Suara Kasih: Berbakti dan Berbuat Baik

 

Judul Asli:

Berbakti dan Berbuat Baik untuk Membalas Budi Luhur Orang Tua

Insan Tzu Chi Malaysia mengantarkan cinta kasih dan menghibur para korban bus pariwisata
Memiliki keyakinan benar dan memahami hukum karma
Melindungi makhluk hidup dengan hati yang tulus  serta mengembangkan berkah dan kebijaksanaan
Berbakti dan berbuat baik  untuk membalas budi luhur orang tua

Kita bisa melihat dunia ini terus dilanda bencana. Sungguh membuat orang takut melihatnya. Belakangan ini, kita sering melihat kecelakaan yang terjadi di daerah wisata. Beberapa hari lalu,  di dekat Genting Highlands, Malaysia, terjadi sebuah kecelakaan bus. Bus ini membawa para penumpang  yang ingin pergi  ng yang menjadi korban. Sekarang, insan Tzu Chi di Kuala Lumpur telah bergerak untuk untuk menghibur dan mendampingi para korban dan keluarga korban. Mereka membangkitkan rasa empati serta perasaan senasib dan sepenanggungan. Banyak orang yang batinnya terpukul  karena kehilangan anggota keluarga yang dikasihi. Dengan perasaan senasib dan sepenanggungan ini, insan Tzu Chi bergerak  untuk menghibur dan mendampingi mereka.

Belakangan ini, di seluruh Taiwan, tengah digelar acara doa bersama di bulan 7 penuh berkah. Insan Tzu Chi terus mengimbau warga agar tidak membakar kertas sembahyang. Kita harus berdoa dengan menggunakan hati yang paling tulus. Selain berdoa, kita juga harus menghimpun berkah dan kebijaksanaan. Kita harus menumbuhkan berkah dan kebijaksanaan secara bersamaan. Tidak membakar kertas sembahyang adalah cara untuk membangkitkan kebijaksanaan. Kita harus memiliki keyakinan benar. Jangan berpikir bahwa dengan membakar kertas sembahyang,  kita sudah bisa meminta perlindungan. Semua ini adalah takhayul. Itu hanyalah kepercayaan tradisional etnis Tionghoa.

Ajaran Buddha yang sesungguhnya mengajarkan tentang kebenaran hidup. Ajaran Buddha membimbing manusia awam berpaling dari ketersesatan dan kembali ke jalan benar. Kita harus berpaling dari kegelapan batin menuju jalan yang benar agar bisa kembali pada hakikat kebuddhaan yang murni. Ajaran Buddha membuat kita memahami bahwa segala sesuatu tak luput dari hukum sebab akibat. Prinsip ini sangatlah jelas. Sebagaimana benih yang ditanam, demikianlah buah yang akan dituai. Jika tidak menciptakan berkah dan berbuat baik,  bagaimana mungkin Anda bisa memperoleh berkah? Apakah hanya dengan membakar kertas sembahyang, Anda sudah bisa memperoleh berkah? Apakah dengan membakar kertas sembahyang dan bersembahyang, Anda sudah bisa hidup tenteram? Ini semua adalah takhayul. Kita harus kembali dari ketakhayulan menuju kebenaran.

Ajaran Buddha menunjukkan kepada kita sebuah jalan yang jelas.Untuk menciptakan berkah dan membangkitkan kebijaksanaan, kita harus memulainya dari membina nilai moralitas sebagai manusia. Prinsip dasar dalam kehidupan manusia adalah berbakti. Karena itu, berbakti dan berbuat baik adalah dua hal tidak bisa ditunda. Berbakti adalah pangkal dari segala kebajikan. Selama sebulan ini, kita terus mementaskan  drama musikal  yang mengandung prinsip berbakti. Baik Tzu Ching, anggota komisaris kehormatan,  maupun relawan Tzu Chi, mereka semua berpatisipasi dalam  pementasan drama musikal “Sutra Bakti Seorang Anak”.

Walaupun mereka bukan aktor profesional, tetapi setelah menyerap Dharma ke dalam hati, mereka mampu mengungkapkan makna yang terkandung lewat gerakan tubuh. Setiap orang yang ikut menyelami Dharma juga ikut terinspirasi. Mereka mengintrospeksi diri, bertobat, serta mengerti untuk berbakti dan berbuat baik. Lihatlah, di Da Ai TV, lebih dari 200 anak bekerja sama  mementaskan drama yang diadaptasi dari 2 Sutra. Dengan hati yang murni dan suci, anak-anak bisa memahami  jerih payah orang tua dalam membesarkan mereka. Lebih dari 200 keluarga relawan cilik ini, karena partisipasi anak-anak dalam pementasan adaptasi Sutra, para orang tua itu merasa sangat gembira dan bersyukur.

Kita terus mengimbau orang-orang bahwa untuk melindungi bumi dan menyelaraskan empat unsur alam di dunia, satu-satunya cara adalah dengan bervegetaris. Karena itu, para relawan mementaskan sebuah drama tentang manusia yang membunuh hewan dengan cara yang kejam. Baik orang yang membunuh hewan maupun orang yang mengonsumsi daging hewan demi memenuhi nafsu makan, sama-sama akan menerima buah karma. Kita harus berempati terhadap para hewan dan menghormati kehidupan. Melalui perpaduan lirik lagu dan gerakan tubuh, mereka berhasil menginspirasi banyak orang.

Selain itu, mereka juga mementaskan  kisah “Putri Jyotinetra Menolong Ibunya”. Rombongan oera Tang Mei Yun telah menyerap Dharma ke dalam hati, lalu mementaskannya dengan  cara sangat mudah untuk dipahami. Dalam pertunjukan itu, kita bisa melihat gambaran penderitaan neraka dan ibu dari Putri Jyotinetra yang membunuh banyak hewan demi memenuhi nafsu makannya. Akibatnya, setelah meninggal dunia, sang ibu harus menerima siksaan di neraka. Kita juga melihat Putri Jyotinetra yang mencari keberadaan ibunya setelah sang ibu meninggal dunia. Saat melakukan meditasi, dia bagai melihat gambaran penderitaan di neraka  dan melihat ibunya tengah disiksa. Karena itu, Putri Jyotinetra berikrar untuk menolong ibunya.

Kemudian, seorang dayang di keluarganya melahirkan bayi. Bayi tersebut seperti bisa berkata pada Putri Jyotinetra, “Putriku, aku adalah ibumu! Tolonglah aku!” Putri Jyotinetra segera ke vihara untuk bertanya kepada seorang bhiksu yang sudah mencapai tingkatan kesucian. Bhiksu tersebut menjelaskan kepadanya tentang hukum karma. Bhiksu itu berkata, “Karena jasa dan pahalamu, ibumu berkesempatan untuk terbebas dari alam neraka dan terlahir sebagai manusia. Setelah menjalani hidup dalam kemiskinan, dia akan segera meninggal dunia. Berkat pahalamu, kelak ibumu akan terlahir di alam surga.” Inilah wujud bakti. Wujud bakti yang sesungguhnya adalah berikrar untuk menyelamatkan semua makhluk. Putri Jyotinetra itu adalah Bodhisattva Ksitigarbha yang berikrar tidak akan mencapai kebuddhaan sebelum neraka kosong.

Beliau berikrar untuk menyelamatkan semua makhluk di alam neraka. Kisah tentang hukum sebab akibat yang diadaptasi dari Sutra ini mereka pentaskan di atas panggung. Bahkan, Wali Kota Kaohsiung, Ibu Chen Chu juga datang menonton, ia berkata, ”Hari ini, saya dan tim saya dari pemerintah kota datang menonton pementasan ini. Saya yakin semuanya memiliki kesan yang dalam. Semoga kita bisa lebih menjaga kelestarian lingkungan, menghemat penggunaan energi,  mengurangi emisi karbon, serta hidup lebih sederhana.”

Saya sangat berterima kasih kepada rombongan opera Ming Hwa Yuan, Tang Mei Yun, dan Hsu Ya-fen yang secara bergilir mengadakan pementasan adaptasi Sutra di seluruh Taiwan. Pementasan mereka sangat menyentuh dan menjernihkan hati banyak orang. Semua pementasan mereka adalah tentang hukum sebab akibat. Setiap pementasan mereka sangat bagus. Baiklah. Saya sungguh berterima kasih.Banyak sekali hal yang patut saya syukuri. Meski demikian, kita tetap harus senantiasa meningkatkan kewaspadaan dan menjaga perilaku kita dengan baik. (Diterjemahkan Oleh: Karlena Amelia )

 
 
Cara kita berterima kasih dan membalas budi baik bumi adalah dengan tetap bertekad melestarikan lingkungan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -