Suara Kasih: Belajar dengan Giat dan Menyebarkan Cinta Kasih

 

Judul Asli:

Belajar dengan Giat dan Menyebarkan Cinta Kasih

Insan Tzu Chi Malaysia mengantarkan cinta kasih dan menghibur para korban bus pariwisata
Memiliki keyakinan benar dan memahami hukum karma
Melindungi makhluk hidup dengan hati yang tulus  serta mengembangkan berkah dan kebijaksanaan
Berbakti dan berbuat baik  untuk membalas budi luhur orang tua

“Saya juga dulu kan pernah dibantu gitu sama yayasan dan saya juga ingin seperti itu, saya ingin terus membantu sesama,” ujar Sumawati, Siswi Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi. “Saya ke sini untuk membantu. Kita harus saling membantu agar hidup kita menjadi bermakna,” ujar seorang anak Zimbabwe.

Lihatlah begitu banyak anak muda yang berasal dari negara yang berbeda-beda. Mereka sangat memiliki berkah. Dari tayangan ini, kita bisa melihat anak dari Zimbabwe yang bersekolah di Afrika Selatan. Selain itu, ada pula anak dari bantaran Kali Angke, Indonesia yang kini tengah bersekolah. Mereka adalah orang yang sangat memiliki berkah. Anak laki-laki yang kita lihat tadi berasal dari Zimbabwe yang mayoritas warganya hidup serba kekurangan. Anak ini sangat istimewa. Dia sangat pandai dan tekun belajar. Di tengah lingkungan yang serba sulit itu, dia berhasil mengatasi kesulitannya untuk bersekolah di Afrika Selatan. Kehidupannya di Afrika Selatan juga sangat sulit. “Jadi, kamu selalu memasak di bawah meja?” tanya relawan kepadanya. “Ya, karena ruangannya sangat terbatas, maka saya terpaksa seperti ini,” jawabnya.

Demi menuntut ilmu dan demi harapan masa depan, anak ini sangat tegar. “Suatu malam, warga lokal Afrika Selatan datang mengganggu kami dan ingin mengusir kami. Saat itu, saya juga ada di sana. Kemudian, para pendatang berkata, ‘Jika kalian ingin mengusir kami, mari kita cari tempat untuk adu kekuatan.’ Dalam kerusuhan itu, saya melihat ada orang yang meninggal. Malam itu, mereka ingin memukul saya. Saya melarikan diri. Kemudian, saya tidur di tepi jalan. Itu sungguh menakutkan. Saya mengira saya akan mati,” tuturnya bercerita.

Untung saja, dia memiliki jalinan jodoh baik. Dia bertemu dengan insan Tzu Chi serta mendapat bantuan dana pendidikan dari Tzu Chi. Kini dia bersekolah di Afrika Selatan. Dia mengerti bersyukur dan balas budi. Meski sangat sibuk belajar, tetapi dia sering ikut bersama insan Tzu Chi untuk membantu orang lain. Dia memanfaatkan setiap detik dengan baik untuk membantu orang lain. “Melalui kunjungan kasih, saya bisa memberi perhatian kepada orang lain. Dengan membantu orang lain, membuat kita merasa kita tidak hanya bisa berdiam diri di rumah dan berkata kepada orang, saya tidak memiliki apa pun dan tak ada yang bisa saya lakukan. Saya masih bisa mengungkapkan perhatian dan cinta kasih saya kepada orang lain. Saya mengasihi dan mendukung mereka. Setidaknya, saya bisa memberikan harapan kepada mereka agar mereka tidak merasa sendirian.”

Meski dia sendiri hidup kekurangan, tetapi dia sangat berterima kasih kepada insan Tzu Chi yang selalu mengasihi dan melindunginya. Anak yang tahu untuk mengasihi diri sendiri pasti tahu untuk membalas budi. Dia sangat mengasihi diri sendiri. Selain itu, dia juga memanfaatkan kemampuan dan setiap waktu luangnya untuk berkontribusi. Ini merupakan wujud balas budinya. Dia tahu untuk mengasihi diri sendiri dan orang lain. Anak yang tahu untuk mengasihi diri sendiri dan orang lain pasti akan selamanya dikasihi oleh orang lain.

Lihatlah gadis dari Indonesia ini. Dahulu, dia tinggal di bantaran Kali Angke dan selalu bermain-main di sana tanpa memakai alas kaki. Akan tetapi, sekarang dia sudah bersekolah. Banyak kehidupan warga setempat juga telah mengalami perubahan. Insan Tzu Chi membantu membangun Perumahan Cinta Kasih, membangun sekolah untuk anak-anak, serta memberikan bantuan dana pendidikan. “Saya ingin berterima kasih kepada Master Cheng Yen. Dengan kebijaksanaan Master dan hati yang tulus untuk membantu semua orang. Kehidupan saya dan keluarga saya menjadi lebih baik dari sebelumnya.”

Kita dapat melihat kehidupan anak-anak yang kini memiliki kehidupan yang baik. Setiap anak harus tahu untuk menyadari berkah, bersyukur, dan membalas budi setiap saat. Setiap anak harus tahu mengasihi diri sendiri, bersyukur kepada orang tua, serta belajar dengan giat. Janganlah kita menyia-nyiakan waktu. Kita harus memanfaatkan waktu dengan baik karena hidup ini tidaklah kekal.

Kita dapat melihat kondisi di Jepang. Beberapa hari lalu, kita sangat mengkhawatirkan dua buah topan yang terbentuk di permukaan laut. Dua buah topan tersebut terus mengarah ke Utara. Meski ia tak membawa dampak pada Taiwan, tetapi salah satu topan telah menerjang Jepang. Selain itu, Jepang juga diguncang gempa bumi dan dihantam tornado. Badai tornado telah menyebabkan bencana besar. Rumah yang mengalami kerusakan tidaklah sedikit. Kemarin, insan Tzu Chi di Jepang sudah mulai menyurvei lokasi bencana. Gempa bumi juga mengguncang Pulau Izu, Jepang. Untung saja, gempa ini tidak menyebabkan terjadinya tsunami. Akan tetapi, terjangan topan telah membawa curah hujan tinggi bagi Jepang. Sungguh, bencana alam membuat orang merasa tidak berdaya.

Ketidakselarasan unsur air juga membawa kerugian besar bagi umat manusia. Karena itu, kita harus mawas diri dan berhati tulus. Dalam kehidupan sehari-hari, kita juga harus menjaga kelestarian lingkungan. Tentu saja, empat unsur yang tidak selaras adalah penyebab utama terjadinya bencana. Akan tetapi, dalam kehidupan sehari-hari, janganlah kita membuang sampah sembarangan agar selokan tidak tersumbat. Selain itu, usahakanlah untuk menggunakan bahan pelapis tanah yang bisa menyerap air. Janganlah kita menggunakan semen atau aspal untuk melapisi jalan. Pada masa sekarang ini, selain curah hujan yang sangat tinggi, kondisi iklim juga menjadi sangat ekstrem. Selain itu, manusia juga tidak  menjaga lingkungan hidup dengan baik. Begitu juga di Cile.

Beberapa hari lalu, cuaca di sana sangat dingin dan turun salju lebat. Insan Tzu Chi di Cile juga menyadari bahwa kondisi iklim yang ekstrem berhubungan erat dengan pola hidup manusia. Karena itu, insan Tzu Chi di Cile mengadakan kegiatan untuk mensosialisasikan pola hidup vegetaris. Selain itu, mereka juga mengadakan baksos kesehatan bagi warga kurang mampu di Cile. Kita juga melihat dr. Gao yang berangkat dari Argentina untuk melakukan baksos kesehatan lintas negara. Pada saat mengadakan baksos kesehatan, dia juga memberikan penyuluhan kesehatan agar para warga mengetahui cara untuk menjaga kesehatan.

Insan Tzu Chi di seluruh dunia bekerja keras untuk menjaga kesehatan setiap orang dan menyucikan batin manusia. Sungguh, antarsesama manusia harus saling membantu agar kondisi masyarakat membaik. Kita juga harus mengulurkan tangan untuk membantu anak-anak kurang mampu agar mereka berkesempatan untuk menuntut ilmu dan kelak bisa berkontribusi bagi masyarakat. Inilah cara kita membantu antarsesama. Setiap orang hendaknya saling membantu. Singkat kata,  jika kita bisa mengasihi diri sendiri dan mengasihi orang lain, maka kita akan menjadi orang yang dikasihi oleh orang lain. Dengan demikian, barulah kehidupan kita bisa bermakna. (Diterjemahkan Oleh: Karlena Amelia )

 
 
Apa yang kita lakukan hari ini adalah sejarah untuk hari esok.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -