Suara Kasih: Hidup Saling Berdampingan di Dunia


Gempa bumi di Cile menggemparkan dunia
Semua makhluk hidup di bumi yang sama dan saling berkaitan
Melindungi kehidupan dengan menjaga tindakan, ucapan, pikiran
Memberantas wabah penyakit agar dapat hidup tenteram

 Perubahan iklim yang terjadi mengakibatkan bumi menjadi tidak damai. Kemarin, di Cile tiba-tiba terjadi gempa bumi berkekuatan 8,2 skala Richter. Semua orang menjadi panik. Karena takut akan terjadi tsunami, pemerintah setempat memerintahkan semua orang untuk segera mengungsi ke wilayah yang lebih tinggi. Pusat Peringatan Dini Tsunami Pasifik juga telah mengeluarkan peringatan agar penduduk Hawaii meningkatkan kewaspadaan karena adanya kemungkinan terjadi tsunami di sana. Di samping itu, kita juga khawatir apakah Taiwan juga akan dilanda tsunami. Karenanya, saya sering mengatakan bahwa kita tinggal di bawah langit dan di atas bumi yang sama sehingga hidup kita saling berkaitan. Janganlah berpikir bahwa Cile berada jauh dari kita. Lihatlah, gempa bumi yang terjadi di sana telah membawa dampak bagi banyak negara. Yang dikhawatirkan adalah peringatan terjadinya tsunami telah dikeluarkan bagi beberapa negara. Di saat yang sama, penduduk di Bolovia dan Peru juga merasakan gempa ini. Jadi, tanah yang kita tinggali saling terkait. Sering dikatakan bahwa meski seolah-olah terpisah oleh lautan, gunung, dataran, dan lainnya, tanah di bumi ini sebenarnya tetap saling terhubung.

Demikianlah bumi ini. Namun, dunia tengah dipenuhi oleh Lima Kekeruhan sehingga Tiga Bencana Besar dan Tiga Bencana Kecil terjadi silih berganti di dunia. Inilah yang perlahan-lahan kita rasakan. Kita juga telah melihat PBB juga telah melaporkan bahwa ketidakselarasan iklim akan mengakibatkan terjadinya kekurangan bahan pangan dan air di seluruh dunia. Semua orang tidak dapat terhindar dari bencana ini. Lihatlah, laporan demi laporan yang dikeluarkan oleh para ilmuwan telah menjelaskan tentang kondisi dunia kita sekarang dan memprediksikan apa yang kelak akan terjadi. Sebenarnya, sebelum para ilmuwan mengatakan hal ini, sekitar tiga sampai empat puluh tahun lalu, saat menguraikan Sutra Bunga Teratai, saya juga membahas tentang “kalpa”. Saya pernah menjelaskan tentang “kalpa menyusut”, “kalpa mengembang”, musnahnya manusia, musnahnya bumi, dan lain sebagainya. Meski saat itu saya membabarkan Sutra Bunga Teratai dalam waktu yang tidak terlalu lama, yakni hanya sekitar setahun lebih, tetapi saya masih ingat dengan jelas. Saat itu, saya juga terus membahas tentang Tiga Bencana Besar dan Tiga Bencana Kecil yang telah diprediksi oleh Buddha. Namun, saat itu belum ada laporan ilmiah yang dapat membuktikan hal ini. Akan tetapi, seiring dengan berjalannya waktu, kita pun telah merasakan dan membuktikan apa yang telah Buddha katakan. Oleh karena itu, kita harus selalu meningkatkan kewaspadaan.

Kita juga telah melihat wabah Ebola melanda Afrika Barat. Wabah Ebola kali ini sungguh sangat mengerikan. Penyakit ini belum ada obatnya, bagaimana cara untuk mencegah penyebaran penyakit ini? Hanya dengan menjaga kebersihan dan mengindari kontak dengan binatang. “Untuk mencegahnya, janganlah kita mengonsumsi hewan yang membawa virus ini, yakni hewan pengerat seperti tikus, kelelawar, dan daging kera mentah. Sayangnya, di berbagai kawasan hutan masih saja ada penduduk yang mengonsumsinya,” ungkap Bach, seorang Ilmuan. Ini semua hanya demi memuaskan nafsu manusia terhadap makanan. Manusia telah mengonsumsi berbagai macam hewan di dunia. Virus yang ada di dalam tubuh hewan itu pun juga termakan oleh manusia sehingga manusia terjangkit virus tersebut. Saya sungguh khawatir melihatnya. Bagaimana cara kita mencegahnya? Dimulai dengan mengubah pola pikir manusia, yakni mengendalikan nafsu terhadap makanan.

Kita harus mengekang nafsu kita terhadap makanan. Janganlah selalu tamak untuk merasakan daging. Sebenarnya, bervegetaris sangat baik bagi kesehatan serta dapat menjadikan tubuh kita bersih. Jadi, inilah saatnya bagi kita untuk menyadarkan semua orang untuk menghormati kehidupan dan melindungi semua makhluk hidup. Inilah yang harus kita semua lakukan. Lihatlah, kini Mahkamah Internasional juga terus memerintahkan Jepang untuk menghentikan penangkapan ikan paus. Sebenarnya, sejak terjadi gempa di Jepang tiga tahun lalu, kita sering membahas tentang karma pembunuhan. Selain itu, kebocoran PLTN menyebabkan air laut di sana tercemar. Ikan-ikan di sana juga masih terus ditangkapi oleh manusia. Meski ikan yang mereka tangkap sudah terbukti telah tercemar oleh radiasi nuklir dan mereka sudah diperingatkan untuk tidak mengonsumsinya, tetapi demi mendapatkan keuntungan, mereka masih saja melakukannya.

Sebenarnya, bukankah pola makan vegetaris lebih baik? Kita sering mendengar orang mengatakan bahwa setelah bervegetaris, tubuh mereka menjadi jauh lebih sehat. “Pertama, tidur saya lebih pulas, jarang bermimpi. Kedua, saya lebih bersemangat. Belasan tahun lalu, entah mengapa saya bisa begitu. Sekarang, saya menyadari bahwa tubuh saya terlalu bersifat asam,” ujar Huang He-lu, relawan Tzu Chi Taichung yang menerapkan pola makan vegetaris. Berbagai penyakit sembuh setelah dia menerapkan pola makan vegetaris, baik itu alergi maupun penyakit lainnya.

Kita harus hidup harmonis dengan semua makhluk hidup di dunia, membiarkan burung-burung di udara, hewan-hewan di darat, dan ikan-ikan di air hidup dengan bebas dan aman di habitat mereka masing-masing. Semua makhluk hidup di dunia sama-sama berasal dari Empat Jenis Kelahiran. Karena itu, terhadap berbagai jenis makhluk hidup, kita harus saling menghormati. Intinya, berbagai bencana alam terjadi di dunia akibat ketidakselarasan empat unsur. Gempa bumi yang terjadi di Cile juga telah membawa dampak bagi negara-negara di sekitarnya. Di samping itu, peringatan terjadinya tsunami di Hawaii dan beberapa negara lainnya juga telah dikeluarkan. Untungnya, di Taiwan hanya terjadi gelombang kecil. Ini semua merupakan sebuah peringatan bagi kita. Ini semua merupakan sebuah peringatan bagi kita. Intinya, kita hidup di bawah langit dan atas bumi yang sama. Jadi, kita harus menghormati sesama manusia, menghormati makhluk hidup lain, dan hidup berdampingan dengan harmonis. Dengan demikian, dampak perubahan iklim baru dapat berkurang. Intinya, semua bergantung pada pikiran kita.

Mengonsumsi minuman keras, dapat melukai orang lain dan mengganggu kesehatan, juga merusak citra diri.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -