohon untuk memulihkan tanah

Melindungi anak yatim piatu dan menolong pengungsi

Mengantisipasi wabah penyakit dan saling membantu

Sumber: Lentera Kehidupan  - DAAI TV Indonesia,

Penerjemah: Karlena, Marlina

Cara kita berterima kasih dan membalas budi baik bumi adalah dengan tetap bertekad melestarikan lingkungan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -