Suara Kasih: Berdoa dengan Tulus

 

Judul Asli:

Mawas Diri dan Berdoa dengan Tulus Semoga Dunia Terbebas dari Bencana

Dua topan yang terbentuk di atas permukaan laut saling memengaruhi
Mawas diri dan berdoa semoga dunia terbebas dari bencana
Menyadari kebenaran lewat kegiatan daur ulang
Mengurangi sikap konsumtif dan melindungi bumi

Saya sungguh khawatir. Topan Tembin secara perlahan-lahan mulai mengarah ke Taiwan. Menurut prakiraan cuaca, topan tersebut akan masuk ke Taiwan kemarin. Sepanjang malam saya terus terbangun untuk mendengarkan suara di luar. Saat bersiap-siap untuk memberikan ceramah pagi, saya berjalan di lorong. Di langit, saya melihat awan yang tebal. Saya terus berdoa dalam hati, semoga kondisi alam dapat bersahabat. Segala sesuatu di dunia ini terjadi karena adanya sebab dan kondisi. Di saat-saat seperti ini, topan memang diperlukan untuk membantu menyelaraskan kondisi alam. Jika kondisi alam selaras, bumi dan manusia juga akan mendapat manfaat.

Sungguh disayangkan, terus timbul gejolak dalam pikiran manusia yang menciptakan banyak karma buruk. Perbuatan merupakan sebuah kekuatan Saat setiap orang bersama-sama  membangkitkan niat baik,kekuatan karma baik akan tercipta. Kekuatan karma baik yang besar akan menciptakan berkah di dunia. Dalam kehidupan di dunia, jika kita bisa menciptakan berkah, maka unsur alam akan menjadi harmonis. Akan tetapi, jika batin manusia tidak selaras, maka dalam kondisi di mana kebajikan dan kejahatan saling tarik-menarik ini, pihak dengan jumlah orang terbanyaklah yang akan menang. Jadi, menggalang Bodhisattva dunia sangatlah penting.

Kita dapat melihat Topan Tembin yang berkekuatan sedang bergerak sangat perlahan di atas permukaan laut. Pergerakan topan yang perlahan itu akan mendatangkan curah hujan yang sangat tinggi bagi Yilan, Hualien, dan Taidong, terutama Hualien. Karena itu, setiap orang harus meningkatkan kewaspadaan. Saya teringat Topan Saola beberapa waktu lalu yang mendatangkan kerusakan parah bagi Hualien. Hingga kini, masih banyak warga tinggal di penampungan dan asrama yang disediakan Taiwan Power Company. Sungguh tak sampai hati memikirkannya. Entah sampai kapan hati mereka baru bisa tenang. Entah bagaimana  mereka bisa hidup aman dan selamat. Karena itulah, setiap saat saya selalu mengkhawatirkan kondisi alam.

Selain Topan Tembin, ada pula Topan Bolaven yang mengikuti dari belakang. Jika kedua topan tersebut semakin mendekat, maka keduanya akan saling memengaruhi. Topan Tembin yang telah menjauh  mungkin akan kembali menerjang Taiwan. Sungguh membuat orang khawatir mendengarnya. Ini merupakan kekuatan alam. Saya berharap setiap orang meningkatkan kewaspadaan dan berhati tulus. Hari ini tanggal 23 Agustus. Dua puluh dua tahun lalu, tepatnya pada tanggal 23 Agustus 1990, saya memberikan ceramah di Taichung. Saya mengimbau setiap orang melakukan daur ulang dengan tangan yang digunakan  untuk bertepuk tangan.

Sejak disosialisasikan, ada banyak orang yang melakukan daur ulang. Saya sungguh bersyukur. Selain itu, setiap orang berdedikasi dengan kesatuan hati dan tekad demi melindungi bumi. Lihatlah Relawan Cai yang mengimbau setiap orang agar mengurangi pemakaian kantong plastik. Setiap tahun, warga Taiwan menggunakan 18 miliar kantong plastik. Akan tetapi, kantong yang didaur ulang hanya sekitar 2,6 miliar saja. Karena itu, saya mengimbau setiap orang agar membawa kantong belanja ramah lingkungan sendiri dan mengurangi pemakaian kantong plastik.

Yang paling hemat adalah Irlandia. Dalam setahun, satu warga di sana hanya menggunakan 33 kantong plastik, sedangkan satu warga Taiwan menggunakan 700 kantong plastik per tahunnya. Kita harus berusaha membawa kantong belanja sendiri. Jika terpaksa harus menggunakan kantong plastik, kita harus memanfaatkannya kembali. Sebaiknya jangan menggunakan kantong plastik. Manfaatkan kembali kantong plastik yang pernah didapat dan cucilah kembali agar ia dapat terus digunakan. Saya berharap setiap orang bisa melakukannya. Insan Tzu Chi telah melakukan daur ulang dengan bersusah payah. Beberapa hari lalu, dalam program Bodhisattva Akar Rumput di Da Ai TV, saya dapat melihat seorang Bodhisattva pergi ke sebuah perusahaan surat kabar untuk mengumpulkan barang daur ulang sehingga membuat orang tersentuh melihatnya.

Suatu hari, seorang staf berkata kepadanya, “Jika Anda ingin mengumpulkan sampah plastik, di divisi kami sangatlah banyak.” Mendengar itu, dia sangat senang. Dia pun pergi ke sana untuk mengumpulkan kantong plastik. Ternyata saat hendak dipilah, kantong-kantong tersebut penuh dengan sari pinang dan barang kotor lainnya. Dia berkata bahwa saat menemui kondisi ini, kita tetap harus bersabar. Setelah dicuci, kantong-kantong tersebut juga akan bersih. Dia mengerahkan banyak tenaga dan pikiran untuk membimbing para staf di sana dan berinteraksi dengan mereka. Sungguh bersyukur, setelah beberapa waktu, mereka bisa menjaga kebersihan kantong plastik untuk didaur ulang insan Tzu Chi. Ini adalah ladang pelatihan diri. Daur ulang juga merupakan lading pelatihan diri.

Tadi kita juga melihat Relawan Cai. Setelah dia pensiun, putrinya mengajaknya bergabung dengan Tzu Chi dan dia pun mulai melakukan daur ulang. Setiap hari, kehidupannya sangat teratur. Dia selalu menyaksikan program Sanubari Teduh terlebih dahulu setiap pagi sebelum pergi ke posko daur ulang. Dia berkata bahwa dari dari daur ulang, dia mempelajari kebenaran tentang “kekosongan sejati” dan “eksistensi ajaib”. “Dalam sehari, tak peduli ada kerisauan apa pun, saat melakukan daur ulang, semua kerisauannya pun lenyap. Inilah yang disebut kekosongan sejati. Semua kerisauannya pun lenyap.

Bayangkanlah, saat dia melakukan daur ulang, di tumpukan barang daur ulang, setiap barang bisa dimanfaatkan kembali. Sungguh ajaib. Jadi, setiap hari dia mendengarkan Dharma dan mempraktikkan Dharma. Segala sesuatu yang dijumpai dan didengar, semuanya mengandung Dharma. Kita telah melihat beberapa Bodhisattva seperti Relawan Lai, Relawan Hu, Relawan Cai, dan masih banyak Bodhisattva daur ulang lainnya mengerahkan segenap tenaga untuk melindungi bumi. “Beberapa teman lama berkata kepada saya, “Kamu sudah tua, mengapa masih begitu membanting tulang?” Saya pun berkata padanya, “Saya memang membanting tulang, namun ini berbeda. Perasaan saya berbeda dengan kamu.” Saya berkata padanya,  “Jika kamu bekerja untuk hidup, maka itu memang akan melelahkan. Akan tetapi, jika kamu hidup untuk bekerja, kamu akan merasa sangat nyaman.” Saya berkata padanya saya melakukan daur ulang setiap hari. Keluar pagi hari dan pulang malam hari, saya bagaikan tengah berlibur.”

Lihatlah bagaimana dia berada dalam Dharma dan mempraktikkan Dharma dalam keseharian. Segala sesuatu yang kita temui di bumi ini, semuanya mengandung Dharma. Dia sungguh berkebijaksanaan agung. Bodhisattva sekalian,  dalam kehidupan sehari-hari, kita sungguh harus mawas diri dan berhati tulus. Kita harus menghadapi segala sesuatu dengan penuh syukur, hormat, dan cinta kasih. Jika demikian,  batin manusia barulah bisa selaras. Kita harus mawas diri dan berdoa dengan tulus. Kita harus berdoa setiap saat, bukan hanya saat bencana akan tiba. Kita harus senantiasa mawas diri dan berhati tulus. Semoga kondisi alam yang selaras dapat membawa manfaat bagi semua makhluk dan dunia bisa terbebas dari bencana. (Diterjemahkan Oleh: Laurencia Lou)

 
 
Orang yang selalu bersumbangsih akan senantiasa diliputi sukacita. Orang yang selalu bersyukur akan senantiasa dilimpahi berkah.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -