Suara Kasih : Air Sumber Kehidupan


Judul Asli:
Menghargai Mata Air Pemberi Kehidupan

Semua makhluk bergantung pada air untuk bertahan hidup
Air lebih berharga daripada emas      
Saat memiliki cukup air, ingatlah orang-orang yang kekurangan air
Menghemat penggunaan air dan tak memboroskannya
 
Air Sumber Kehidupan
Apakah kalian melihat tayangan-tayangan tentang kelangkaan air. Dalam kehidupan sehari-hari, ketika memiliki air yang cukup, manusia cenderung tidak menghargainya. Ini karena manusia tidak memahami betapa pentingnya air bagi kehidupan. Kita biasa menggunakannya dengan boros dan tidak menyadari betapa berharganya air bagi kehidupan kita.

Segala sesuatu di dunia, termasuk tumbuhan, hewan, manusia, dan lain-lain, semua membutuhkan air. Makhluk hidup tak dapat bertahan tanpa air. Apakah kalian ingat sebuah kisah yang pernah saya ceritakan? Ada sepasang burung. Demi membantu burung betina bertelur, sepasang burung ini segera mempersiapkan sebuah sarang.

Saat membangun sarang. mereka berpikir bahwa telur perlu dierami beberapa lama. Karenanya, mereka membangun satu sarang lagi sebagai tempat menyimpan makanan. Namun, berselang beberapa waktu, buah-buahan di sarang tersebut terjemur cahaya matahari dan menjadi kering. Saat burung jantan melihat sarang yang tadinya penuh buah ini kini isinya menjadi berkurang, ia mengira burung betina yang mencurinya. Ia pun sangat marah dan mulai mematuki burung betina. Burung betina tak tahan lagi dan akhirnya mati.

Tak lama, hujan pun turun dan buah-buahan dalam sarang itu kembali mengembang. Ketika sang burung jantan melihatnya, ia sadar bahwa ternyata air dalam buah-buahan itu menguap. Kini setelah hujan turun, buah-buah tersebut kembali mengembang. Penyesalannya pun datang terlambat.


Apakah manusia juga akan mengalami hal yang sama dengan buah-buah tersebut? Ketika matahari terus menyinari, kadar air akan berkurang karena penguapan. Akankah bumi kita menjadi seperti buah-buahan pada cerita tadi? Manusia terus mengeksploitasi sumber air dan tak henti-hentinya menebang pohon. Tanah pun terus dirusak. Meski hujan turun, air pun tak dapat lagi meresap ke dalam tanah. Dulu hutan-hutan masih lebat dan dapat membantu penyerapan air secara perlahan-lahan.

Selain itu, akar pohon dapat melindungi tanah. Akar tanaman membantu penyerapan air yang perlahan membentuk persediaan air tanah. Namun, pohon-pohon kini telah ditebang dan akar-akarnya telah dicabut. Karenanya, tanah menjadi longgar. Ketika hujan turun, tanah longsor pun terjadi.

Alam Tak Lagi Bersahabat
Kita juga melihat bencana banjir di Brasil. Tanah longsor telah merenggut banyak korban. Melihat warga berduka dan diliputi kesedihan karena kehilangan anggota keluarganya, kita pun merasa tak sampai hati. Jika melihat ke seluruh dunia, kita dapat menyadari bahwa air dapat menentukan hidup mati makhluk hidup. Ketika terjadi kekeringan, makhluk hidup tak dapat bertahan hidup.

Lihatlah bencana kekeringan yang terjadi di Afrika Utara. Bukan hanya manusia yang terkena dampak, bahkan unta pun demikian. Lihatlah, bahkan unta tak terlihat seperti biasanya. Lihatlah, unta pun menjadi sangat kurus. Unta adalah hewan yang paling dapat bertahan dalam kondisi sangat kering. Namun, kini kita dapat melihat bahkan unta pun tak dapat bertahan lagi.

Bagaimana manusia dapat bertahan? Beberapa orang di Afrika Utara menuturkan bahwa mereka tidak punya pilihan, selain makan daun-daun pohon di pinggir jalan. Di sini tak ada lagi yang bisa dimakan. Hingga kini kami pun belum memperoleh bantuan. Ketika kekurangan air, manusia tak dapat bertahan hidup. Ketika kadar air terlalu sedikit, tanah pun berubah menjadi gurun pasir. Saat tanaman tak dapat tumbuh, kekurangan pangan akan terjadi. Ketika kekurangan pangan terjadi, manusia akan kelaparan.

Mereka menjelaskan bahwa apa pun tak dapat tumbuh. Tanah tersebut sudah menjadi gurun pasir. Tiada yang tersisa. Banyak orang yang tidak paham. Ketika bencana kekeringan dibahas, banyak orang menganggap hal tersebut hanya terjadi di Afrika. Sesungguhnya, Taiwan juga merupakan daerah yang kekurangan air. Kita harus meningkatkan kewaspadaan. Sesungguhnya, kita semua harus menyadari bahwa di dunia ini semua makhluk hidup saling bergantungan. Di mana pun bencana terjadi, kita harus meningkatkan kewaspadaan.


Kita hendaknya tak hanya merasa iba dan pergi membantu ke daerah yang membutuhkan. Bagi daerah yang tak mampu dijangkau, kita hendaknya berdoa dengan tulus dan tetap waspada. Kita semua hidup saling bergantungan. Kita hendaknya sungguh-sungguh merenungkan bencana kekeringan di Afrika utara. Meski terjadi banjir di wilayah selatan, mereka pun tak memiliki air minum. Mengapa? Karena air telah tercemar.
 
Penderitaan mereka sungguh tak terkira. Meski ada air, namun tak dapat diminum. Orang-orang yang kelaparan ini bagaikan buah-buahan dalam cerita tadi yang kering karena kekurangan air. Jadi, air dapat membawa berkah maupun bencana besar bagi dunia. Begitulah air. Bagaimana manusia menggunakan air? Kini kita semua harus meningkatkan kewaspadaan terhadap kemungkinan kekurangan air.

Kita harus sungguh-sungguhmenghargai setiap tetes air bagai emas. Air bahkan lebih berharga daripada emas. Meski ada tumpukan emas di hadapan kita, kita tetap tak dapat memakan atau meminumnya. Hanya air yang dapat melepaskan dahaga dan membuat kita bertahan hidup. Karenanya, harap semua orang menghargainya. Janganlah memboroskan air dalam keseharian.

Lihatlah daerah yang kekurangan air, warga di sana sungguh menderita. Karenanya, saya berharap semua orang memperbaiki pola hidup dengan kebijaksanaan. Lihatlah ke seluruh dunia. Air sangat menentukan hidup mati manusia. Karenanya, janganlah meremehkannya. Kita harus menghargai air. Kita sungguh harus membuka mata untuk melihat kondisi yang ada di dunia dan sungguh-sungguh merenungkannya.

Air sangat berpengaruh pada kehidupan manusia. Dengan adanya air, barulah manusia dapat bertahan. Tanpa air, manusia tak akan dapat bertahan. Akhir kata, air sangat dibutuhkan oleh semua makhluk, termasuk manusia, tumbuhan, maupun hewan. Semua makhluk membutuhkan air, Karena itu, kita harus menghargainya.

Diterjemahkan oleh: Erni & Hendry Chayadi
Foto: Da Ai TV Taiwan
Benih yang kita tebar sendiri, hasilnya pasti akan kita tuai sendiri.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -