Suara kasih: Bulan Bakti dan Bulan Penuh Berkah

 

Judul Asli:

Bulan Tujuh Imlek adalah Bulan Bakti dan Bulan Penuh Berkah

Bijaksana dalam memilih tempat tinggal yang aman
Klinik Tzu Chi di Filipina membawa harapan bagi warga setempat
Membalas budi luhur orang tua dengan berbakti
Membangkitkan ikrar luhur untuk menyucikan hati

Setiap hari, kita selalu memerhatikan masalah di seluruh dunia. Tadi pagi-pagi sekali, saya segera melihat siaran berita untuk memahami kondisi topan Sanba yang berada di atas permukaan laut. Dini hari tadi, topan ini telah mendekati Kepulauan Ryukyu. Kita harus berdoa dengan tulus semoga kekuatan topan ini bisa melemah setelah terpengaruh oleh tekanan udara. Jika demikian, umat manusia di dunia baru bisa aman dan selamat.

Meskipun topan ini terlihat sangat jauh dari Taiwan, tetapi lingkaran luar topan bisa mendatangkan hujan lebat bagi Taiwan. Para petugas sungguh harus bekerja keras. Setiap kali, saat terjadi bencana besar maupun kecil, para pekerja dari perusahaan listrik selalu menjadi pahlawan tanpa nama yang bersumbangsih secara diam-diam untuk memperbaiki aliran listrik.

Pemerintah dan polisi juga terus mengimbau warga yang di wilayah pegunungan untuk meninggalkan tempat tinggal yang berbahaya. Akan tetapi, masih ada banyak warga yang tidak mengindahkan peringatan tersebut. Ini sungguh membuat orang khawatir. Sebaiknya kita tidak membangun rumah di daerah pegunungan. Jika sebelumnya kita selalu tinggal di daerah pegunungan, kini sebaiknya kita merelokasikan diri karena zaman sudah berbeda. Kondisi iklim juga sudah berbeda. Kita hendaknya memilih tempat yang aman untuk bisa hidup tenang dan damai. Kehidupan demikian barulah disebut berkebijaksanaan.

Kita dapat melihat Klinik Tzu Chi di Filipina. Pelayanan kesehatan mata di sana sangatlah baik. Meskipun hanya sebuah klinik, fasilitas medis yang mereka miliki sudah sesuai dengan standar rumah sakit, bahkan ada yang melebihi standar RS Tzu Chi. Banyak warga Filipina yang menderita katarak. Untuk menjalani operasi katarak, diperlukan biaya sebesar 50.000 peso (sekitar 11,5 juta rupiah). Untuk mengumpulkan uang 50.000 peso, sebuah keluarga kurang mampu harus puasa makan dan minum selama satu tahun. Jadi, saat mendengar Tzu Chi mengadakan baksos operasi katarak, para warga segera datang untuk berobat.

Selain membantu mereka menjalankan operasi katarak, kita juga memberikan mereka kacamata dan pelayanan medis lainnya. Saya sangat berterima kasih kepada insan Tzu Chi Filipina. Meskipun berada di Filipina, mereka memiliki cinta kasih yang sama dengan insan Tzu Chi Taiwan dalam melindungi dan bersumbangsih bagi orang yang menderita. Saya sangat berterima kasih kepada mereka yang telah mengadakan baksos kesehatan. Kita juga melihat bulan 7 Imlek tahun ini sungguh penuh dengan berkah. Kita terus mengajak warga untuk tidak membakar kertas sembahyang dan tidak membunuh hewan untuk dipersembahkan, serta pentingnya berbakti kepada orang tua. Itu semua sangat berhasil.

Selain Taiwan, kita juga melihat para insan Tzu Chi di Indonesia, Malaysia, dan beberapa negara di Asia Tenggara juga mensosialisasikan hal yang sama dari rumah ke rumah. Setiap orang menanggapinya dengan positif. Kita dapat melihat seorang relawan yang bertobat karena dahulu dia tidak menghormati dan tidak berbakti kepada ibunya. “Dahulu saya sangat tidak sopan dan tidak berbakti terhadap ibu saya. Saya berharap melalui kegiatan ini, saya bisa bertobat terhadap ibu saya. Semoga ibu saya bisa memaafkan saya,” ujar seorang relawan.

“Dahulu temperamennya sangat buruk. Dahulu dia tidak dewasa dan bertemperamen buruk. Sekarang dia sangat berbakti terhadap saya. Saya sangat senang,” ujar ibu relawan tersebut. Setelah mendengar insan Tzu Chi berbagi bahwa di dunia ini tidak ada orang tua yang tidak mengasihi anak dan bagaimana orang tua membesar anak-anaknya dengan bersusah payah, dia pun menyadari dan mengubah sikapnya. Ada banyak kisah seperti itu. Banyak orang yang membutuhkan bimbingan dari orang lain. Pendidikan dalam masyarakat sangatlah penting. Selain mendapatkan pendidikan di sekolah, setiap orang di dalam masyarakat hendaknya saling membimbing. Inilah yang disebut Bodhisatwa dunia. Setelah diri kita tersadarkan, kita harus segera membimbing orang lain agar tersadarkan juga.

Pertunjukan adaptasi Sutra Bakti Seorang Anak juga sudah dipentaskan di Indonesia. Banyak orang yang meneteskan air mata saat menyaksikannya. Singkat kata, insan Tzu Chi di luar negeri juga mensosialisasikan pentingnya berbakti dan bervegetarian selama bulan 7 Imlek. Selama bulan 7 Imlek ini, sejak awal bulan, pertengahan bulan,hingga kemarin, kita yang berada di Taiwan juga melantunkan Sutra Ksitigarbha di Griya Jing Si.

Berkat kemajuan teknologi saat ini, kebaktian Sutra Ksitigarbha di Hualien bisa disiarkan ke berbagai negara dengan bantuan satelit Da Ai TV sehingga para insan Tzu Chi di sana bisa turut melantunkan Sutra bersama dengan kita. Tempat yang mengikuti pelantunan Sutra berjumlah 155 titik dengan jumlah partisipan hampir mencapai 70.000 orang. Semoga ajaran Buddha bisa tersebar ke tempat yang lebih luas.

Kemarin, para Bodhisatwa yang mementaskan semangat Mahabhiksu Jian Zhen juga kembali ke Griya Jing Si. Mereka bukanlah aktor profesional. Mereka adalah anggota Tzu Cheng, anggota komite, para pengusaha, polisi, dokter, dan guru. Meski memiliki profesi yang berbeda, mereka tetap bekerja sama untuk mementaskan semangat Mahabhiksu Jian Zhen. Saya sungguh bersyukur. Mereka menjalani latihan dengan penuh kesulitan. Ada yang berlutut hingga kakinya lecet, kapalan, dan lain-lain. Saya sungguh tak sampai hati melihatnya.
Ada pula pementasan isyarat tangan dengan lagu berjudul “Mewujudkan Mimpi”. Kita juga melihat sekelompok wanita berlatih di tengah hujan dengan bertelanjang kaki. Melihat tayangan dokumentasi mereka, saya sungguh merasa tak sampai hati. Demi menampilkan semangat Mahabhiksu Jian Zhen, sekelompok Bodhisatwa ini bertekad untuk mempersiapkan diri dan menjalani latihan selama lebih dari dua bulan.

Kemarin, saat mendengar mereka berbagi, saya sangat bersyukur. Saya merasa saya sungguh penuh berkah karena memiliki begitu banyak murid yang berasal dari berbagai profesi. Saat membutuhkan bantuan mereka, mereka segera berkumpul dan bekerja sama dengan harmonis. Para anggota Tzu Cheng bekerja sama untuk menampilkan pementasan dengan penuh kekuatan, sedangkan para anggota komite mementaskan isyarat tangan dengan penuh kelembutan. Setiap anggota komite itu bagaikan Bodhisatwa Avalokitesvara. Para Bodhisatwa dunia itu sungguh menampilkan kekuatan dalam kelemahlembutan. Singkat kata, saya berharap setiap orang membangkitkan ikrar luhur yang sama agar semangat Bodhisatwa dunia bisa menyebar dari Taiwan ke seluruh dunia. (Diterjemahkan Oleh: Laurencia Lou)

 
 
Kerisauan dalam kehidupan manusia disebabkan dan bersumber pada tiga racun dunia, yaitu: keserakahan, kebencian, dan kegelapan batin.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -