Suara Kasih: Cinta Kasih di Dunia Medis

Judul Asli:

 

Kembali Kepada Hakikat yang Murni

 

Membentangkan jalan dan membangun jembatan dengan cinta kasih dan welas asih
Membimbing semua makhluk dengan kebijaksanaan agung
Turut merasakan penderitaan orang lain dan mencurahkan perhatian
Menghormati kehidupan dan bervegetarian

Kaki Tuan Chen diamputasi saat berusia 32 tahun akibat kecelakaan mobil. Dia menderita sakit di bekas lukanya. Dia telah berobat ke beberapa rumah sakit dan menjalani lebih dari 100 kali operasi, namun tetap tak bisa mengobati rasa sakitnya. Saat RS Tzu Chi Taipei diresmikan, dia datang untuk berobat setelah ditolak oleh lima rumah sakit lainnya. Sejak saat itu, terjalinlah jodoh antara Tuan Chen dan Tzu Chi. “Saat itu, dia harus mendapatkan banyak sekali suntikan morfin untuk mengurangi rasa sakitnya. Dia selalu menerima semua saran dokter. Dia tak ingin menyuntik morfin saja. Kami telah membentuk sebuah tim yang terdiri atas dokter spesialis anestesi, dokter spesialis ortopedi, dan banyak dokter spesialis lainnya. Kami berharap bisa membantunya berdiri kembali. Kami tak hanya ingin mengurangi rasa sakitnya,” kata salah seorang dokter.

Para relawan juga membantunya agar bisa menjadi relawan di rumah sakit. Kini, di RS Tzu Chi, baik ada bazar ataupun kegiatan Tzu Chi lainnya, kita bisa melihat Tuan Chen turut membantu. Saya sungguh tersentuh dan berterima kasih melihat seluruh staf rumah sakit bersatu hati dengan cinta kasih yang setara. Mereka melakukannya bukan demi mengejar keuntungan ataupun ketenaran, namun demi membantu meringankan penderitaan pasien. Setiap kali melihat sumbangsih mereka, saya merasa tersentuh dari dalam lubuk hati terdalam. Kita juga melihat seorang pasien yang menderita penyakit tulang. Banyak rumah sakit yang menolak menjalankan operasi untuknya. Selama dia dirawat di RS Tzu Chi, kita bisa melihat sumbangsih Tim Medis Tzu Chi. Selain itu, ada sekitar 400 pasien yang pada awalnya harus diamputasi, kini tak perlu lagi diamputasi. Ini semua berkat cinta kasih dan kesungguhan hati para dokter dan tim medis.

Kita juga bisa melihat seorang anak yang kehilangan daya penglihatan. Para dokter sangat menyayangi dan mengasihinya serta mengajarinya cara mencari nafkah. Kini stamina anak tersebut telah pulih dan bisa membantu ibunya menopang ekonomi keluarga. Kehidupan manusia penuh dengan penderitaan. Jadi, peran dokter dalam mengobati pasien sangatlah penting. Semoga setiap staf RS Tzu Chi dapat merawat pasien bagai Yang Arya Kanaka yang mengobati Bhiksu Wu Da dengan air Samadhi sehingga luka di kakinya sembuh.

Setiap staf rumah sakit bisa memperlakukan pasien bagai Bhiksu Wu Da dan memerhatikan mereka dengan cinta kasih. Para dokter tak hanya mengobati penyakit pasien, namun juga mengobati batin manusia. Penyakit batin mengakibatkan manusia berbuat menyimpang sehingga masyarakat tak bisa hidup tenang dan menciptakan banyak pencemaran lingkungan.

Ini semua bermula dari pikiran manusia. Penyakit batin juga bisa memicu timbulnya penyakit fisik. Karena itu, saat pasien datang berobat ke rumah sakit, tim medis Tzu Chi bekerja sama untuk memerhatikan mereka dengan penuh cinta kasih agar para pasien dapat memulihkan kesehatan mereka dan kembali membalas budi masyarakat. Hal ini juga berarti kita tengah menolong sumber daya manusia dan menambah kekuatan masyarakat. Contohnya, belakangan ini ada seorang anak muda yang mengalami kecelakaan mobil dan menderita patah tulang di kaki kanannya. Dokter berkata dia harus diamputasi. Karena itu, dia merasa sangat ketakutan. Kemudian, dia dirujuk ke RS Tzu Chi dan menerima perhatian dari seluruh tim medis rumah sakit. Dia tak hanya menerima perhatian dari satu departemen, melainkan semua departemen di rumah sakit. Akhirnya, anak muda ini tak perlu diamputasi. Kini dia juga menjadi relawan Tzu Chi. Ini semua berkat kerja keras Tim Medis Tzu Chi.

Selain mengobati penyakit fisik, mereka juga mengobati batin manusia. Kita mengobati penyakit fisik dan batin pasien. Ini semua berkat kepala rumah sakit, wakil kepala rumah sakit, dan kepala setiap departemen yang bekerja sama dengan kesatuan hati. Dengan kesatuan hati, keharmonisan, sikap saling mengasihi, dan gotong royong tim medis, para pasien menerima perawatan yang penuh kesungguhan hati. Saya masih ingat saat pertama kali bertemu dengan Kepala RS Chao di Banqiao. Saat itu dia belum bekerja di RS Tzu Chi. Saya bertanya padanya, “Bagaimana pendapatmu tentang Tzu Chi?” Saat itu, saya telah memutuskan untuk merekrutnya. Dia pun berkata, “Tempat ini sungguh penuh kehangatan, namun tanggung jawabnya sangat berat.” Saat mendengar dia berkata demikian, saya berpikir apakah kita telah menakutinya. Kemudian dia berkata bahwa Tzu Chi adalah keluarga besar yang penuh kehangatan. Jika bergabung dengan Tzu Chi, maka berarti dia harus menjaga seluruh anggota keluarga dengan baik.

Hari itu, saya yakin bahwa dr. Chao telah berpikir untuk bergabung dengan Tzu Chi. Dia pasti akan membantu saya memerhatikan semua pasien di dunia bagai keluarganya sendiri. Ini adalah harapan pertama saya terhadap RS Tzu Chi di Xindian. Akhirnya, dr. Chao pun bergabung dengan Tzu Chi. Ada pula perawat An-na yang selalu menenangkan batin pasien. Hanya mendengar suaranya saja, pasien sudah bisa merasa tenang dan nyaman. Dia sungguh bersungguh hati. Ada pula Kepala Sekretaris Qiao yang telah lama bekerja di RS Tzu Chi. Dia sangat bijaksana, gigih, dan berkemampuan tinggi.

Karena itu, saya berharap dia bisa bergabung dengan RS Tzu Chi Taipei dan membantu memerhatikan segala sesuatu di rumah sakit ini. RS Tzu Chi Taipei telah berusia hampir 7 tahun. Semoga kita bisa terus membentangkan jalan cinta kasih.

Banyak orang di seluruh dunia yang datang ke Taiwan untuk mempelajari budaya humanis dalam misi kesehatan Tzu Chi. Semoga kita bisa meneruskan semangat budaya humanis dalam misi kesehatan Tzu Chi. Dengan mengemban misi amal, misi kesehatan, misi pendidikan, dan budaya humanis, secara bersamaan, kita bisa bersumbangsih bagi semua orang di dunia serta meningkatkan budaya humanis dalam misi kesehatan Tzu Chi. Kini saya telah melihat jalan penuh cinta kasih ini terbentang di Rumah Sakit Tzu Chi Taipei. Kita harus membentangkan jalan dengan cinta kasih dan membangun jembatan dengan welas asih guna membimbing semua makhluk. Dengan turut merasakan penderitaan orang lain, kita membangun jembatan dengan welas asih dan membimbing semua makhluk dengan kebijaksanaan.

Saya berharap setiap orang bisa saling mengasihi. Kita tak hanya mengasihi diri sendiri, namun juga mengasihi semua makhluk di dunia. Janganlah kita membunuh banyak hewan demi memenuhi nafsu makan kita. Jadi, kita harus segera membimbing orang untuk berjalan di arah yang benar. Dengan menumbuhkan kebijaksanaan agung, barulah kita bisa memperlakukan semua makhluk secara setara. Dengan demikian, barulah kita bisa saling mengasihi, menciptakan masyarakat yang harmonis, serta mengurangi emisi karbon. Dengan meredam pemanasan global, barulah empat unsur alam bisa berjalan selaras dan dunia bebas dari bencana. Inilah yang harus kita lakukan dengan sungguh-sungguh. Diterjemahkan oleh Karlena Amelia.

 

 

Tak perlu khawatir bila kita belum memperoleh kemajuan, yang perlu dikhawatirkan adalah bila kita tidak pernah melangkah untuk meraihnya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -