Suara Kasih: Jalan Cinta Kasih
Judul Asli:
Membentangkan Jalan dengan Penuh Cinta Kasih Membentangkan jalan penuh cinta kasih untuk menciptakan berkah | |||
”Setiap kali berobat, dokter gigi selalu berkata bahwa gigi saya tak bisa diobati. Gigi saya harus dicabut. Pernah suatu kali gigi saya salah dicabut,” kata seorang pasien. Pasien ini adalah penderita lumpuh otak. Ia telah menderita sakit gigi selama 20 tahun. Karena itu, ia menulis sepucuk surat kepada semua rumah sakit besar. Ia juga menulis surat ke RS Tzu Chi di Taipei untuk meminta pertolongan medis. Dalam surat balasan, kami memberi tahu bahwa kami akan meminta dokter bedah umum, dokter penyakit mulut, dan dokter spesialis anestesi untuk mengobatinya. Ia juga merasa bahwa penyakit yang dideritanya tak bisa diobati oleh satu dokter saja. Karena itu, ia merasa tenang. Lihatlah dokter gigi sungguh luar biasa. Mereka mengobati seorang pasien yang tak bisa mengendalikan tubuhnya sendiri. Seluruh tubuh pasien itu terus bergetar. Bagaimana kita bisa mengobatinya? Pantas banyak rumah sakit yang menolak untuk mengobatinya karena kasusnya sangat rumit. Namun, RS Tzu Chi di Taipei membentuk sebuah tim untuk mengobatinya. Dokter bedah umum, dokter gigi, dan dokter spesialis anestesi bekerja sama untuk mengobati pasien tanpa memandang latar belakangnya.
| |||
| |||
Tim medis Tzu Chi mengobatinya dengan penuh kesungguhan hati dan cinta kasih. Saya yakin ia bisa menyadari makna dari kehidupannya dan merasakan betapa banyak orang yang memerhatikan dan mengasihinya. Inilah kekuatan cinta kasih. Kita juga memerhatikan bayi prematur. Untuk menyuntik bayi prematur, para perawat dan dokter harus mencari pembuluh darah bayi yang bahkan lebih halus dari rambut. Ini sungguh tidak mudah. Terlebih lagi, pembuluh darah bayi yang memiliki berat badan sekitar 700 gram jauh lebih halus. Lahir, tua, sakit, dan mati adalah penderitaan dalam kehidupan ini. Ada orang yang terlahir dalam kondisi sakit dan tidak bisa tumbuh besar dengan normal. Ada pula orang yang terlahir dalam kondisi cacat. Karena itu, sejak lahir hingga sebelum meninggal dunia, kita membutuhkan pengobatan medis. Saya juga mendengar dr. Chiu yang membahas tentang seorang murid saya. Ia sangat muda, namun menderita penyakit kanker. Demi anaknya, ia mengabaikan kondisi kesehatannya hingga menjadi sangat parah dan terlambat untuk menerima pengobatan. Saya yakin begitu. Anaknya masih sangat kecil dan baru berusia 4 tahun. Anaknya ingin menggambar sang ibu. Ia pasti seorang istri dan ibu yang baik. Ia juga adalah seorang guru dan murid saya yang baik. Ia meninggal pada usia yang muda. Namun, saya yakin jalinan jodohnya sangat luar biasa. Ia meninggal dunia beberapa hari yang lalu. Saya yakin ia ingin bertahan hingga saya datang, namun tidak bisa. Inilah jalinan jodoh. Saya sangat berterima kasih kepada dr. Chiu yang telah mendampingi dan mengasihinya. Para perawat pasti memahami kondisinya dan terus mendampinginya. Saya sungguh merasa kehilangan. Ia masih sangat muda. Namun, jalinan jodohnya sudah matang. Saya yakin ia meninggal dunia dengan damai. Ia telah menerima rasa hormat dan cinta kasih dari para tim medis. Saya yakin ia meninggal dengan damai.
| |||
| |||
Saya sungguh berterima kasih kepada para dokter dan staf medis yang telah membentangkan jalan dengan penuh cinta kasih; membangun jembatan dengan welas asih; membantu pasien dengan penuh kebijaksanaan; dan memerhatikan mereka dengan pemahaman yang benar. Tim medis Tzu Chi selalu membentangkan jalan dengan penuh cinta kasih. Mencurahkan cinta kasih berarti menciptakan berkah. Cinta kasih para tim medis bagai cinta kasih yang dimiliki orang tua yang berharap anak-anaknya dapat sukses. Inilah cinta kasih. Cinta kasih adalah mengharapkan kebahagiaan orang lain. Jadi, jalan kebahagiaan membutuhkan hati penuh cinta kasih. Kita juga membutuhkan welas asih agung untuk membangun jembatan penghubung antara dokter dan pasien. Kita membutuhkan welas asih serta memiliki perasaan senasib dan sepenanggungan dengan orang lain. Jadi, para dokter, perawat, dan tim medis lainnya harus dapat merasakan penderitaan yang dialami oleh pasien. Melihat pasien menjalani kehidupan yang sulit, kita juga turut merasa sedih dan tidak sampai hati. Jadi, para dokter dan pasien harus memiliki perasaan senasib dan sepenanggungan. Jadi, dengan welas asih, kita membangun jembatan penghubung. Kita juga harus membantu para pasien dengan penuh kebijaksanaan. Sungguh, selain mengasihi pasien, kita juga harus membantu mereka agar dapat pulih dan berdiri kembali. Kita lebih berharap mereka bisa keluar dari rumah sakit dalam kondisi sehat. Untuk itu, kita memerlukan kebijaksanaan. Misi kesehatan Tzu Chi mengembangkan welas asih dan kebijaksanaan. Kita harus mengembangkan welas asih dan kebijaksanaan pada saat yang bersamaan. Jadi, dengan hati penuh cinta kasih, kita mengembangkan kebijaksanaan untuk membantu pasien merasakan kegembiraan. Kita harus membantu pasien agar mereka dapat sehat kembali dan merasa gembira. Saat kesehatan membaik, mereka akan gembira. Bila sudah berusaha segenap tenaga, namun tak berhasil menolong pasien, kita tetap harus berusaha agar mereka dapat meninggal dengan damai. Inilah cara kita membantu pasien untuk memperoleh sukacita. Membentangkan jalan dengan penuh cinta kasih, membangun jembatan dengan penuh welas asih dan menggunakan kebijaksanaan untuk membantu pasien memperoleh sukacita adalah semangat dalam misi kesehatan Tzu Chi. Setiap orang harus bersungguh hati dan penuh cinta kasih. Sejak pasien dirawat di RS Tzu Chi, kita harus mencurahkan cinta kasih dan berusaha segenap tenaga untuk mengobati mereka. Semoga Rumah Sakit Tzu Chi dapat senantiasa menjadi tempat untuk melindungi kehidupan. Diterjemahkan oleh Karlena Amelia.
|