Suara Kasih : Bervegetarian Melindungi Bumi
Judul Asli:
Bervegetarian demi Melindungi Bumi
Mensosialisasikan vegetarian demi melindungi bumi
Murid TK Tzu Chi Malaysia memiliki kebijaksanaan dan welas asih
Menyelaraskan hati dan pikiran serta hidup hemat
Menghargai dan memperpanjang usia barang materi
“Saya ingin memasak ayam goreng, jadi saya akan mencari ayam yang gemuk,” kata salah satu anak TK di Malaysia. Kami tak akan membeli daging lagi. Kami ingin bervegetarian,” sahut temannya. “Kami pernah memperlihatkan sebuah video tentang hewan kepada mereka. Kami mengajarkan bahwa hewan adalah makhluk bernyawa, jadi kurangilah konsumsi daging. Sesungguhnya, vitamin dan gizi yang terkandung dalam sayuran lebih tinggi daripada yang terdapat dalam daging. Berapa lama kamu akan bervegetarian? Seumur hidup. Jika tak mengonsumsi sayuran, kita akan mengalami kesulitan saat buang air besar. Jadi, apa yang harus kita lakukan? Kita harus banyak makan sayuran,” kata seorang relawan Tzu Chi menjelaskan.
Lihatlah anak-anak di TK Tzu Chi Malaysia ini. Mereka sungguh menggemaskan. Mereka tak hanya bervegetarian. Dengan hati penuh syukur, mereka memasak makanan sendiri. “Paman dan Bibi yang berada di Aula Jing Si bekerja keras menyiapkan makanan bagi kami. Sekarang, kami memasak sendiri agar mereka tak terlalu lelah,” kata anak-anak, ”sangat lezat! Kami sendiri yang membuatnya.” ”Mengapa kalian memasak mi sendiri?” tanya relawan. ”Karena kami sudah besar,” jawab mereka.
Anak-anak Lebih Mudah Diarahkan
Lihatlah, mereka tahu bersyukur dan menghargai kehidupan. Hal ini sungguh luar biasa. Selama lebih dari 40 tahun ini, saya mengimbau orang-orang agar bervegetarian dengan alasan menghargai kehidupan. Namun kini, para ilmuwan menyatakan bahwa bervegetarian dapat menyelamatkan bumi karena dapat mengurangi pemanasan global dan emisi karbon. Bila setiap orang bervegetarian, maka bumi akan dapat diselamatkan.
Salah satu sekolah dasar di Yunlin juga tengah mensosialisasikan vegetarian. Sekolah menyediakan makanan vegetarian 3 hari dalam seminggu. Suatu hari, melihat para siswa yang berperilaku baik dan penurut, kepala sekolah pun bermaksud membawa mereka ke sebuah restoran siap saji. “Dalam perjalanan ke Taipei kali ini, kita akan menikmati makan siang di restoran siap saji. Apakah semua setuju?” tanya kepala sekolah. “Tidak setuju! Karena itu berarti membunuh hewan. Daging tak baik bagi kesehatan kita. Jika kita tak mengonsumsi daging, maka peternakan babi akan berkurang,” jawab anak-anak.
Sesungguhnya, vitamin dan gizi yang terkandung dalam sayuran lebih tinggi daripada yang terdapat dalam daging. Para ilmuwan menyatakan bahwa bervegetarian dapat menyelamatkan bumi karena dapat mengurangi pemanasan global dan emisi karbon.
Saya sungguh kagum kepada mereka. Saya merasa bahwa pengaruh pendidikan sangatlah besar. Kami tengah mensosialisasikan menu makanan yang ramah lingkungan. Anak-anak malah berbalik mengajari kami, para orang tua. Anak-anak dapat memahami prinsip ini, sedangkan orang dewasa sulit untuk memahaminya.
Ada sebuah ungkapan, “Anak kecil yang berumur 8 tahun (mudah) memahaminya, namun kakek yang berusia 80 tahun tidak.” Orang dewasa malah berkata, “Bila tak mengonsumsi daging, otak anak-anak takkan berkembang dan tubuh mereka takkan sehat.” Sesungguhnya, orang yang bervegetarian adalah orang yang sangat bijaksana, memiliki welas asih, dan bersifat lemah lembut. Terlebih lagi, mereka sangat jarang meluapkan emosinya. Masyarakat tak harmonis disebabkan oleh kebiasaan orang-orang yang mengonsumsi daging sehingga mereka memiliki nafsu keinginan dan emosi yang besar. Inilah yang memicu konflik antar sesama.
Saya sering berkata bahwa semua makhluk memiliki hakikat ke-Buddhaan. Mengapa kita tega mengambil nyawa mereka demi kesenangan pribadi? Sungguh, banyak penyakit yang dahulu tak pernah ada, kini semakin lama semakin banyak. Ini karena manusia membunuh hewan dan mengonsumsi dagingnya.
Semakin banyak kita mengonsumsi daging, semakin buruk pula kesehatan kita, karena saat kita memakannya, kuman penyakit yang ada dalam tubuh hewan itu akan ikut masuk ke dalam tubuh kita. Karena itu, orang-orang dulu berkata, “Penyakit berasal dari apa yang kita makan.” Manusia telah mengonsumsi daging yang tak terhitung jumlahnya. Karena manusia ingin mengonsumsi daging, maka banyak hewan diternakkan. Dan peternakan hewan yang tak sedikit ini menimbulkan berbagai pencemaran.
Unsur alam sedang tidak selaras dan bumi makin terluka akibat bencana. Ditambah bencana akibat ulah manusia, bumi ini takkan sanggup bertahan. Bila manusia terus menciptakan karma buruk, maka bencana akan terjadi tanpa henti.
Intinya, para Bodhisatwa sekalian, kita harus menghargai segala sesuatu. Barang apa pun yang kita gunakan sehari-hari, bila kita menghargainya, ia takkan menjadi sampah. Jadi, segala sesuatu yang memiliki darah dan dapat bergerak disebut makhluk hidup. Namun, materi yang tak dapat bergerak juga memiliki usia karena ia dapat dimanfaatkan.
Segala sesuatu yang dapat dimanfaatkan memiliki harga dan usia. Kita harus sungguh-sungguh menghargainya agar ia tak menjadi sampah. Bervegetarian juga sangat bermanfaat karena membuat tubuh kita sehat dan mengurangi peternakan hewan sehingga persediaan bahan pangan bagi manusia bisa lebih banyak.
Sungguh, persediaan bahan pangan kini mulai menipis. Bila manusia beternak hewan, kondisinya akan semakin buruk. Terlebih lagi, krisis air yang terus terjadi membuat para petani tak dapat bercocok tanam.
Karena itulah, akan lebih baik bila manusia bervegetarian. Kita harus menghargai semua makhluk, juga bumi ini, agar semua orang dapat hidup tenteram.
Siaran berita Da Ai TV pernah melaporkan tentang konflik antara warga Korea Utara dengan warga Korea Selatan. Sementara itu, bencana alam juga kembali terjadi di Cile bagian utara, yakni gempa bumi berkekuatan 6,2 skala Richter. Bulan lalu, Cile bagian tengah diguncang gempa berkekuatan 8,8 skala Richter.
Orang yang bervegetarian adalah orang yang memiliki welas asih, dan bersifat lemah lembut. Mereka yang bervegetarian sangat jarang meluapkan emosinya. Sebaliknya orang yang mengonsumsi daging memiliki nafsu keinginan dan emosi yang besar.
Insan Tzu Chi telah masuk ke negara ini untuk menyalurkan bantuan. Saat mendapat kabar bahwa Cile kembali diguncang gempa, kami sungguh khawatir dan segera menghubungi insan Tzu Chi di sana untuk memastikan keselamatan mereka. Lihatlah dahsyatnya kekuatan alam. Gempa bumi sering terjadi belakangan ini.
Baru saja kita berbicara tentang gempa, dan sekarang kita bisa merasakannya. Lihatlah, sedikit getaran saja sudah membuat semua orang ketakutan. Singkat kata, unsur alam sedang tidak selaras dan bumi makin terluka akibat bencana. Bila ditambah bencana akibat ulah manusia, bumi ini takkan sanggup bertahan. Bila kita terus menciptakan karma buruk, maka bencana akan terjadi tanpa henti.
Karena itu, kita harus menyelaraskan hati dan pikiran dan belajar menghargai segala sesuatu. Inilah yang disebut nilai kebajikan. Setiap orang memiliki nilai kebajikan. Namun, karena terpengaruh oleh lingkungan manusia menjadi tidak bijaksana sehingga sering timbul konflik. Jadi, hati manusia tak lagi selaras. Inilah ketidakharmonisan batin manusia.
Karena itu, mereka memiliki nafsu keinginan yang besar dan cenderung konsumtif. Akibatnya, perindustrian semakin menjamur. Dengan berkembangnya industri, maka pencemaran semakin meningkat dan emisi karbon juga semakin tinggi. Ini semua karena manusia kurang menghargai barang materi. Kita hendaknya dapat berubah. Melihat unsur alam yang tak lagi selaras dan bencana yang makin sering terjadi, kita hendaknya makin waspada serta menghargai dan menyayangi bumi ini.
Diterjemahkan oleh: Erni & Hendry Chayadi
Foto: Da Ai TV Taiwan