Suara Kasih : Kelembutan Bodhisatwa

 

Judul Asli:

Kekuatan Bodhisatwa yang Penuh Kelemahlembutan
 

Bencana banjir dan kebakaran membawa penderitaan bagi banyak orang
Saling membantu dalam menyalurkan bantuan
Kekuatan Bodhisatwa yang penuh kelemahlembutan
Menghadapi sesama dengan penuh ketulusan, rasa hormat, dan cinta kasih

Lihatlah Malaysia bagian selatan yang dilanda banjir besar. Banjir ini berdampak pada wilayah yang sangat luas. Insan Tzu Chi segera bergerak untuk menyalurkan bantuan. Mereka bekerja siang dan malam agar pendistribusian bantuan dapat segera dilakukan.

Pada hari pertama Tahun Baru Imlek insan Tzu Chi berkunjung ke rumah para korban banjir untuk memerhatikan kondisi mereka. Para relawan bertanya apakah mereka telah membersihkan rumah sembari mengucapkan Selamat Tahun Baru Imlek. Mereka berkunjung ke rumah demi rumah untuk mengucapkan Selamat Tahun Baru Imlek. Pada bencana banjir kali ini beberapa insan Tzu Chi juga terkena dampaknya. Namun meski demikian, mereka tak mementingkan diri sendiri. Mereka bergabung dengan para relawan lain untuk menyalurkan bantuan. Setelah itu, barulah para relawan membantu sesama insan Tzu Chi membersihkan rumah mereka yang terkena banjir. Beginilah keluarga Tzu Chi. Perhatian antarsesama saudara se-Dharma sungguh menghangatkan hati.

Para Bodhisatwa ini sungguh tak membedakan  latar belakang orang lain. Saat berada dalam kesulitan, kita memperlakukan semua orang  bagai keluarga sendiri. Kita juga melihat hal yang sama di Australia. Sejak akhir tahun kemarin, Australia dilanda banjir besar. Saya pernah berkata bahwa wilayah yang terkena banjir seluas 30 kali Pulau Taiwan.

Pemerintah lokal menetapkan pajak untuk  membantu mengatasi kerugian akibat bencana. Diharapkan setiap warga  dapat turut berkontribusi. Sungguh, pemerintah dengan warganya harus bersatu hati agar negara ini dapat segera pulih kembali. Pada saat seperti ini, orang yang tak terkena bencana hendaknya turut bersumbangsih.

Ini adalah salah satu upaya pemulihan. Kali ini insan Tzu Chi dari 6 wilayah di Australia dan New Zealand bekerja sama. Dari Taiwan juga segera dikirimkan barang bantuan termasuk selimut. Saya sangat bersyukur karena di saat kita membutuhkan, China Airlines dan EVA Air bersedia mengangkut barang bantuan  dari Tzu Chi tanpa mengenakan biaya sehingga insan Tzu Chi di Australia dapat segera mendistribusikannya.

Kita dapat melihat hujan yang turun secara tiba-tiba. Barang bantuan kita letakkan di ruang terbuka karena tak ada tempat lagi. Agar barang bantuan tak basah karena air hujan, orang-orang rela kehujanan untuk menutupinya. Demi melindungi barang bantuan, mereka tak keberatan melakukannya.

Saya sungguh tersentuh melihatnya. Insan Tzu Chi yang berada di belahan bumi selatan sungguh berkontribusi sepenuh hati. Mereka telah bersumbangsih lebih dari 10 tahun. Dengan cinta kasih universal, tanpa pamrih, rasa hormat, dan ketulusan yang dimiliki insan Tzu Chi, warga setempat pun tersentuh dan terinspirasi. Pemerintah setempat juga melihat hal ini. Beberapa hari yang lalu saat pendistribusian dilakukan, kebetulan salah seorang penerima bantuan berulang tahun pada hari itu.

Insan Tzu Chi menyanyikan lagu “Happy Birthday” baginya. Ia merasa sangat tersentuh. Ia tak mengira dalam kondisi seperti ini banyak orang menghargai dan mengasihinya serta mengucapkan selamat ulang tahun padanya.

“Saya akan menikmati hari ulang tahun saya dengan barang bantuan yang kalian berikan. Saya mungkin akan membeli mesin cuci baru. Sebagai hadiah ulang tahun saya. Hadiah ulang tahun dari kalian semua. Saya merasa sangat gembira. Hadiah ulang tahun yang sangat berkesan,” tutur si penerima bantuan yang sedang berulang tahun itu.

Jalinan kasih ini sungguh berharga. Saya merasa sangat tersentuh. Kegiatan ini menarik perhatian banyak media massa setempat. Baik stasiun radio maupun media cetak memberitakan kegiatan ini. Karena itu, warga Tionghoa setempat pun tahu akan penyaluran bantuan oleh Tzu Chi ini. Meski tinggal di Australia, warga Tionghoa setempat  juga merayakan Tahun Baru Imlek dan berbelanja keperluan Imlek di pasar swalayan setempat.

Para pedagang memanfaatkan kesempatan ini untuk mengenalkan Tzu Chi kepada orang-orang sekaligus menggalang dana. Jadi, warga Tionghoa di Australia pun turut mencurahkan cinta kasihnya. “Kami mendonasikan uang saat melihat para relawan menggalang dana. Kami terinspirasi untuk memberi. Lagi pula, banjir kali ini sangat parah. Saya dapat merasakan penderitaan korban banjir,” ujar seorang warga Australia dari keturunan etnis Tionghoa.

Rasa senasib sepenanggungan ini pada dasarnya dimiliki oleh setiap orang. Dalam kondisi sulit seperti ini, kita dapat mengembangkan welas asih. Karena itulah, warga Tionghoa setempat bersedia berkontribusi bagi warga lokal. Inilah yang terus kita sosialisasikan. Kita ingin semua orang  turut berbuat kebajikan. Bila kita memiliki niat baik, maka kita adalah seorang Buddha dan Bodhisatwa karena hanya Buddha dan Bodhisatwa yang berhati lapang dan memerhatikan semua orang tanpa membedakan keyakinan dan suku.

Mereka bersumbangsih bagi siapa saja. Saya sungguh tersentuh melihat dedikasi ini. Banyak sekali kisah yang menyentuh. Tak hanya Australia dan Malaysia, sesungguhnya Taiwan pun dipenuhi kehangatan cinta kasih.

Pada Tahun Baru Imlek hari kedua, terjadi kebakaran di sebuah desa di Taipei yang menghanguskan belasan rumah. Bencana terjadi pada malam hari pukul 11 lewat dan dalam waktu 1 jam insan Tzu Chi telah tiba di lokasi bencana untuk melakukan pendataan dan menenangkan hati para korban kebakaran. Beberapa korban kebakaran dapat tinggal sementara di rumah kerabatnya. Ada 4 keluarga yang tak memiliki kerabat sehingga tak ada tempat mengungsi.

Insan Tzu Chi segera mengatur mereka untuk tinggal sementara di penginapan. Keesokan paginya insan Tzu Chi segera membagikan barang bantuan dan dana santunan sembari menenangkan hati para korban bencana. Mereka terus memerhatikan kondisi para korban dan bantuan apa yang harus diberikan. Perhatian ini sungguh menghangatkan hati.

Singkat kata, di mana insan Tzu Chi berada, di situ ada Bodhisatwa. Dan para Bodhisatwa ini ada di mana-mana. Tzu Chi adalah  sebuah organisasi Buddhis yang besar. Karena itu, ajaran Buddha dapat dibabarkan dan memberi manfaat bagi semua makhluk. Inilah tindakan Bodhisatwa yang penuh kelemahlembutan. Kita harus bertindak penuh kelemahlembutan. Maksudnya adalah terhadap sesama kita harus bersikap lemah lembut namun tegas dan penuh kekuatan.

Inilah pelatihan diri praktisi Buddhis. Hal ini berlaku bagi semua hal di dunia. Inilah yang disebut Dharma duniawi. Hidup di dunia ini, kita harus saling menghormati dan mengasihi antarsesama. Inilah kehidupan yang paling indah dan harmonis. Inilah kekuatan Bodhisatwa yang penuh kelemahlembutan. Saya sungguh tersentuh atas suara hati dan ungkapan terima kasih dari seorang korban banjir ini. Ini merupakan dorongan yang besar agar kita bersumbangsih lebih giat lagi. Diterjemahkan oleh: Lena

 
 
Dengan kasih sayang kita menghibur batin manusia yang terluka, dengan kasih sayang pula kita memulihkan luka yang dialami bumi.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -