Suara kasih : Hidup Selaras dengan Alam
Judul Asli:
Melindungi dan Hidup Selaras dengan Alam Semesta Barang dibuang karena kelebihan produksi | |||
Pagi hari ini, saya pergi ke Shuanghe. Di posko daur ulang Shuanghe, saya dapat melihat begitu banyak Bodhisatwa membongkar satu per satu bungkusan alat pengendali jarak jauh yang terbungkus rapi. Setelah satu per satu bungkusan dibuka, para relawan pun merobek satu per satu merek dari alat pengendali jarak jauh tersebut. Saya sungguh tak tega melihatnya. Mengapa semua alat pengendali jarak jauh yang baru dan belum terpakai itu bisa diangkut ke sana dan harus dibuka bungkusannya? Para relawan berkata bahwa itu semua adalah kiriman dari pabrik. Ini karena kelebihan produksi. Jika suatu produk sedang tren, pabrik akan memproduksinya demi menghasilkan keuntungan. Jika barang jadi mengalami kelebihan produksi, mereka akan membuangnya. Jika demikian, mereka akan merepotkan Bodhisatwa daur ulang yang harus memilah barang-barang tersebut dengan bersungguh hati dan teliti, terlebih lagi saat membongkar sekrup yang sangat kecil. Saat berdiri dan melihat pekerjaan mereka, saya pun bertanya, Jika penglihatan kurang bagus, apakah bisa membukanya?" Mereka menjawab, Jika membongkar secara manual,kami tidak akan keburu karena jumlahnya yang sangat banyak. Karena itu, mereka harus membukanya dengan bantuan alat elektronik. Saya merasa ini sungguh adalah pemborosan. Mengapa harus memproduksi begitu banyak dan membuangnya dengan cepat? Ini menunjukkan kecenderungan manusia yang gemar mengganti sesuatu yang masih bagus. Meski yang dimiliki masih baru, mereka mulai berpikir untuk mengejar produk yang paling baru. Inilah pikiran manusia dalam kehidupan sehari-hari yang telah membentuk kebiasaan konsumtif. Ada pula baju bekas yang terlihat masih bagus dan baru. Ada pula yang masih memiliki label harga. Saya bertanya, Apakah kalian mengumpulkannya dari pabrik?" Mereka menjawab, "Tidak, semua pakaian itu ditemukan di posko daur ulang." Lihatlah, banyak orang membeli pakaian karena suka lalu menyimpannya begitu saja di lemari pakaian. Saat lemari pakaian telah penuh, mereka akan mengeluarkan baju-baju mereka dan membawanya ke posko daur ulang. Bukankah ini sangat boros? Jika mereka tidak membeli dan mendonasikan uangnya,bukankah itu sangat bagus? | |||
| |||
"Siapakah yang tinggal di bumi ini?"tanya Master Cheng Yen."Manusia," jawab relawan bersamaan. Ya, manusia. Yang tinggal di kolong langit dan di atas bumi adalah manusia, karena itu bumi ini disebut alam manusia. Semua manusia hidup beratapkan langit dan berpijak pada bumi yang sama. Manusia hidup di kolong langit dan di atas bumi. Jika empat unsur alam tidak selaras, maka itu adalah akibat ulah manusia.Ini karena dalam kehidupan sehari-hari, manusia sangatlah boros. Untuk mengembalikan keselarasan empat unsur, saya sering berkata bahwa kita harus mengandalkan Bodhisatwa daur ulang. Semakin banyak Bodhisatwa daur ulang, bumi kita juga akan semakin aman dan tenteram. Tadi saat berada di Kompleks Tzu Chi Neihu, saya juga melihat banyak Bodhisatwa daur ulang yang sangat mengagumkan. Saat ini mereka tengah membuat selimut untuk dikirimkan ke Afrika Selatan. Saat ini, mereka tengah sibuk memotong kain, menjahit selimut, dll agar bisa segera selesai dan dapat dikirimkan ke Afrika Selatan. Jika di Taiwan adalah musim panas, berarti musim dingin akan segera tiba di sana. Sesungguhnya, saat melihat selimut dan pakaian yang diproduksi DA.AI Technology, saya sungguh merasakan kehangatan. Kehangatan tersebut berasal dari kesungguhan para Bodhisatwa daur ulang. Mereka sangat bersungguh hati. Setiap helai kain berasal dari sekelompok Bodhisatwa di seluruh Taiwan yang mendaur ulang botol-botol plastik. Botol-botol plastik didaur ulang dan diolah menjadi serat. Ini juga merupakan aliran yang jernih. Kegiatan daur ulang juga merupakan aliran yang jernih. Karena itu, saya memasukkan pelestarian lingkungan ke dalam misi budaya humanis. | |||
| |||
Saya sering berkata bahwa setiap orang adalah Sutra hidup. Jadi, menurut ajaran Buddha, sejarah adalah kitab yang berisi pelajaran. Ini adalah pepatah. Kita bisa menjadi saksi bagi era sekarang dari sisi perilaku manusia saat ini, keadaan lingkungan saat ini, dan lain-lain. Kita bisa mendokumentasikannya satu per satu. Ini adalah nilai dan potensi yang kita miliki dalam hidup ini. Mendokumentasikan yang dilihat dan didengar, inilah kemampuan dari relawan dokumentasi. Kini bumi kita terus terluka. Yang dapat menyelamatkan bumi dan mencegah polusi udara hanyalah manusia. Bagaimana caranya? Tentu saja, kita harus menyucikan batin manusia terlebih dahulu. Kekuatan untuk menyucikan batin manusia terletak pada media massa karena media massalah yang telah mencemari batin manusia. Karena itu, saat ini, kita juga harus menggunakan media massa untuk menyucikan batin manusia. Karena itu, saat ini saya sangat berharap setelah kembali ke negara masing-masing, setiap orang bisa mengembangkan kemampuan yang paling berharga dalam kehidupan ini. Dharma bagaikan air yang bisa membersihkan noda batin manusia. Kita harus mempelajari berbagai metode Dharma. Dharma ini haruslah bagaikan air yang bisa menyucikan batin manusia. Ini semua mengandalkan peran media massa sehingga banyak orang bisa melihat dan mendengar serta memahami bahwa permata paling berharga dalam kehidupan ini adalah cinta kasih dan kebajikan. Semoga aliran jernih Da Ai TV dapat mengalir ke seluruh dunia. Yang terpenting saat ini adalah menyucikan batin manusia sehingga setiap orang benar-benar memiliki kemurnian hati bagai kristal. Saya berharap semua orang di seluruh dunia dapat bersatu hati. Sesungguhnya, bumi kita ini bulat, hanya saja karena manusia sangat kecil, maka kita melihat bumi ini seakan datar. Sesungguhnya, bumi berbentuk bulat. Semoga setiap orang di seluruh dunia ini dapat menerima aliran jernih ini agar dapat menyucikan batin masing-masing. Yang terpenting adalah setiap orang harus memiliki bodhi di dalam hati. Bodhi berarti kesadaran. Saya berharap setiap orang memiliki cinta kasih penuh kesadaran. Inilah makna dari kata "Bodhisatwa."Semoga setiap orang bisa merasakan cinta kasih penuh kesadaran ini. | |||