Suara Kasih: Giat Melatih Diri Bersama

Judul Asli:

 

Hidup Harmonis dan Giat Melatih Diri Bersama

 

Semua makhluk adalah sama
Senantiasa waspada dalam perkataan
Tekad luhur para relawan di luar pulau
Hidup harmonis dan giat melatih diri bersama

Melihat para Bodhisatwa dunia yang sangat giat melatih diri, saya sungguh merasa senang dan menghargai mereka. Dalam melatih diri, kita harus memiliki hati yang tulus, barulah kita dapat mempelajari Dharma. Dharma tidaklah jauh, Ia ada di dalam hati kita. Hati yang tulus adalah ladang pelatihan yang paling baik. Kita harus melatih diri dengan hati yang penuh ketulusan barulah dapat menapaki Jalan Kebenaran.

Kita sungguh penuh berkah, kita harus senantiasa bersyukur karena di zaman seperti sekarang ini kita berjodoh untuk berjalan ke arah yang sama. Akhir-akhir ini Da Ai TV sering menayangkan pelatihan diri para insan Tzu Chi, sungguh pemandangan yang sangat indah. Meski mereka datang dari berbagai latar belakang dan lingkungan yang berbeda, namun asalkan memiliki tujuan yang sama, mereka akan terlihat sangat rapi dan teratur. Saya sering berkata bahwa mempraktikkan Dharma berarti memperlakukan semua orang dengan setara dan penuh welas asih. Jika dalam interaksi antarsesama kita berhasil melakukannya, maka itulah Dharma yang sesungguhnya.

Di dalam Syair Pertobatan Air Samadhi juga dikatakan bahwa setiap orang harus memiliki tekad dan bertobat. Kita harus bertekad untuk melenyapkan kebiasaan buruk, contohnya adalah perkataan yang tidak benar. Perkataan mencerminkan kondisi hati. Karena itu, kita harus berkata-kata dengan baik dan tidak berbohong. Inilah cara kita melatih diri dalam perkataan. Kita harus waspada dalam berkata-kata, tidak menyanjung atau menjilat orang lain. Kita harus memiliki hati yang tulus. Janganlah menjilat orang lain dengan kata-kata yang manis. Bila kita melakukan hal ini, maka sulit bagi kita untuk memiliki moralitas yang baik. Bila tak memiliki hati yang tulus, malah berkata manis demi menjilat orang lain, maka tindakan ini akan merusak moral. Kita harus berjalan menuju pencerahan dan senantiasa melatih diri dalam kehidupan sehari-hari.

 

Kita harus senantiasa berkata jujur dan rendah hati di hadapan semua orang. Janganlah kita tinggi hati. Orang yang sombong adalah orang yang tak berhati-hati dalam berucap dan hanya mementingkan diri sendiri tanpa tahu bahwa keindahan dunia tercipta dari keindahan setiap individu. Setiap orang harus melatih diri dan merendahkan hati, barulah keindahan kelompok akan tercipta. Ladang pertobatan telah mulai dibuka, apakah setiap orang telah bertobat? Bila ya, kita akan merasa tenang dan damai.

 

Melihat sekelompok besar insan Tzu Chi ini, saya sungguh merasa kagum. Mereka berani mengakui kesalahannya. Inilah pertobatan besar. Mereka mengakui kesalahan yang pernah diperbuat dan meminta maaf kepada orang yang pernah dikecewakan. "Shixiong, maafkan kesalahan saya, dulu saya bodoh dan keras kepala. Shijie, maafkan kesalahan saya waktu itu." Intinya, bertobat berarti memurnikan hati. Bila pernah berbuat kesalahan, segeralah meminta maaf. Setelah itu, orang tak akan berkata-kata di belakang kita sehingga kondisi memburuk. Mungkin kita hanya melakukan kesalahan kecil, namun karena banyak orang membicarakannya, kesalahan kita akan seperti sangat besar. Lebih baik kita mengakuinya, inilah yang disebut bertobat. Setelahnya, saat orang lain mendengar tentang hal itu, mereka akan berkata, "Saya tahu, Ia telah meminta maaf." Tak ada lagi masalah. Setelah bertobat, kita akan merasa damai dan batin pun menjadi murni. Orang juga tak akan berkata-kata di belakang kita.

Bertobat dapat memurnikan batin dan membuat hati merasa tenang sehingga kita tak lagi menciptakan karma buruk. Mengakui kesalahan dapat mengubah pola pikir, bila tidak, pikiran kita akan sulit berubah. Saat orang lain berkata buruk tentang kita, maka kekotoran batin pun akan muncul. Dengan begitu, kita tak akan merasa tenang. Setelah mengakui kesalahan, kita akan berkesempatan untuk mengoreksi diri dan tak akan lagi melakukan kesalahan. Lihatlah insan Tzu Chi Taiwan yang telah mulai mempraktikkan pertobatan, bervegetarian, dan melatih diri. Pintu pertobatan telah terbuka.

 

Tak hanya di Taiwan, para relawan di Penghu dan Xiaoliuqiu pun mulai memanfaatkan waktu mereka untuk giat melatih diri. Para relawan di Xiaoliuqiu menyeberangi lautan demi bergabung dengan para relawan di Pingtong yang jaraknya lebih dekat dengan mereka agar dapat melatih diri bersama-sama.  Sungguh terharu melihatnya.

 

Mereka sungguh memanfaatkan waktu untuk berlatih bersama. Karena terlalu malam dan tak ada lagi angkutan umum, mereka pun bermalam di Pingdong. Agar tak mengeluarkan biaya untuk bermalam di tempat penginapan, mereka pun diatur untuk tinggal di rumah saudara se-Dharma. Melihat semangat para relawan dari Xiaoliuqiu, insan Tzu Chi di Pingtong pun terinspirasi untuk lebih giat lagi. Melihat mereka saling memerhatikan, saya sungguh merasa senang. Inilah persembahan bagi saya.

Saya sungguh senang melihat para Bodhisatwa yang senantiasa memerhatikan dan mendukung saudara se-Dharmanya. Insan Tzu Chi di Penghu juga mengadakan bedah buku untuk membahas Syair Pertobatan Air Samadhi. Para relawan dari Pulau Jibei juga datang ke Penghu demi mengikuti kegiatan bedah buku. Salah seorang relawan bahkan bermalam di Aula Jing Si di Penghu. Para relawan di Penghu juga mengikuti kegiatan bedah buku di Taipei secara rutin. Mereka sungguh giat, yakin, dan menyelami Dharma dengan penuh ketulusan. Jadi, kita tak hanya berdoa kepada Buddha, melainkan juga menyelami ajaran-Nya. Batin kita adalah  ladang pelatihan yang paling baik, karena itu kita harus membangkitkan ketulusan.

Dalam melatih diri, saya berharap semua orang sungguh-sungguh mempelajari Dharma. Dharma bagaikan sinar yang terang. Untuk mencapai tempat yang aman dan damai, kita harus mengikuti sinar terang ini dan mempraktikkan ajarannya. Jika tak bertobat atau malah menutupi kesalahan, maka kita akan terus berbuat salah. Setelah bertobat, hati kita akan merasa tenang sehingga lingkungan pun akan damai. Jadi, perbuatan, pikiran, dan ucapan harus kita jaga sebaik mungkin. Baiklah, para Bodhisatwa sekalian, mempelajari dan menyelami Dharma sungguh adalah hal yang sangat penting.

Mampu melayani orang lain lebih beruntung daripada harus dilayani.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -