Suara Kasih: Bersatu Hati Hadapi Bencana
Judul Asli:
Bersatu Hati dalam Menghadapi Bencana Banjir mengakibatkan kekurangan air bersih | |||
Di mana-mana terlihat bagaikan lautan. Ayutthaya adalah wilayah administratif yang terletak di daerah pedalaman yang jauh dari laut. Lihatlah,kedalaman air di sini mencapai 3 meter. Awalnya, di sini adalah sawah. Ayutthaya adalah wilayah penghasil padi terbesar di Thailand. Mayoritas penduduk menanam padi dan bekerja di wilayah industri untuk mencari nafkah. Namun, kini Anda dapat melihat seluruh sawah dan daerah industri, semuanya tergenang air. Banjir telah berlangsung lebih dari 2 bulan. Hinggi kini, warga masih menggunakan air sungai untuk kebutuhan sehari-hari. Warga yang lebih berada akan memasak air dengan kompor gas. Namun, kini harga gas telah naik dari harga 270 Baht menjadi 500 Baht (145.000 rupiah). Air yang kotor harus diaduk-aduk dahulu dengan tawas, kemudian didiamkan sebentar,barulah dapat diminum. Bila tidak, maka akan sakit perut karena airnya sangat kotor. Warga Thailand kekurangan air bersih di tengah bencana banjir. Beberapa hari lalu, saat mengadakan rapat dengan para relawan melalui konferensi video, saya mendengar bahwa mereka kekurangan air minum. Di tengah bencana banjir, mereka tak ada air bersih yang bisa digunakan. Jadi, para relawan di Thailand berkata bahwa mereka berharap relawan di Malaysia dapat mengirim air untuk mereka. Kebetulan, Relawan Ji Yu juga menghadiri rapat itu. Ia segera menghubungi relawan di Malaysia dan meminta mereka untuk mengirim air minum dalam kemasan botol melalui peti kemas berukuran 40 kaki ke Thailand. Para relawan di Thailand juga meminta air dalam kemasan botol kecil. Mengapa mereka meminta kemasan kecil? Karena banyak tentara yang menyalurkan bantuan di tengah genangan air, karena itu mereka membutuhkan kemasan kecil yang mudah dibawa. | |||
| |||
Para ahli pijat juga terus menyerukan hal ini. ”Hari ini adalah hari Minggu. Namun, kami semua datang ke sini untuk membantu para korban bencana. Ini karena kami ingin turut mengerahkan kekuatan untuk membantu para korban bencana. Semoga kami dapat mengurangi kekhawatiran mereka melalui pijatan,” ucap seorang relawan. Meski hidup dalam kondisi minim, namum setiap hari mereka berbuat baik dan membangkitkan sebersit niat baik. Mereka turut menyisihkan uang di celengan bambu dengan penuh rasa syukur. Mereka melakukannya dengan penuh sukacita. Jadi, insan Tzu Chi di Malaysia sungguh telah membebaskan penderitaan sesama dan membabarkan Dharma Tentu saja, beberapa hari ini, insan Tzu Chi juga mengajak para pengungsi untuk berdoa bersama. Semoga ketulusan hati setiap orang dapat menjangkau para Buddha dan Delapan Kelompok Makhluk Pelindung Dharma. Beberapa hari ini, insan Tzu Chi terus berada di tempat penampungan sementara, untuk menenangkan batin korban bencana dan mengajak setiap orang untuk berdoa dengan tulus. Anehnya, meski menurut prakiraan cuaca akan turun hujan lebat,namun beberapa hari ini tak lagi turun hujan. Setiap kali mengadakan konferensi video, saya akan bertanya terlebih dahulu, “Apakah ada turun hujan?” Mereka pun menjawab, “Tidak”. Kemarin mereka berkata bahwa cuaca sudah cerah kembali. Awalnya diperkirakan akan turun hujan lebat, namun cuaca malah menjadi cerah. Meski terjadi air pasang, tetapi tidak setinggi yang diperkirakan. Karena itu, kita sungguh harus bersyukur, mawas diri, dan berhati tulus. Semoga kita dapat melewati setiap hari dengan aman dan tenteram. Inilah kondisi di Thailand. Kita yang berada di tempat aman juga harus mawas diri. | |||
| |||
Saya sering berkata bahwa hewan-hewan itu terlahir ke dunia bukan untuk dimakan oleh manusia. Buah karmalah yang mengondisikan mereka untuk terlahir di alam binatang. Namun, manusia membunuh hewan hanya untuk memenuhi nafsu makan, mencari hiburan, dll. Itu semua bisa melukai makhluk hidup. Dengan begitu, berarti kita melawan hukum alam. Manusia tak memiliki empati dan menggunakan berbagai cara untuk menyiksa hewan-hewan tersebut hanya untuk memuaskan nafsu makan mereka. Karena itu, kita terus mencari cara untuk mengurangi emisi karbon dan menerapkan pola hidup sederhana serta bagaimana melindungi bumi ini agar tak lagi tercemar. Saya sering berkata bahwa napas kita saja bisa menciptakan polusi. Orang ke 7 miliar telah lahir di dunia. Betapa banyaknya populasi manusia di dunia. Pikirkanlah, berapa banyak air yang dibutuhkan untuk menopang kehidupan 7 miliar orang? Terlebih lagi, kini sektor pertanian di Thailand telah mengalami kerusakan. Daerah penghasil padi terbesar di Asia kini kekurangan bahan pangan. Di Amerika Serikat, salju yang turun di bulan Oktober telah merusak 7 wilayah. Karena salju tak pernah turun secepat ini, banyak orang yang belum mempersiapkan diri. Karenanya, banyak rumah warga yang terjadi pemadaman aliran listrik dan kekurangan bahan pangan dan kekurangan bahan pangan karena mereka tak dapat pergi berbelanja. Kehidupan manusia tidaklah kekal. Karena itu, setiap orang harus meningkatkan kewaspadaan. saat iklim tidak bersahabat, banyak orang akan hidup dalam kesulitan. Melihat hal ini, saya sungguh merasa kita jangan membunuh hewan dan harus menumbuhkan welas asih. Inilah yang harus kita sosialisasikan sekarang. Untuk itu, kita harus bersungguh hati. Singkatnya, kita harus berdoa semoga dunia bebas bencana, masyarakat hidup harmonis, dan setiap orang hidup aman dan tenteram. Inilah doa yang harus kita panjatkan setiap hari. Namun, selain berdoa,kita sendiri juga harus bergerak. Setiap orang harus mendisplinkan diri dengan bertutur kata baik, berbuat baik, dan berpikiran baik. Kita harus senantiasa mawas diri, berhati tulus, dan bersama-sama membangkitkan niat baik untuk melindungi dunia ini. Segala sesuatu di dunia ini hidup saling berdampingan. Kita harus memiliki cinta kasih serta perasaan senasib dan sepenanggungan untuk merangkul semua makhluk di dunia.Diterjemahkan oleh: Karlena Amelia.
|