Suara Kasih : Kehidupan yang Bermakna

 

Judul Asli:

Menciptakan Kehidupan yang Indah dan Bermakna
 

Menciptakan berkah dan melenyapkan penderitaan semua makhluk dengan penuh cinta kasih
Bersumbangsih dengan keyakinan dan tekad yang teguh hingga akhir hayat
Menciptakan kehidupan yang indah dan bermakna
Mencapai kondisi batin yang hening dan jernih sehingga dapat meninggalkan dunia dengan damai

 

Saat berpisah dengan orang yang dikasihi,kita sungguh merasa kehilangan. Contohnya, seorang relawan dari Malaysia ini. Ia sangat mendedikasikan dirinya untuk Tzu Chi. Sebelum dilantik, ia telah menjadi wakil ketua kelompok. Hal ini belum pernah terjadi di Taiwan. Dari sini kita dapat mengetahui bahwa ia adalah orang yang sanga bertanggung jawab dan bersemangat. Selain itu, ia juga merupakan wanita yang sangat bajik. Ia sungguh telah melakukan segala kewajibannya pada kehidupan ini. Ia adalah seorang istri dan ibu yang baik. Kehidupannya sungguh indah dan penuh kebajikan. Beberapa tahun ini, ia memiliki sebuah harapan, yaitu ingin dilantik menjadi anggota komite. Akhirnya, ia kembali pada tahun ini.

Sungguh tak diduga, pelantikan kali ini dilakukan sehari lebih awal dari waktu yang telah dijadwalkan. Keesokan harinya, tiba-tiba saja ia mengalami pendarahan otak. Kondisinya sangat kritis. Dokter segera menjalankan operasi untuknya sehingga ia kembali sadarkan diri. Saat saya akan memulai perjalanan, dr. Lin dan wakil kepala rumah sakit mengabari saya tentang kondisinya. Kami semua tahu bahwa kemungkinan ia tak dapat kembali ke Malaysia lagi. Karena itu, hati saya sangat tidak tenang dan selalu mengkhawatirkan keadaannya. Setelah perjalanan selama 12 hari, saya pun pergi melihatnya. Saya merasa bahwa murid saya ini sungguh penuh pengertian. Ia terus menunggu saya kembali agar dapat mengunjunginya.

“Saya datang melihatmu. Kamu sungguh memiliki berkah karena telah dilantik. Kini kamu sudah menjadi anggota komite. Tenangkanlah batinmu. Para dokter dan perawat sudah sangat berusaha untuk menolongmu. Karena itu, kamu jangan khawatir. Biarkan dokter dan perawat yang mengobatimu. Saya mendoakanmu. Suami dan putrimu juga sangat perhatian kepadamu. Ingatlah bahwa kamu telah mendapatkan segala yang kamu inginkan. Kamu berharap dapat dilantik, dan saya telah melantikmu sehari lebih cepat dari yang dijadwalkan. Sungguh jalinan jodoh yang luar biasa. Ingatlah itu selalu.”

Keluarga dan para relawan Tzu Chi sangat merasa kehilangan atas dirinya. Namun, saya percaya bahwa ia meninggal tanpa penyesalan karena ia adalah orang yang penuh pengertian. Beberapa hari yang lalu, suaminya berkata bahwa ia ingin kembali ke Malaysia untuk mengurus beberapa hal, baru kembali lagi ke Taiwan. Ia mungkin tidak tega melihat suaminya bolak-balik seperti itu. Karena itu, tak lama setelah saya berbicara dengannya, detak jantungnya mulai menurun. Saya juga sangat berterima kasih kepada suaminya. Meski merasa sangat kehilangan dan tak berdaya, ia tetap menandatangani surat persetujuan untuk mendonorkan organ tubuh istrinya, karena itu adalah harapan istrinya. Ia ingin menggunakan organ tubuhnya untuk menolong orang lain.

Ada juga Tuan Chen Xin-yin dari Kaohsiung. Lebih dari 20 tahun lalu, ia mengalami kecelakaan saat bekerja dan kehilangan sebelah tangannya. Selama beberapa waktu, ia mengalami depresi. Namun, setelah melihat ibunya sangat mengkhawatirkan kondisinya, ia pun berpikir bahwa ia harus menyimpan kepedihannya agar ibunya tidak merasa khawatir. Karena itu, ia membangkitkan semangatnya dan menemani ibunya jalan-jalan setiap hari. Suatu hari, ia melihat posko daur ulang di dekat rumahnya. Ia pun mengajak ibunya untuk bersama-sama melakukan daur ulang. Sejak saat itu, hatinya pun terbuka dan ia melakukan daur ulang setiap hari. Meski kondisi kesehatannya kurang baik, namun ia sangat bersemangat. Ia memiliki beberapa orang saudara dan ia berharap mereka dapat turut bergabung dengan Tzu Chi dalam melakukan daur ulang. Dengan demikian, mereka dapat melindungi bumi sekaligus menemani ibunya sebagai wujud bakti dan balas budi.

Pada tahun 2007, ia mulai mengikuti pelatihan untuk menjadi anggota Tzu Cheng. Ia berharap dapat datang ke Hualien untuk dilantik oleh saya. Namun, ia didiagnosis menderita kanker pada tahun 2008 dan harus dirawat di rumah sakit. Ia tetap berharap dapat dilantik oleh saya. Namun, kondisinya semakin memburuk. ”Kamu pergilah dengan tenang dan cepatlah lahir kembali sebagai Bodhisatwa cilik.” Meski akhirnya saya tidak dapat melantiknya secara langsung, sebelum meninggal, ia terus mengingatkan ibu dan saudaranya untuk tidak berhenti menjadi relawan Tzu Chi dan membantunya memenuhi harapannya.

Kini adiknya telah dilantik, dan seorang kakaknya juga tengah menjalani pelatihan. Xin-yin baru berusia 41 tahun. Setelah bertemu dengan Tzu Chi, barulah ia menemukan tujuan hidupnya. Sayangnya, hidupnya sangat singkat. Saya juga merasa sangat kehilangan. Meski kehidupan mereka sangat singkat, namun mereka memiliki jalinan jodoh yang baik dan telah berkontribusi tanpa penyesalan.

Kehidupan yang indah dan bermakna seperti ini sungguh seperti yang saya katakan bahwa kita harus menciptakan berkah dengan cinta kasih. Bagaimana agar hidup kita dapat indah dan bermakna? Orang yang memiliki cinta kasih akan senantiasa menciptakan berkah bagi masyarakat. Orang yang memiliki welas asih akan berusaha melenyapkan penderitaan orang lain karena rasa iba terhadap mereka yang menderita. Inilah cinta kasih Bodhisatwa. Selain itu, Bodhisatwa juga menghibur orang lain dengan penuh sukacita dan kebijaksanaan. Keseimbangan batin adalah kebijaksanaan yang membawa pada pembebasan spiritual. Inilah Empat Pikiran Tanpa Batas, yakni cinta kasih, welas asih, sukacita, dan keseimbangan batin yang harus kita capai. Kini ia telah berada di Hualien bersama saya. Inilah harapannya. Terima kasih banyak.

“Biarkanlah ia berada di Hualien.” “Saya mengerti. Master, saya sungguh berterima kasih,” kata suaminya. “Saya senang Anda mengerti.” Kami juga sangat berterima kasih kepada ratusan relawan di Kuala Lumpur yang turut melafalkan doa untuknya. Ia sungguh memiliki berkah. Ia telah menjalin jodoh baik dengan banyak orang. Karena itu, Anda juga harus tenang. Dalam kehidupan ini, cepat atau lambat kita tetap akan meninggalkan dunia yang penuh penderitaan ini. Meskipun begitu, kita tetap dapat mencapai kondisi batin yang jernih dan hening. Semoga kita dapat mencapai kondisi ini sehingga pada akhir hayat, kita dapat meninggalkan dunia ini dengan batin yang murni dan bahagia. Diterjemahkan oleh: Lena

 
 
Walau berada di pihak yang benar, hendaknya tetap bersikap ramah dan bisa memaafkan orang lain.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -