Suara Kasih: Berdoa semoga Dunia Terbebas dari Bencana

 

 

Judul Asli:

Berdoa dengan Tulus semoga Dunia Terbebas dari Bencana

Terjadinya ketegangan antara Israel dan Palestina
Berdoa dengan tulus semoga dunia terbebas dari bencana
Wali kota turut menjadi relawan untuk membantu sesama
Membimbing setiap orang untuk menanam akar kebajikan

 

Dunia ini sungguh penuh dengan bencana. Lihatlah, konflik di Timur Tengah sungguh mengenaskan. Kemarin, saat melihat berita itu, saya mulai merasa khawatir. Kebetulan, kemarin saya menerima sebuah telepon dari David D'Or, penyanyi asal Israel. Kita semua pasti sudah mengenalnya. Tak peduli di negara mana pun, asalkan insan Tzu Chi mengundangnya, dia selalu menerimanya dengan senang hati untuk menggelar konser guna menggalang dana bagi Tzu Chi. Dia juga adalah murid saya. Dia juga pernah menulis doa untuk saya di atas secarik kertas dan menyisipkannya pada celah-celah Tembok Ratapan di Yerusalem. Dia berdoa semoga saya selalu sehat. Dia juga pernah menanam 18 batang pohon di daerah tersebut atas nama saya. Dia mengenal Tzu Chi dari Tuan Gamzou, mantan perwakilan Israel di Taiwan. Seminggu sekali, Tuan Gamzou dan istrinya selalu mengikuti kegiatan daur ulang. Saat masa jabatannya berakhir, beliau meninggalkan Taiwan dengan berat hati. Beliau juga berkata bahwa setelah kembali ke Israel, beliau akan menyebarkan benih Tzu Chi di sana. Demikianlah jalinan kasihnya dengan Tzu Chi.

David D'Or adalah seorang penyanyi terkenal, juga merupakan teman Tuan Gamzou. Tuan Gamzou-lah yang mengundang David D'Or untuk menggelar konser di Taiwan guna menggalang dana bagi Tzu Chi. Itulah awal jalinan jodoh antara David D'Or dengan Tzu Chi. Kali ini, saat mendengar konflik antara Israel dan Palestina, saya merasa sangat khawatir. Saya juga mengkhawatirkan David D'Or dan Tuan Gamzou. Kemarin, David D'Or menelepon saya dan berkata, “Situasinya sangat menakutkan.” “Setiap hari, saat mendengar suara ledakan, anak-anak menangis ketakutan.” Dia berharap saya bisa berdoa bagi mereka. Mendengar berita itu, saya merasa sangat sedih. Menurut laporan dari media massa, ketegangan di Jalur Gaza semakin meningkat. ketegangan di Jalur Gaza semakin meningkat. Paling sedikit ada 800.000 anak-anak Palestina yang mengalami trauma akibat konflik. Melihat tayangan berita di media massa, saya sungguh merasa tak tega.

“Kami ingin bertanya kepada orang-orang di seluruh dunia, mengapa kami harus dibunuh? Mengapa kami tidak bisa hidup seperti anak-anak pada umumnya? Apa yang harus kami lakukan? Mengapa bisa demikian? Mengapa manusia harus saling berperang?” kata anak-anak korban perang. Entah bagaimana cara kita membantu mereka. Kita sungguh tidak berdaya. Meski demikian, kita harus berdoa bagi mereka. Setiap hari, saya selalu mengingatkan setiap orang untuk mawas diri dan berhati tulus. Kita harus berdoa dengan tulus semoga dunia bisa terbebas dari bencana. Kita sungguh harus berhati tulus.

Kita juga mendengar sebuah kisah di Amerika Serikat yang penuh kehangatan. Berhubung bencana Badai Sandy kali ini bertepatan dengan pemilihan presiden Amerika Serikat,maka perhatian media massa setempat lebih tertuju pada pemilihan presiden itu. Berita tentang Badai Sandy hampir tidak ada sehingga penggalangan dana menjadi lebih sulit. “Apakah Anda mendengar berita Badai Sandy belakangan ini?” Berhubung berita tentang Badai Sandy masih sangat sedikit, kita harus mengandalkan kerja keras insan Tzu Chi. Di tengah cuaca yang dingin, mereka menggalang dana di sepanjang jalan, supermarket, dan lain-lain. Dalam konferensi video kemarin, saya mendengar bahwa Pengawas Keuangan Kota New York menggelar sebuah konferensi pers demi memberi tahu orang-orang tentang sumbangsih Tzu Chi bagi para korban Badai Sandy. Ini karena mereka telah melihat bagaimana sekelompok insan Tzu Chi dari Asia mencurahkan cinta kasih dan terjun ke lokasi bencana selama berhari-hari. Bahkan insan Tzu Chi dari berbagai wilayah bagian Amerika Serikat rela menempuh perjalanan jauh untuk membantu. Ini semua sungguh membuat orang tersentuh. Selain wartawan, para pemuka agama di New York juga turut menghadiri konferensi pers tersebut. Semua pemuka agama yang hadir merasa sangat terkesan setelah melihat dan mendengar sumbangsih Tzu Chi. Mereka tidak tahu bahwa ada sebuah organisasi Buddhis yang bersumbangsih di negara mereka. Mereka juga tidak tahu bahwa para insan Tzu Chi di seluruh dunia selalu menghimpun cinta kasih untuk membantu orang yang membutuhkan. Kemarin, saat mendengar insan Tzu Chi berbagi, saya sungguh merasa tersentuh.

Kita juga melihat wali kota South Toms River yang mengenakan rompi Tzu Chi dan bekerja sama dengan relawan lainnya untuk memindahkan barang, membungkus barang bantuan, dll. Putrinya juga turut membantu. Saat berada di lokasi pembagian bantuan, putrinya juga membawa celengan bamboo untuk menggalang dana. Insan Tzu Chi juga membimbing putri wali kota dan anak-anak lainnya mengenai cara membagikan barang bantuan kepada para penerima bantuan dengan penuh rasa hormat. Saat menggalang dana, kita juga harus membungkukkan badan, bersikap sopan, dan mengucapkan terima kasih. Insan Tzu Chi juga berbagi dengan mereka bahwa saat penerima bantuan datang, kita juga harus membungkukkan badan dengan penuh sopan santun serta mendoakan para penerima bantuan.

Anak-anak sangat mudah diajari. Tak peduli berapa pun usia mereka, mereka semua mendapat pelajaran yang berharga di lokasi pembagian bantuan. Saya merasa sangat bagus karena kita bisa memberikan barang bantuan yang mereka butuhkan. Saya sangat senang bisa menjadi relawan karena bisa membantu orang-orang yang membutuhkan. Saya memberikan paket bantuan kepada mereka. Hingga siang hari, saat melihat wali kota akan pulang, seorang insan Tzu Chi mengingatkan wali kota melepaskan rompi relawan yang dia kenakan. Akan tetapi, wali kota tersebut berkata, “Bisa mengenakan rompi relawan ini merupakan kehormatan terbesar dalam hidup saya, jadi saya tidak ingin melepaskannya.” Insan Tzu Chi kembali bertanya, “Bukankah Anda ingin pulang ke rumah?” “Saya pulang untuk mengajak istri saya ke sini.” Karena itu, dia tidak melepaskan rompi itu. Dia mengenakan rompi pulang ke rumah dan membawa istrinya untuk turut membantu. Dia juga berkata semoga suatu hari nanti suatu hari dia bisa berkunjung ke Taiwan. dia bisa datang ke Taiwan untuk bertemu dengan saya. Wali kota tersebut sungguh mengagumkan. Dia telah bergabung dalam barisan relawan Tzu Chi. Semakin banyak berkontribusi, dia semakin merasa tersentuh. Karena itu, dia semakin aktif dalam mengikuti kegiatan Tzu Chi. Setiap orang sungguh telah mengembangkan dan menghimpun kekuatan cinta kasih untuk membantu para korban Badai Sandy. Itu semua sungguh membuat orang tersentuh. Singkat kata, inilah kekuatan cinta kasih. Kini kita telah melihat dunia ini penuh dengan bencana. Selama masih bisa membantu, mengapa kita tidak melakukannya? Selama masih bisa, kita harus menggenggam waktu pada saat ini untuk melakukannya.(Diterjemahkan Oleh: Laurencia Lou)

 
 
Sikap jujur dan berterus terang tidak bisa dijadikan alasan untuk dapat berbicara dan berperilaku seenaknya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -