Suara Kasih: Hati yang Hening dan Jernih
Judul Asli:
Hati yang Hening dan Jernih Bagai Kristal
Kehidupan tidaklah kekal dan terbatas
Menghimpun berkah dan menjalin jodoh baik untuk menginspirasi orang lain
Senantiasa mempertahankan ikrar dan mengemban tekad guru
Mengembangkan welas asih dan kebijaksanaan dengan hati yang jernih
Saya sering berkata, “Selama ada niat baik, maka akan ada berkah.” Orang yang memiliki berkah adalah orang yang menjalin jodoh baik dengan orang lain. Jika tak menjalin jodoh baik dengan orang lain, kita akan sulit menginspirasi orang lain. Orang yang tak memiliki berkah tak dapat menginspirasi orang lain. Karena itu, kita harus menjalin jodoh baik dengan banyak orang. Dengan demikian, ketika bertemu dengan kita, orang akan penuh sukacita, dan ketika mendengar ajakan kita, mereka akan turut berpartisipasi tanpa ragu.
Jika setiap orang dapat membangkitkan niat baik dan menciptakan berkah dengan menjalin jodoh baik dengan orang lain maka kita dapat menginspirasi lebih banyak orang untuk bersama-sama memiliki semangat Tzu Chi. Semua ini dapat dicapai oleh kita semua. Janganlah kita meremehkan diri sendiri, karena di dalam diri setiap orang mengandung niat baik tanpa batas. Di dalam diri setiap orang terdapat kebajikan. Buddha berkata bahwa hati Buddha dan semua makhluk pada hakikatnya tiada perbedaan. Kita semua memiliki hakikat yang sama dengan Buddha. Buddha memiliki cinta kasih, welas asih, sukacita, dan keseimbangan batin. Demikian pula dengan kita. Hal ini karena setiap orang terlahir dengan potensi kebajikan yang berlimpah. Karena itu, di dalam diri kita terdapat kekuatan yang luar biasa.
Jika Dharma dapat meresap ke dalam hati maka segala hal akan menjadi Sutra hidup yang terpapar di hadapan kita. Melalui sumbangsih di tengah umat manusia, kita telah belajar banyak hal di dunia ini. Bukankah segala hal di dunia ini merupakan Sutra bagi kita? Hal apakah di dunia ini yang tak berkaitan dengan kita? Apakah penderitaan orang-orang di dunia ini tak berkaitan dengan kita? Segala sesuatu pasti berkaitan dengan kita karena kita semua hidup saling bergantungan. Karena itu, kita harus sungguh-sungguh belajar dari orang-orang di sekitar kita. Kita semua harus tahu bahwa setiap orang merupakan Sutra hidup yang mengandung kebijaksanaan tanpa batas yang dapat kita pelajari.
Di dunia ini, manusia menghadapi penderitaan dan bencana yang berbeda-beda, kondisi tempat tinggal mereka pun berbeda-beda. Untuk meringankan penderitaan mereka, kita harus mengembangkan welas asih dan kebijaksanaan secara bersamaan. Sangatlah penting bagi kita untuk memiliki kebijaksanaan tanpa batas. Kebijaksanaan ini dapat kita temukan dalam segala sesuatu di sekitar kita. Saya sering menganalisis dan memilah suatu hal selapis demi selapis hingga tiba pada kekosongan, kemudian kembali menggabungkan unsur-unsur tadi dari kosong menjadi ada.
Inilah kebenaran tentang kekosongan dan eksistensi. Dalam segala sesuatu, kita dapat menemukan Dharma yang sangat luar biasa. Asalkan kita memiliki hati yang hening dan jernih, maka hati ini akan menjadi bagai cermin yang dapat merefleksikan segala sesuatu di sekitar kita tanpa halangan sedikit pun. Jadi, dapat bersumbangsih adalah suatu berkah yang besar dan merupakan misi kehidupan kita. Karena itu, kita harus meningkatkan kegigihan.
Meski dalam bersumbangsih, bohong jika kita mengatakan tidak lelah, namun setelahnya kita akan memiliki kenangan yang manis. Alangkah baiknya jika kita dapat membantu serta menjadi penolong bagi orang lain, dan orang lain pun dapat menjadi penolong kita di saat kita membutuhkannya. Untuk itu, kita harus terus menyelami Dharma guna mengembangkan kemampuan yang tak terbatas. Kita semua harus membangkitkan kegigihan untuk menciptakan keajaiban. Selama lebih dari 40 tahun ini, melalui Empat Misi Tzu Chi, yakni kesehatan, pendidikan, budaya humanis, dan amal, kita telah menyalurkan bantuan ke lebih dari 70 negara di dunia, dan telah mendirikan kantor Tzu Chi di lebih dari 50 negara. Tentu saja, ini merupakan jalinan jodoh yang luar biasa. Inilah keyakinan kita.
Para Bodhisatwa sekalian, kita mengemban misi demi ajaran Buddha dan demi semua makhluk. Buddha adalah titik pusat keyakinan kita. Buddha adalah Yang Maha Sadar di Alam Semesta. Karena itu, Buddha patut kita yakini. Ajaran Buddha harus senantiasa kita praktikkan, yakni mengembangkan cinta kasih, welas asih, sukacita, dan keseimbangan batin. Empat Sifat Luhur ini adalah misi yang harus kita capai. Jadi, kita harus memiliki cinta kasih dan welas asih yang tak terhingga serta hati yang hening dan jernih bagai kristal.
Semoga dalam hati kita terdapat cinta kasih dan welas asih. Semoga dengan mempraktikkan Empat Sifat Luhur, kita dapat mewariskan pelita kebijaksanaan. Semoga setiap orang dapat menyalakan pelita kebijaksanaan dalam hati sendiri dan menggunakannya untuk membimbing orang lain agar dapat berjalan di jalan yang benar. Saya berharap para relawan, staf, dan dokter dapat membantu menyalakan pelita hati pada setiap orang dan diri sendiri. Dengan demikian, kita dapat menyinari dunia ini agar dunia ini diliputi kecemerlangan.
Saya juga berharap setiap orang dapat kembali pada hakikat kebuddhaan, yakni hati yang hening dan jernih bagai kristal. Inilah harapan terbesar saya. Saya sungguh berterima kasih atas semangat dan ikrar kalian dalam memikul Empat Misi Tzu Chi. Saya yakin bahwa hati kalian telah menyatu dengan hati saya, dan semoga hati kita semua dapat menyatu dengan hati Buddha. Kita tak hanya menolong orang di sekitar saja, melainkan juga harus lebih maju selangkah dan menganggap segala masalah di dunia ini sebagai tanggung jawab kita. Semoga setiap orang dapat berikrar luhur karena kehidupan kita sangatlah singkat.
Kehidupan kita terus mengalami perubahan. Inilah yang disebut ketidakkekalan. Tubuh kita pun terus mengalami perubahan tanpa henti setiap saat. Hidup hanyalah sebatas tarikan napas. Karena itu, kita harus memanfaatkan waktu sebaik mungkin karena cepat atau lambat hidup akan berakhir. Oleh karena itu, selalu ada perpisahan di balik pertemuan. Jadi, kita harus memahami bahwa waktu kita sangatlah terbatas. Kita harus memanfaatkan waktu sebaik-baiknya dan mempertahankan niat baik yang ada.
Setelah bertekad, janganlah langsung melupakan tekad kita. Sebaliknya, kita harus memanfaatkan waktu, dan yang terpenting adalah mempertahankan tekad tersebut. Ini sangatlah penting. Intinya, meski saya berada jauh dari kalian, namun hati kita saling dekat. Ingatlah, hati kalian dan hati saya harus dekat dengan hati Buddha. Untuk mengemban hati Buddha dan tekad Guru, dan tekad Guru sebagai tekad sendiri, kalian harus mengembangkan kebijaksanaan.
Saya mendoakan kalian semua. Terima kasih atas dedikasi kalian dalam mewariskan semangat Tzu Chi. Terima kasih. Semoga kalian diliputi sukacita dalam Dharma.
Diterjemahkan oleh: Lena