Suara Kasih: Harapan Baru Bagi Si Kembar

 

Judul Asli:
Tim Medis yang Menciptakan Kehidupan Baru bagi Kembar Siam

Baksos kesehatan meringankan penderitaan warga kurang mampu
Kembar siam kakak beradik bertemu penyelamat hidupnya
Bekerja sama dalam tim mengerahkan segenap kemampuan
Operasi pemisahan yang berhasil mendatangkan kebahagiaan bagi bayi kembar siam

Beberapa hari lalu sepasang bayi masih menyatu satu sama lain. Dengan badan yang saling menyatu, mereka sungguh mengalami penderitaan berat. Sepasang bayi kembar siam ini lahir pada bulan Oktober 2009 melalui proses operasi di sebuah pusat medis perguruan tinggi di Cebu. Mereka terlahir dengan pinggul menyatu satu sama lain dan hanya memiliki satu anus. Kasus seperti ini agak jarang terjadi.

Sepasang bayi ini lahir di sebuah keluarga yang berpendapatan minim. Pada dasarnya upah di Filipina memang tidak tinggi. Sang ayah bekerja di sebuah pabrik mebel dan sang ibu adalah seorang guru. Keluarga mereka terdiri dari tujuh orang. Mereka hanya mampu memenuhi kebutuhan pangan dan tidak mempunyai biaya untuk pengobatan sepasang kakak beradik ini. Namun, segala hal tak luput dari jalinan jodoh. Pada bulan Juni 2008, TIMA Filipina mengadakan baksos kesehatan berskala besar di Cebu. Karena baksos kesehatan tersebut, bupati setempat akhirnya mengetahui tentang misi kesehatan Tzu Chi. Beliau pun mengenalkan Tzu Chi kepada ibu bayi tersebut dan menyarankan sang ibu meminta bantuan Tzu Chi. Kemudian relawan di Filipina pun mengabarkan hal ini kepada saya. Kami pun berpikir bagaimana sepasang bayi ini dapat meneruskan kehidupannya dengan kondisi seperti itu.

Saya merasa bahwa jika kita berkapasitas untuk membantu, maka kita harus membantu mereka. Saya sungguh berterima kasih kepada RS Tzu Chi di Hualien yang meminta dr. Peng menangani kasus ini karena dulu dr. Peng beserta timnya pernah berhasil menjalankan operasi untuk kasus kembar siam. Kali ini, dr. Peng kembali diundang ke Cebu untuk mengevaluasi sepasang kembar siam ini. Setelah evaluasi, ia menyadari bahwa operasi ini lebih sulit dan lebih membutuhkan kerja keras. Namun, demi nyawa yang berharga dan masa depan dua anak ini, mereka bertekad untuk membantu meski harus menghadapi banyak tantangan.


Pada bulan Maret lalu, relawan membawa sang ibu dan sepasang bayi ini datang ke RS Tzu Chi di Hualien. Para staf di rumah sakit menyambut mereka bagaikan menyambut keluarga sendiri. Seluruh perhatian tim medis tertuju kepada sepasang kakak beradik ini. Para relawan pun menenangkan batin sang ibu agar ia merasa nyaman dan memercayakan bayi kembarnya kepada tim medis.

Beberapa hari setelah kedatangan mereka, para dokter memasangkan tissue expander (penggembungan jaringan) pada bayi kembar tersebut. Karena bayinya masih kecil dan kurus, mereka harus diberi asupan gizi yang cukup dan juga pelebaran jaringan kulit agar setelah operasi pemisahan selesai luka bekas operasi dapat ditambal dengan jaringan kulit yang sudah dilebarkan. Ini sungguh proyek operasi yang besar. Selama dua bulan para dokter berhati-hati bekerja demi penumbuhan jaringan kulit. Setiap hari para dokter menginjeksi larutan garam ke dalam tissue dan menjaga mereka dengan hati-hati. 

Kita dapat melihat para dokter dan perawat yang menjaga sepasang bayi ini dengan sepenuh hati. Mereka membuat perayaan Hari Ibu yang hangat untuk ibu dari bayi kembar siam tersebut. Betapa banyak orang yang ikut serta dalam menjaga keluarga ini. Akhirnya, tanggal 5 Juni lalu, bayi kembar siam ini memasuki ruang operasi sekitar pukul 7 pagi. Sekitar pukul 9 pagi, dr. Peng melakukan sayatan pertama. Sebanyak hampir 20 dokter dan tenaga medis lainnya mencakup perawat dan ahli gizi bekerja dengan penuh kewaspadaan.

Saya sungguh tersentuh dan berterima kasih kepada mereka. Singkat kata, hingga petang kemarin saya menerima kabar gembira bahwa bayi kembar siam itu selamat. Kita semua telah berdoa dengan tulus untuk sepasang kakak beradik tersebut. Mereka telah bebas dari penderitaan akibat tubuh mereka yang saling menyatu. Kita harus mendoakan mereka kelak bebas dari penderitaan, penuh kebahagiaan, dan dapat meningkatkan makna kehidupannya dengan menolong orang-orang yang menderita. Inilah kehidupan yang sungguh bermakna. Untuk itu, kita harus berterima kasih kepada para dokter yang menjalankan operasi pemisahan sehingga mereka terbebas dari belenggu.
 
Saya juga berterima kasih kepada para dokter yang telah bekerja sama dalam satu tim. Selama dua bulan ini, para dokter dari beragam spesialisasi sering mengadakan rapat untuk mendiskusikan proses operasi ini dan menentukan cara pemisahan, menjahit kulit bekas operasi, dan lain-lain. Intinya, mereka berulang kali mengadakan rapat karena mereka menghargai kehidupan. Semangat mereka sungguh sangat menyentuh. Terlebih lagi, nilai kehidupan tak dapat dievaluasi dalam bentuk uang. Saya sungguh berterima kasih.

Tadi saat akan keluar, saya melihat laporan Da Ai TV bahwa TIMA Filipina kembali mengadakan baksos kesehatan berskala besar. Setiap baksos yang mereka adakan senantiasa menciptakan berkah bagi orang yang hidup dalam penderitaan. Karena itu, saya senantiasa berterima kasih kepada TIMA Filipina. Tentu saja, kita pun harus berterima kasih kepada tim medis di RS Tzu Chi Taiwan. Selain menjalankan operasi pemisahan bayi, mereka juga melakukan operasi transplantasi organ tubuh. Donor organ tersebut baru berusia 27 tahun. Entah mengapa ia jatuh dari lantai tiga dan mengalami cedera otak. Pada saat tiba di rumah sakit, dokter menyatakan bahwa ia telah meninggal.

Saya sungguh berterima kasih kepada keluarganya yang bersedia mendonorkan organ tubuh anak muda ini untuk menolong orang lain. Saya sungguh berterima kasih kepada keluarganya yang mengerti makna kehidupan dan memahami nilai donor organ tubuh. Mereka sungguh memiliki kebijaksanaan. Dengan membantu sang donor organ, pahala tim medis sungguh tak terhingga. Saya pun mendoakan keselamatan resipien dan berterima kasih kepada sang donor. Saya juga berterima kasih kepada tim medis di Rumah Sakit Tzu Chi yang telah bekerja keras menyelamatkan nyawa pasien. Rasa terima kasih saya sungguh tak dapat diungkapkan dengan kata-kata.

Diterjemahkan oleh: Erni & Hendry Chayadi / Foto: Da Ai TV Taiwan 
Keteguhan hati dan keuletan bagaikan tetesan air yang menembus batu karang. Kesulitan dan rintangan sebesar apapun bisa ditembus.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -