Suara Kasih: Bekerja Sama dan Bersatu Hati
Judul Asli:
Bekerja Sama dan Bersatu Hati dalam Menghadapi Bencana Banjir Membebaskan penderitaan korban bencana dan membabarkan Dharma | |||
“Kami hanya berharap mendapat bingkisan pada hari Deepavali. Namun, kalian juga memberikan beras dan minyak goreng untuk kami. Ini sungguh di luar dugaan. Kami merasakan rasa hormat kalian. Kalian memberi kami begitu banyak bahan pangan. Ini semua sangat membantu kami untuk merayakan Deepavali serta mengurangi beban saya,” ucap seorang penerima bantuan. Malaysia adalah sebuah negara yang memiliki banyak budaya karena warganya terdiri atas banyak ras dan menganut agama yang berbeda-beda. Di sana terdapat banyak warga keturunan India. Warga keturunan India selalu merayakan festival yang disebut Deepavali. Festival ini melambangkan kemenangan baik atas buruk. Saat insan Tzu Chi menyatakan berguru kepada saya, saya selalu berkata bahwa mereka telah berjalan menuju arah yang terang. Kita harus melenyapkan sisi gelap di dalam batin kita. Di dalam istilah Buddhisme disebut menaklukkan Mara. Warga keturunan India menyebutnya “membasmi iblis”. Jadi, tujuan mengikis kegelapan adalah mengembalikan kecemerlangan batin kita. Selama perayaaan ini, setiap keluarga harus menyalakan lampu, karena itu disebut juga dengan Festival Cahaya. Saat merayakan Deepavali bersama dengan para pasien penerima bantuan, insan Tzu Chi memanfaatkan kesempatan itu untuk berbagi semangat cinta kasih Tzu Chi agar mereka tahu bahwa selain menyalakan lampu, mereka juga dapat menyalakan pelita batin. Karena itu, insan Tzu Chi berbagi tentang kisah celengan bambu. | |||
| |||
Meski hidup dalam kondisi minim, namum setiap hari mereka berbuat baik dan membangkitkan sebersit niat baik. Mereka turut menyisihkan uang di celengan bambu dengan penuh rasa syukur. Mereka melakukannya dengan penuh sukacita. Jadi, insan Tzu Chi di Malaysia sungguh telah membebaskan penderitaan sesama dan membabarkan Dharma Insan Tzu Chi memberikan bantuan jangka panjang serta membimbing mereka untuk memperkaya spiritual dengan menyisihkan uang di celengan bambu. Para relawan berbagi dengan mereka bahwa dengan menyisihkan uang sedikit demi sedikit di celengan bambu setiap hari,mereka dapat mengingatkan diri sendiri untuk berkata baik, berbuat baik, dan berpikiran baik. Dengan demikian, berarti mereka sedang menanam akar kebajikan. Inilah hati Bodhisatwa. Jadi, dalam mengemban misi amal, kita tak hanya memberi bantuan materi, namun sesungguhnya kita juga menyelamatkan batin manusia. Karena itu, pada tahun 2006, saya mengimbau setiap orang untuk kembali pada semangat celengan bambu. Hingga kini, kita masih terus mempraktikkannya. Melihat kontribusi mereka, saya sungguh merasakan harapan masa depan. Meski menganut agama yang berbeda, namun mereka mengemban misi Tzu Chi dan melangkah maju dengan mantap. Meski setiap orang menganut agama yang berbeda, namun insan Tzu Chi tak memaksa mereka untuk pindah keyakinan. Insan Tzu Chi hanya mengenalkan semangat Tzu Chi kepada mereka. Inilah yang dilakukan oleh insan Tzu Chi di seluruh dunia. Bodhisatwa sekalian, kita yang berada di Taiwan harus senantiasa mawas diri, berhati tulus, dan berdoa bagi keselamatan dunia. Beberapa hari lalu, usai memberikan ceramah pagi, saya mengadakan rapat dengan insan Tzu Chi di Amerika Serikat dan 4 negara lainnya di Amerika Tengah. Ini karena Honduras, El Salvador, Guatemala, dan Meksiko dilanda bencana banjir yang mendatangkan kerusakan parah. Insan Tzu Chi di Amerika Serikat sangat mendedikasikan diri. Mereka berinisiatif untuk membantu para korban bencana. Namun, ada sebagian besar barang bantuan disiapkan oleh insan Tzu Chi Taiwan. Selimut, nasi instan, serta baju bekas telah disiapkan dan akan dikirim ke 4 negara tersebut.Siang hari beberapa hari yang lalu, saya mengadakan konferensi video dengan para insan Tzu Chi di Thailand. Beberapa hari ini, saya sangat mengkhawatirkan kondisi Thailand. Yang lebih membuat saya khawatir adalah mendengar Badan Meteorologi setempat terus melaporkan akan turun hujan deras. Terlebih lagi, beberapa hari ini adalah masa pasang air laut. Inilah kondisi di Thailand sekarang. Setelah air surut, mungkin akan terdapat banyak lumpur dan sampah. | |||
| |||
Beberapa hari lalu, saya mendengar kabar bahwa insan Tzu Chi telah mulai berkomunikasi dan mengunjungi pengusaha setempat satu per satu. Para pengusaha sangat bersedia untuk turut berpartisipasi. Singkat kata, setiap orang harus bekerja sama dengan harmonis untuk membersihkan lokasi bencana. Inilah cara yang paling efektif dan tepat. Setiap orang harus saling membantu dan bersatu hati. Kita dapat membantu orang lain terlebih dahulu sebelum membersihkan rumah kita sendiri. Setelah itu, orang lain juga akan membantu kita. Dengan demikian, seluruh komunitas akan menjadi bersih dengan cepat dan perekonomian pun akan segera pulih. Bila setiap orang hanya mementingkan dirinya sendiri, maka kekuatan mereka tak akan terhimpun. Saya terus berkata bahwa satu orang saja tak dapat menciptakan pahala. Kita membutuhkan tenaga dari banyak orang baru dapat menciptakan pahala yang besar. Inilah yang harus ditanamkan dalam diri setiap insan Tzu Chi. Setelah memahami hal ini, insan Tzu Chi akan mampu berbagi dengan warga di komunitas dan menginspirasi mereka dengan cinta kasih. Setiap orang di dunia ini harus menghormati langit dan mengasihi bumi. Karena hidup di kolong langit dan di atas bumi yang sama, kita harus menghormati langit dan bumi. Jika setiap orang bekerja sama dengan harmonis, maka secara alami, kondisi iklim akan menjadi selaras. Saat semua orang berinteraksi dengan harmonis, maka nafsu keinginan kita akan berkurang secara perlahan-lahan dan cinta kasih kita akan semakin besar. Saat pikiran manusia berjalan selaras, maka secara alami kondisi iklim pun akan menjadi selaras. Diterjemahkan oleh Karlena Amelia.
|