Suara Kasih: Bekerja Sama Menyebarkan Ajaran Benar

 

Judul Asli:

Bekerja Sama Menyebarkan Ajaran Benar

Kondisi iklim yang ekstrem menimbulkan banyak bencana
Bekerja sama untuk menyalurkan bantuan bencana
Berbakti dan berbuat baik adalah dua hal yang tidak bisa ditunda
Memanfaatkan telekonferensi video untuk menyebarkan ajaran benar

 

Kita kembali melihat berita tentang ketidakselarasan unsur air. Selain itu, ketidakselarasan unsur tanah yang menyebabkan gempa bumi juga terus terjadi belakangan ini. Inilah yang kini tengah melanda dunia. Banyak negara di dunia tengah dilanda bencana akibat ketidakselarasan empat unsur. Terlebih lagi, kawasan timur laut Amerika Serikat juga dihantam badai salju yang menyebabkan suhu udara setempat terus turun hingga ke titik paling rendah.

Melihat kondisi cuaca yang ekstrem di berbagai belahan dunia, membuat saya kembali teringat pada bantuan bencana topan yang kita berikan bagi Filipina sebelum Tahun Baru Imlek. Bantuan itu berlangsung dalam jangka waktu yang panjang. Insan Tzu Chi dari 13 negara terjun ke lokasi bencana untuk menyalurkan bantuan bencana. Selain itu, insan Tzu Chi di 46 negara juga membawa kotak dana untuk menggalang dana bagi korban bencana Filipina. Meski Afrika merupakan negara miskin, tetapi insan Tzu Chi setempat juga ikut menggalang dana demi mengembangkan cinta kasih warga setempat. berlangsung dalam waktu yang sangat lama.

Sesungguhnya, pada bulan Oktober lalu, Pulau Bohol juga diguncang gempa bumi yang mengakibatkan kerusakan parah. Saat itu, pascagempa, insan Tzu Chi segera bergerak untuk melakukan survey dan menyalurkan bantuan darurat bagi korban bencana di sana. Kemudian, insan Tzu Chi kembali ke Taiwan untuk membahas dengan saya mengenai rencana penyaluran bantuan  jangka menengah dan jangka panjang. Akan tetapi,  sebelum rencana tersebut terealisasi, Topan Super Haiyan pada bulan November. Karena itu, semua insan Tzu Chi terjun  dalam penyaluran bantuan bencana Topan Haiyan.

Kini, insan Tzu Chi kembali mengunjungi Pulau Bohol yang diguncang gempa dan tetap melihat  kerusakan yang parah. Karena itu, setelah Tahun Baru Imlek, kita akan bersiap-siap untuk membagikan bantuan di sana. Sesungguhnya, sebulan sebelum Pulau Bohol diguncang gempa bumi, yakni pada bulan September, bencana akibat ulah manusia. Lebih dari 20.000 rumah warga dibakar oleh kaum pemberontak. Karena itu, wali kota Zamboanga meminta bantuan kepada insan Tzu Chi untuk menyiapkan rumah rakitan dan ruang kelas rakitan sementara bagi para korban bencana. Beliau meminta bantuan 1.000 rumah rakitan sementara.

Kini liburan Tahun Baru Imlek telah berakhir. Insan Tzu Chi akan mulai merakit rumah rakitan sementara. Inilah yang tengah kita lakukan sekarang. Sementara itu, ruang kelas rakitan yang kita siapkan untuk mereka sebelum Tahun Baru Imlek telah selesai dirakit oleh insan Tzu Chi dan warga setempat. Kita bisa melihat anak-anak sangat gembira. Saya sangat berterima kasih kepada insan Tzu Chi di seluruh dunia yang telah bergerak bersama-sama untuk bersumbangsih dengan penuh cinta kasih.

Kita juga bisa melihat di Taiwan, para siswa kembali menggalang dana demi membantu korban bencana di Filipina. Para pengusaha di Taiwan juga menyumbangkan pakaian untuk bazar amal. Sumbangsih para Asosiasi Sahabat Tzu Chi dan insan Tzu Chi bagi korban bencana di Filipina sungguh membuat orang merasa tersentuh. Selain itu, kita juga melihat Qing-er mengajak orang-orang untuk mendonasikan buku Kata Renungan Jing Si bagi anak-anak di Filipina. Buku Kata Renungan Jing Si ini tersedia dalam versi bahasa Inggris dan Mandarin. Kita berharap anak-anak di sana bisa memperoleh manfaat dari Kata Renungan Jing Si.

Beberapa hari ini di Griya Jing Si, Denise Tsai juga berbagi dengan semua orang mengenai kondisi kehidupan di Mozambik. Melalui tayangan video dan foto, sangatlah sulit. Berkat adanya jalinan jodoh yang istimewa, insan Tzu Chi bisa membangkitkan kekayaan batin warga setempat serta mengajari mereka pentingnya  berbakti dan berbuat baik. Saya bertanya kepada Denise Tsai, “Apakah kegiatan membasuh kaki orang tua diadakan sebulan sekali?” Dia menjawab, “Tidak tentu. Adakalanya diadakan sebanyak 5 hingga 6 kali dalam sebulan.”

Ini karena mereka berbagi semangat Tzu Chi di berbagai tempat. Pada saat berbagi semangat Tzu Chi, mereka akan mengadakan kegiatan ini untuk membimbing masyarakat dan membangkitkan cinta kasih setiap orang.

Insan Tzu Chi ingin memberi tahu warga setempat bahwa mereka bukanlah yang paling menderita. Di dunia ini masih ada orang yang hidup menderita akibat bencana alam dan ulah manusia. Insan Tzu Chi juga mengajari warga setempat bahwa berbakti dan berbuat baik adalah dua hal yang tak bisa ditunda. Karena Mozambik berada di bawah kekuasaan negara lain selama berabad-abad, maka terciptalah diskriminasi ras. Mayoritas masyarakat Mozambik tidak mendapatkan pendidikan yang layak. Kehidupan suami istri juga tidak sesuai norma sehingga anak-anak setempat memiliki pandangan yang buruk terhadap orang tua. Karena itulah, insan Tzu Chi dari Afrika Selatan mulai menyebarkan cinta kasih di Mozambik dan membangkitkan  kekayaan batin warga setempat.

Selanjutnya, Denise Tsai mulai melakukan kunjungan rutin. Secara berkala, insan Tzu Chi dari Afrika Selatan juga berkunjung ke Mozambik. Warga setempat yang mulanya membutuhkan bantuan dari orang lain, kini menjadi orang yang bisa menggunakan kekuatan sendiri untuk membantu orang lain. Dari sini kita bisa melihat bahwa dunia ini bisa diubah. Kita juga dapat meningkatkan kekuatan cinta kasih untuk menyucikan hati manusia. Kita dapat memanfaatkan Dharma yang bagaikan air untuk membersihkan kegelapan dan noda batin semua makhluk. Jika “kabut” di dalam hati bisa dibersihkan, maka mereka akan bisa melihat sinar mentari dan rembulan. Dengan demikian, mereka akan menyadari bahwa kebijaksanaan mereka bagaikan mentari dan welas asih mereka bagaikan rembulan. Ini semua dibutuhkan kekuatan cinta kasih. Asalkan membangkitkan tekad, maka tiada hal yang sulit.

Kita bisa melihat bahwa liburan Tahun Baru Imlek telah berakhir. Tahun ini, insan Tzu Chi di setiap tempat sangat tekun dan bersemangat. Selama 8 hari ini, mereka bersama-sama  melakukan kebaktian Sutra Bunga Teratai. Insan Tzu Chi dari 14 negara yang berjumlah lebih dari 33.000 orang yang terhubung lewat konferensi video. Setiap orang membangkitkan niat dan ketulusan untuk mempelajari Dharma. Saya merasa sangat terharu melihatnya. Meski Griya Jing Si sangat kecil, tetapi kita bisa mengadakan kebaktian Sutra Bunga Teratai yang diikuti oleh insan Tzu Chi di seluruh dunia lewat konferensi video sehingga mereka dapat bersama-sama melatih diri. Saya sangat bersyukur karena perkembangan teknologi masa kini telah mempermudah kita menyebarkan Dharma dan menyatukan ketulusan hati setiap orang. Sungguh, kita harus berhati tulus dan mawas diri. Di masa kini, kita harus senantiasa bersikap mawas diri. (Diterjemahkan Oleh: DAAI TV)

 
 
Penyakit dalam diri manusia, 30 persen adalah rasa sakit pada fisiknya, 70 persen lainnya adalah penderitaan batin.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -