Suara Kasih: Kembali pada Sifat Hakiki
Judul Asli:
Menyebarkan benih Tzu Chi ke lahan batin orang lain | |||
Jalinan jodoh ini sungguh luar biasa. Pada perjalanan kali ini, saya tidak hanya bisa bertemu dengan insan Tzu Chi Taichung, namun juga bisa menghadiri pelatihan insan Tzu Chi di seluruh Taiwan yang berlangsung pada hari ini. Saya yang kini berada di Taichung sedang mengadakan konferensi video dengan insan Tzu Chi di tujuh negara. Lebih dari 12.000 relawan berkumpul bersama untuk melatih diri. Saya sangat berharap insan Tzu Chi di negara mana pun berada bisa selalu giat dan bersemangat. Saya selalu berkata tiada waktu lagi. Sungguh, waktu tidak cukup pakai. Setelah menyerap Dharma ke dalam hati, kita harus mempraktikkannya lewat sumbangsih dalam keseharian. Jika setelah menyerap Dharma ke dalam hati, kita tidak mempraktikkannya dalam keseharian, Tanpa praktik nyata, benih Dharma akan selalu tersimpan. Benih itu hanya akan tersimpan di dalam hati. Tanpa praktik nyata, bagaimana kita bisa membimbing orang lain? Orang yang telah berjalan di Jalan Bodhisatwa harus membimbing orang yang belum menapaki Jalan Bodhisatwa. Untuk membimbing orang lain, kita harus menggarap ladang batin kita dengan sungguh-sungguh serta berbagi Dharma yang kita pelajari kepada orang lain. Inilah sebutir benih. Di dalam kehidupan sehari-hari terdapat banyak Dharma yang bisa segera kita praktikkan. Dharma tidak hanya terdapat di dalam ceramah saya, juga tidak hanya terdapat dalam Sutra yang kita lantunkan. Tidak hanya demikian. | |||
| |||
Saat ingin membangun Da Ai TV, ada orang yang berkata, “Master kita sudah melakukan amal, apakah masih perlu membangun Da Ai TV? Saat Anda ingin melakukan amal, kami berusaha segenap tenaga untuk mendukung. Kemudian, Anda kembali berkata ingin membangun rumah sakit, kami juga sangat mendukung Anda.” Mereka semua sangat bekerja keras menggalang dana untuk pembangunan rumah sakit. Mereka semua sangat mendukung. Setelah rumah sakit selesai dibangun, saya kembali berkata ingin membangun sekolah. Berhubung saya memberi penjelasan yang sangat masuk akal, mereka kembali bekerja keras untuk menggalang dana. Ada beberapa orang yang bertanya mengapa saya ingin mendirikan Da Ai TV. Pembangunan Da Ai TV adalah misi Tzu Chi yang keempat. Ada orang yang merasa ragu. Tidak semua orang mendukungnya. Akan tetapi, jika tidak melakukannya, saya akan merasa menyesal karena tiada waktu lagi. Sejak 17 tahun yang lalu, saya sudah sangat bersungguh hati untuk mewujudkan hal ini. Hingga pada tahun 1995, program Da Ai TV mulai mengudara di saluran U2 setiap hari selama 1 jam. Kemudian, kita menyewa gedung perkantoran di Nangang, Taipei. Kita pernah menyewa gedung perkantoran dari orang lain. Meski program Da Ai TV sudah mengudara 24 jam sehari, akan tetap saya merasa kita harus memiliki kantor sendiri. Karena itu, kita membangun gedung Da Ai TV yang ada di Guandu sekarang. Jadi, saya sangat berterima kasih kepada orang yang mendonasikan lahan di Guandu itu. Lahan di Guandu itu didonasikan oleh dua orang wanita berhati baik. Salah satu di antaranya adalah Bao-zu. Saat suaminya kembali dari Amerika Serikat, dia meminta suaminya untuk menunggu saya di Guandu itu kepada saya. Seorang donatur tanah yang lain adalah Xing Juan. Dia juga berkata kepada saya, “Master, di sana ada sebidang tanah, apakah Anda ingin melihatnya?” Saya berkata, “Boleh. Saya sangat membutuhkan sebidang tanah. Di mana lokasinya?” Hari itu, kami menumpang mobil untuk meninjau lokasi. Kebetulan hari itu turun hujan. Jika mengingat kondisi pada hari itu, saya sungguh merasa tersentuh. Di depan pintu masuk, jika ke Kompleks Tzu Chi Guandu, kalian akan melihat sebuah pos jaga yang terletak di pinggir jalan, kami berhenti di sana. Saat tiba, kami melihat seorang pria yang berpakaian sederhana sedang menunggu di sana sambil membawa payung. Saat saya turun dari mobil, dia berkata dengan sopan kepada saya, “Master, saya akan membawa jalan.” Dia tidak memperkenalkan diri, juga tiada orang yang mengenalkannya pada saya. Saya pikir dia adalah penjaga tanah itu sehingga begitu saya tiba, dia langsung menunjukkan jalan untuk saya. Saat saya mengomentari tanahnya sangat luas, dia kembali menjelaskan kepada saya bahwa luas tanahnya adalah 6 hektare. Setelah dia menunjukkan seluruh lokasi tanah, saya mengucapkan selamat tinggal padanya. Saya naik ke atas mobil, lalu berterima kasih dan mengucapkan selamat tinggal. | |||
| |||
Setelah dibersihkan, saat kembali berkunjung ke sana, tempat itu menjadi sangat berbeda. Pemandangannya menjadi sangat berbeda. Lokasi itu menjadi sangat bersih. Setiap kali berkunjung ke Taipei, saya selalu tinggal di sana. Setelah direnovasi, tempat itu terlihat seperti baru. Saya merasa saya sungguh memiliki berkah. Saya sangat berterima kasih. Tzu Cheng bersumbangsih dengan sekuat tenaga, penuh kesungguhan hati, dan kebijaksanaan, sedangkan anggota komite sangat menghormati, mendukung, dan mengasihi anggota Tzu Cheng. Mereka semua bekerja sama dengan penuh budaya humanis. Jika mengingat saat itu, saya sungguh berterima kasih. Kini saya berbagi tentang hal ini agar kalian bisa mengenang dan mengetahui sejarah Tzu Chi. Setiap Bodhisatwa dunia bersumbangsih tanpa pamrih dan selalu menyerap Dharma ke dalam hati. Untuk lebih mendalami Dharma, kita harus sering menonton Da Ai TV. Kini kanal Da Ai TV telah berteknologi HD. Kita juga bisa memasang dekoder dari Chunghwa Telecom. Ia bisa menyimpan tayangan selama 1 minggu. Jika tidak sempat mendengar ceramah saya pada hari ini, kalian bisa kembali untuk mencari tayangan hingga seminggu sebelumnya. Selain itu, kalian bisa menontonnya secara berulang kali. Jadi, kalian bisa terus menontonnya hingga Dharma meresap ke dalam hati kalian. Kalian juga bisa mencatat poin-poin penting dari ceramah saya. Bodhisatwa sekalian, kita harus memanfaatkan teknologi masa kini. Untuk membuat barang berteknologi canggih, kita telah merusak bumi dan menciptakan polusi udara. Selain itu, jaringan internet dan lain-lain telah mencemari pikiran anak muda. Karena itu, kita harus memanfaatkan barang-barang berteknologi canggih itu untuk menyucikan hati manusia. (Diterjemahkan Oleh: Karlena Amelia) | |||