Suara Kasih: Hati yang Tenang Menciptakan Kedamaian bagi Dunia

 

Judul Asli:

Hati yang Tenang Menciptakan Kedamaian bagi Dunia

Batin yang tenang menciptakan kedamaian bagi dunia
Praktik keyakinan yang benar bisa menenangkan hati manusia
Cinta kasih universal dan tanpa pamrih dapat melenyapkan bencana
Menyalakan pelita hati dan memiliki tekad yang kokoh

 

Ketidakselarasan unsur alam adalah yang paling membuat orang khawatir. Melalui laporan berita, kita bisa melihat bahwa pukul 5 sore kemarin, perbatasan Xinjiang dan Tibet diguncang gempa berkekuatan besar. Semoga orang-orang di sana aman dan selamat. Dalam kehidupan di dunia ini, tiada yang tahu apa yang akan terjadi pada detik selanjutnya. Karena itu, kita harus senantiasa mawas diri dan berhati tulus. Kita harus menjaga kedamaian batin terlebih dahulu baru dapat menjaga keharmonisan dan ketenteraman di masyarakat. Jika masyarakat hidup damai dan harmonis, barulah dunia aman dan tenteram serta bebas dari bencana.

Para ilmuwan di Amerika Serikat menulis sebuah laporan yang menyebutkan bahwa praktik keyakinan agama dapat menenangkan pikiran manusia. Selain itu, ia juga bisa membantu menyebarkan cinta kasih dan welas asih. Jika cinta kasih dan welas asih dapat tumbuh di hati manusia, maka masyarakat bisa hidup aman dan tenteram. Saya sering berkata bahwa di dunia yang diliputi Lima Kekeruhan ini, bagaimana kita menyucikan hati manusia? Orang-orang pada masa sekarang ini memiliki pandangan yang berbeda-beda. Di bidang politik dan agama saja sudah terdapat partai yang berbeda-beda. Sesungguhnya, semua itu bermula dari pikiran manusia. Orang-orang dalam pemerintahan hendaknya memimpin dengan penuh kemurahan hati agar para rakyatnya bisa hidup bahagia. Inilah yang disebut dengan kebahagiaan. Mereka bukan hanya menjaga kesejahteraan masyarakat, tetapi juga melindungi kebahagiaan publik.

Bahagia berarti hidup dengan aman dan tenteram dan hubungan antarsesama bisa harmonis. Jika pemerintah dapat berpikir bagi kebahagiaan masyarakat umum, secara alami tidak akan ada pertikaian antarpartai. Pemerintah seharusnya memimpin dengan menjadikan kepentingan masyarakat sebagai tujuan utama. Tugas pemerintah adalah membimbing setiap orang. Mereka harus memimpin begitu banyak orang agar sektor pendidikan, pertanian, perindustrian, dan perdagangan bisa berjalan dengan seimbang dan semua orang memiliki tujuan yang sama.

Inilah kesejahteraan yang sesungguhnya bagi semua rakyat. Tujuan agama sesungguhnya sangatlah sederhana, yakni membimbing semua orang untuk melatih diri. Ia mengajarkan tentang tujuan hidup manusia, yakni demi mencari kebenaran hidup, meningkatkan moralitas dan keluhuran. Agama mengajarkan kepada kita untuk memilih jalan hidup yang benar agar kita dapat fokus menunaikan kewajiban serta memiliki hati yang lapang untuk merangkul seluruh dunia.

Inilah arah pelatihan diri yang sesungguhnya. Kita harus melenyapkan semua noda batin dan pikiran yang menyimpang agar dapat kembali pada hakikat yang murni dan jernih. Jika demikian, mungkinkah masih ada konflik agama? Lihatlah, di Tzu Chi, bukankah umat dari agama yang berbeda-beda bisa bekerja sama dengan harmonis? Contohnya Haiti. Pascagempa dahsyat di Haiti, insan Tzu Chi segera terjun untuk memahami kebutuhan warga setempat. Sekolah dan klinik milik biarawati Katolik setempat juga hancur diguncang gempa. Bagaimana cara mereka pulih dari bencana? Bukankah saya sering berkata bahwa kita harus menggunakan hati penuh syukur untuk segera membantu mereka? Ini karena merekalah yang selalu menjaga pasien dan memperhatikan pendidikan anak-anak setempat. Kita tidak mampu menginjakkan kaki di sana sehingga tidak bisa menjaga begitu banyak kaum lemah di masyarakat. Karena itu, saat fasilitas mereka rusak akibat diguncang gempa, kita harus segera membantu mereka melakukan pemulihan.

Kini kita dapat melihat anak-anak setempat belajar dengan hati yang tenang dan para suster bisa mengembangkan cinta kasih mereka. Setiap orang saling bersyukur dan saling menyemangati. Kewajiban masing-masing dengan baik. Umat Katolik memiliki cara sendiri untuk melatih diri. Kita sebagai umat Buddha juga memiliki cara sendiri untuk melatih diri. Jadi, tujuan dari semua pelatihan diri adalah demi cinta kasih. Cinta kasih dalam ajaran Buddha dan ajaran Katolik memiliki semangat ketulusan tanpa pamrih yang sama. Jika semua orang memiliki arah pelatihan yang sama, yakni menuju pada cinta kasih dan sumbangsih tanpa pamrih, mungkinkah masih ada pertentangan di dalam masyarakat? Sesungguhnya itu tak akan terjadi. Demikian pula dengan pelestarian lingkungan.

Di masa kini, kita harus memperhatikan kesehatan bumi. Ini adalah tanggung jawab kita bersama. Lihatlah, di Malaysia, ada seorang relawan bernama Lee Chen. Sebelum masuk ke Tzu Chi, kehidupan rumah tangganya bermasalah. Setelah mengenal Tzu Chi, dia mulai fokus melakukan daur ulang. Dia juga berkunjung dari rumah ke rumah untuk mengajak tetanganya melakukan daur ulang. “Saat baru mulai mengerjakan daur ulang, saya beritahu Anda, saya sering menangis. Saya bekerja dari pukul 5 pagi hingga sekitar pukul 8 atau 9.30 malam. Saya mengayuh sepeda dan mengajak warga dari rumah ke rumah. Saya terus memikirkan Master. Ini sungguh tidak mudah, tetapi saya merasa sangat bahagia.

Setiap hari, saya berdoa kepada Master dan membangkitkan ikrar. Namun, misi ini sungguh tidak mudah dan tidak berjalan dengan lancar. Kita harus memiliki ikrar, keteguhan tekad, dan keberanian baru bisa melewati rintangan,” ucap Lee Chan.

Meski tidak mudah, tetapi kini kita bisa melihat dia telah menginspirasi begitu banyak orang. Setiap orang mengulurkan sepasang tangan mereka untuk melakukan daur ulang. Ini membuktikan bahwa asalkan ada niat, maka tiada hal yang sulit. Selain itu, di Kota Kinabalu, Malaysia ada seorang ibu tunggal bernama Mary yang telah bertahun-tahun menerima bantuan dari Tzu Chi. Setelah menerima bantuan dari Tzu Chi, dia mulai memahami bahwa bantuan Tzu Chi berasal dari himpunan tetes demi tetes donasi. “Saya tidak bisa berdana uang untuk membantu orang lain, tapi saya ikut dalam kegiatan daur ulang,” ujarnya. Kegiatan daur ulang bisa memberi manfaat bagi bumi sekaligus bermanfaat umat manusia. Inilah kekuatan cinta kasih.

Tiada orang yang tidak bisa melakukannya. Tiada orang yang tidak bisa melakukannya. Setiap orang bisa melakukannya. Asalkan memiliki tekad, maka kita pasti bisa turut mengerahkan sedikit kekuatan. Kita juga bisa melihat kisah seorang relawan dari Changhua yang membuat orang sangat tersentuh. Harapannya adalah melindungi bumi dan membantu umat manusia. Dia juga mendedikasikan diri bagi Tzu Chi. Suaminya sangat tidak tega melihat dia begitu bekerja keras. Sang suami memperlihatkan sepasang tangan istrinya kepada reporter Da Ai TV dan berkata, “Anda lihat tangannya. Dia bekerja hingga tangannya menjadi seperti ini.” Meski demikian, sang suami tetap sangat mendukungnya. Intinya, inilah kehidupan yang paling indah. Inilah praktik keyakinan agama yang benar. Setelah menemukan arah hidup yang benar, dia terus menjalaninya. Dengan demikian, kehidupannya tidak akan menyimpang.

Sungguh, kita harus senantiasa bersungguh hati. Semoga hati semua orang di dunia dapat tersucikan. Dengan demikian, bumi pun akan menjadi bersih sehingga secara alami, bencana di dunia pun menjadi berkurang. Setiap orang harus membangkitkan hati yang tulus. Inilah yang masih harus kita giatkan. (Diterjemahkan Oleh: DAAI TV)

 
 
Cara kita berterima kasih dan membalas budi baik bumi adalah dengan tetap bertekad melestarikan lingkungan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -