Suara Kasih: Hidup Harmonis dan Bervegetarian
Judul Asli:
Hidup Harmonis dan Bervegetarian Hidup harmonis antarumat beragama | |||
Buddha berkata bahwa kehidupan manusia sangat singkat, karena itu janganlah kita diliputi kekhawatiran. Dalam kehidupan sehari-hari, kita harus menjalankan kewajiban dan menjaga hati sebaik mungkin agar tidak melukai orang lain. Kita harus senantiasa menghadapi kehidupan dengan lapang dada. Manusia terus mengalami kelahiran dan kematian. Karena itu, terlebih dahulu kita harus membeli "tiket" menuju kehidupan mendatang yang akan membawa kita menempuh perjalanan yang jauh. Selain itu, kita juga harus memastikan diri kita mendapat "tempat duduk yang nyaman". Kemarin saat menghadiri rapat di Rumah Sakit Tzu Chi di Tanzi, Taichung, saya menyaksikan proses pembagian bantuan di Filipina melalui sebuah laptop. Pembagian bantuan kali ini bisa diadakan berkat bantuan Dewan Pertanian Taiwan yang bekerja sama dengan Tzu Chi untuk menyumbangkan 1.500 ton beras ke Filipina. Kemarin, kita telah membagikan 500 ton beras kepada 1.300 keluarga. Inilah kegiatan di Kota Marikina. Kalian pasti tahu Kota Marikina karena saya sering mengulasnya. Pada tahun 2009, Marikina dilanda sebuah topan yang mengakibatkan bencana banjir. Kemudian, kita menjalankan program bantuan Tzu Chi. Kini banyak dari mereka yang mendedikasikan diri untuk menjadi relawan. Meski hidup dalam kondisi minim, tetapi mereka sangat giat dan bersemangat. Meski mayoritas penduduk setempat beragama Katolik dan Kristen, namun mereka tetap berpegang teguh pada keyakinan yang dianut. Setiap minggu mereka datang ke Aula Jing Si untuk mengikuti kebaktian dan melakukan pradaksina. Ini dikarenakan mereka tahu bahwa relawan Tzu Chi tidak memaksa mereka untuk pindah keyakinan. | |||
| |||
Film animasi Mahabhiksu Jian Zhen telah diputar di Amerika Serikat. Tidaklah mudah bagi insan Tzu Chi setempat untuk menyewa teater. Mereka harus memikirkan cara agar dapat mengajak orang untuk berpartisipasi serta dapat diterima oleh warga setempat. Di dalam film animasi tersebut, mereka menggunakan 2 buah lagu, yakni tentang semangat Mahabhiksu Jian Zhen dalam menyebarkan Dharma ke Jepang dan lagu "Mimpi yang Tercapai". Mereka juga mengadakan pementasan dengan dua lagu tersebut. Di antara peserta terdapat seorang relawan yang suaminya adalah warga lokal. Lihatlah, dengan gerakan tubuh yang sederhana, mereka mampu menginspirasi orang lain. Tidaklah mudah bagi mereka untuk berpartisipasi dalam pementasan ini. Orang yang ingin ikut serta harus bervegetarian. Seperti yang saya katakan tadi, di antara peserta terdapat seorang relawan yang suaminya adalah orang lokal. Tanpa daging, ia tak ada nafsu makan. Tetapi, istrinya ingin ia mengikuti pementasan dan turut bervegetarian. Ia hanya dapat bertahan 2 minggu karena saat bekerja, ia melihat teman-teman kantornya mengonsumsi daging. Karenanya, ia merasakan sulitnya bervegetarian. Ia pun berkata pada istrinya, "Beri tahu kakak bahwa lebih baik saya membantunya mencuci mobil daripada bervegetarian." Benarkah sangat sulit bervegetarian? Kita harus tahu bahwa ini adalah sebuah tabiat. Tahun ini, saya terus mengimbau setiap orang untuk menyelami Dharma agar dapat melenyapkan noda batin dan kebiasaan buruk. Apakah manusia sungguh harus mengonsumsi daging hewan? Apakah kita perlu melakukan hal itu? Sungguh tidak perlu. Hewan-hewan itu terlahir ke dunia bukan untuk dimakan oleh manusia. Buah karmalah yang mengondisikan mereka untuk terlahir di alam binatang. Tetapi, manusia malah membunuh dan mengonsumsi daging hewan. Sungguh, kita harus tahu bahwa kita tidak perlu sampai mengonsumsi daging untuk dapat bertahan hidup. Tidak. | |||
| |||
Tadi kita juga mendengar beberapa anggota Tzu Cheng yang bertobat secara terbuka. Saya sungguh tersentuh mendengarnya. Sungguh, bila kita melakukan kesalahan, tetapi berusaha menutup-nutupinya, maka karma buruk ini tidak akan terkikis. Sebaliknya, kita malah akan berbuat lebih banyak kesalahan karena takut ketahuan oleh orang lain. Semakin banyak menutupi kesalahan, kegelapan batin pun akan semakin tebal. Kita harus bertobat dan menyucikan batin agar dapat memiliki kehidupan yang bermakna. Ada ungkapan berbunyi, orang yang tahu bertobat lebih berharga dari emas. Sungguh lebih berharga dari emas. Meski pernah melakukan kekeliruan, tetapi mereka tahu bertobat. Hal ini sungguh tidak mudah. Karena itu, kita harus bertobat dan menyucikan batin. Bila memiliki kegelapan batin, maka tanpa disadari kita akan melakukan kekeliruan dan melukai orang lain. Bila melukai orang lain tanpa disadari, maka berarti tabiat kita tidak benar. Bila tidak, mengapa orang lain bisa merasa dilukai? Meski bukan sengaja, tetapi karena tabiat yang buruk, kita telah melukai orang tanpa disengaja. Kali ini, saya terus mengimbau setiap orang agar melenyapkan noda batin dan tabiat buruk. Kita harus segera melenyapkan noda batin dan tabiat buruk. Contohnya, kebiasaan mengonsumsi daging. Karena terbiasa, kita jadi suka mengonsumsi daging. Karena itu, kita harus mengubahnya. Demikian pula dengan menggunakan Narkoba. Lihatlah betapa banyak orang yang menderita kanker dan berbagai penyakit langka. Penyakit berasal dari apa yang kita makan. Daging hewan yang kita makan berbalik menyerang kesehatan kita. Zat racun yang terkandung dalam daging hewan tetap berada di dalam tubuh sehingga menimbulkan berbagai penyakit. Karena itu, kita sungguh harus bertobat dan mengubah kebiasaan hidup. Diterjemahkan oleh: Karlena Amelia. | |||