Suara Kasih: Bahu-membahu Membantu Korban Banjir

 

 

Judul Asli:

Bahu-membahu Membantu Korban Banjir

Kebajikan setiap orang terhimpun di Aula Jing Si Indonesia
Menerjang angin dan hujan demi membantu para korban banjir
Melenyapkan penderitaan semua makhluk dengan cinta kasih universal
Melaporkan berita yang benar dan menenangkan hati warga

Kita dapat melihat Jakarta yang dilanda bencana banjir. Banjir kali ini memengaruhi kehidupan lebih dari 14 juta jiwa. Sebagian besar wilayah lumpuh total. Saya masih ingat kejadian 11 tahun silam. Tahun 2002 silam, Jakarta juga dilanda banjir parah. Saat itu, jumlah insan Tzu Chi di Indonesia tidak banyak. Karena itu, insan Tzu Chi setempat mengajak beberapa pengusaha local seperti Bapak Eka Tjipta Widjaja, Bapak Sugianto Kusuma, dan lainnya untuk memberikan bantuan. Sejak saat itulah para pengusaha tersebut mulai mendukung misi Tzu Chi. Beberapa tahun ini, kita dapat melihat Empat Misi Tzu Chi dijalankan serentak di Indonesia dengan sangat baik. Jalinan jodoh sungguh luar biasa. Bulan Oktober 2012 lalu, Aula Jing Si Indonesia diresmikan. Untuk sementara ini, Aula Jing Si di Indonesia merupakan Aula Jing Si terbesar di seluruh dunia. Di dalam Aula Jing Si ini terdapat kantor badan misi Tzu Chi.

Pada banjir kali ini, Aula Jing Si ini memiliki kegunaan yang sangat besar. Insan Tzu Chi menyiapkan barang bantuan dan makanan hangat di sana. Selain itu, berhubung ruang makan sementara yang dibangun pada awal pembangunan Aula Jing Si hingga kini belum dibongkar, maka tempat tersebut kini dijadikan sebagai tempat penampungan bagi ratusan korban banjir. Saya sering berkata bahwa Tzu Chi selalu memiliki ruang yang cukup untuk menjalankan misi-misinya. Bukankah ini yang disebut kita tak akan pernah kekurangan jika memiliki hati Buddha? Segala yang dibutuhkan selalu ada, dan semua ada pada saat yang tepat.

Aula Jing Si Indonesia memiliki kegunaan yang sangat besar. Saya sangat berterima kasih. Para insan Tzu Chi Indonesia mengerahkan segenap hati dan tenaga mengerahkan segenap hati dan tenaga untuk melakukan kebajikan. Mereka sungguh telah mempraktikkan kebajikan. Selama bertahun-tahun ini, sumbangsih insan Tzu Chi Indonesia telah mendapat pujian dari masyarakat setempat. Di mana pun bencana terjadi, mereka selalu menenangkan fisik dan batin serta memberikan bantuan bagi korban serta memberikan bantuan bagi korban. Mereka tak pernah melewatkan setiap kesempatan. Di mana pun terdapat bencana dan bahaya, mereka selalu memberikan bantuan.

Jumlah insan Tzu Chi di Indonesia terus-menerus bertambah. Kini, kita dapat melihat bahwa saat dilanda bencana besar, mereka tak perlu membuat saya khawatir. Setiap hari mereka selalu mengirimkan informasi tentang kondisi di lokasi bencana kepada saya. Berhubung banjir kali ini sangat parah, maka insan Tzu Chi dan pihak militer setempat bekerja sama untuk menyalurkan bantuan. Pihak militer menyediakan truk dan perahu karet untuk membantu mengevakuasi korban banjir ke tempat yang lebih aman. Pihak militer juga mengizinkan insan Tzu Chi menggunakan perahu dan truk mereka untuk mengantarkan makanan hangat dan barang bantuan. Mereka bekerja sama dengan harmonis, jadi baik media massa, warga, maupun pemerintah setempat, semuanya sangat mengakui sumbangsih Tzu Chi. Insan Tzu Chi menenangkan batin para warga dengan penuh kehangatan dan kelembutan.

Insan Tzu Chi Indonesia sungguh telah bersumbangsih bagi orang yang membutuhkan. Bagi warga yang kelaparan, mereka menyediakan makanan; bagi warga yang tak memiliki tempat tinggal, mereka menyediakan tempat yang aman. Saat tempat penampungan tidak cukup, insan Tzu Chi segera membuka Aula Jing Si. Ada ratusan warga yang dievakuasi ke sana. Kita juga menyediakan pelayanan medis. Jadi, baik tempat tinggal, makanan, maupun pelayanan medis, insan Tzu Chi telah menyediakannya. Melihatnya, saya sungguh merasa tenang. Akan tetapi, saya masih  mengkhawatirkan para korban banjir. Entah kapan mereka bisa terbebas dari penderitaan. Meski banjir sudah perlahan-lahan surut, namun insan Tzu Chi harus tetap memberikan bantuan untuk beberapa hari ke depan. Beruntung, pada bencana banjir kali ini insan Tzu Chi di Jakarta bisa bekerja sama dengan harmonis.

Sumbangsih mereka sungguh telah menenangkan hati warga, sungguh telah menenangkan hati warga. Para insan Tzu Chi Indonesia telah mengerahkan segenap hati dan tenaga untuk membantu para korban banjir. Lihatlah, setiap orang bekerja sama dengan cinta kasih universal demi menenangkan hati warga. Saya sungguh tersentuh. Akan tetapi, melihat mereka menyalurkan bantuan di tengah banjir, saya merasa sedikit khawatir. Entah mereka mengenakan sepatu bot yang tebal atau tidak, karena di tengah banjir mungkin ada pecahan kaca dan paku. Saya sangat khawatir. Intinya, sumbangsih insan Tzu Chi Indonesia telah mendapat pengakuan dari warga setempat.

Insan Tzu Chi yang berseragam biru putih telah tersebar ke seluruh pelosok dunia. Dari tayangan berita di Da Ai TV, kita juga melihat penyaluran bantuan di New York. Bagi para korban Badai Sandy yang tinggal di komunitas imigran Pakistan dan belum mendapat bantuan dari pemerintah maupun Tzu Chi, insan Tzu Chi New York pun menyalurkan bantuan bagi mereka. Akan tetapi, media massa setempat salah melaporkan bahwa Tzu Chi akan memberikan hadiah kepada 50 orang pertama dalam antrean, karenanya para korban bencana berbondong-bondong datang ke lokasi penyaluran bantuan. Kanal 12 mengatakan bahwa kartu debit ini untuk siapa saja, sesungguhnya tidak. Yang berhak menerimanya adalah mereka yang telah melewati proses seleksi dan diketahui bahwa belum menerima bantuan apa pun.

Media massa setempat melakukan kesalahan dalam penyampaian berita. Kita memang membagikan bantuan berupa kartu debit, tetapi bantuan itu khusus ditujukan bagi warga di komunitas imigran Pakistan yang belum menerima bantuan sebelumnya. Ini adalah bantuan pertama yang saya terima, karena dokumen saya tidak lengkap. Diperlukan dua jenis dokumen, tetapi saya tidak punya. Media massa harus memerhatikan akurasi laporan berita agar tidak menciptakan kesalahpahaman seperti itu. Singkat kata, setiap orang harus senantiasa menyerap Dharma ke dalam hati, mawas diri, berhati tulus, dan berdoa setiap saat. Kita harus mendoakan keamanan dan ketenteraman Kita harus mendoakan keamanan dan ketenteraman masyarakat dan setiap orang di dunia. (Diterjemahkan Oleh: Laurencia Lou )

 
 
Cara untuk mengarahkan orang lain bukanlah dengan memberi perintah, namun bimbinglah dengan memberi teladan melalui perbuatan nyata.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -