Suara Kasih : Kondisi Batin yang Indah

 
 

Sikap menghargai sumber daya alam menunjukkan keindahan batin
Melakukan daur ulang dengan dasar hidup rajin dan hemat
Hidup sesuai prinsip kebenaran agar unsur alam kembali selaras
Giat mensosialisasikan sekaligusmempraktikkan pelestarian lingkungan

 

Saat masuk ke tempat ini, saya merasa sangat nyaman. Meski di luar turun hujan rintik-rintik, namun udara di sini terasa sangat segar. Begitu masuk dan melihat-lihat, saya dapat melihat kegiatan daur ulang barang sekaligus “daur ulang batin” yang lebih penting.

Saya dapat melihat semuanya di sini. Kehidupan ditentukan oleh pikiran.
Master Cheng Yen : “Benda apa yang saya pegang ini? Kalian tahu?”
Para relawan          : “Tahu.”
Master Cheng Yen : “Apa ini?”
Para relawan          : “Kartu empat warna.”
Master Cheng Yen : “Kartu ini digunakan untuk apa?”
Para relawan          : “Berjudi.”
Master Cheng Yen : “Berjudi. Berjudi baik atau tidak?”
Para relawan          : ”Tidak!”
Master Cheng Yen : “Tidak baik. Benar.”

Berjudi adalah kebiasaan yang tidak baik dan dapat mencemari batin. Sekali terjerumus dalam perjudian, kita akan tersesat. Ini bukan hanya mencemari batin sendiri, namun juga membahayakan keluarga. Bukan hanya membahayakan keluarga, namun juga membahayakan masyarakat. Jadi, kita harus mengubah pola pikir, kita dapat berhenti berjudi, dan kartu ini dapat didaur ulang. “Apa ini?” tanya Master Cheng Yen kembali. “Kursi.” jawab para relawan.

Sumber daya alam di dunia ini sesungguhnya banyak yang dapat kita gunakan. Namun, jika tidak menggunakannya dengan bijak, kita akan merusak bumi. Melihat semua yang kalian kerjakan, saya sangat tersentuh. Berapa pun usianya, para relawan yang bekerja di sini akan merasakan kedamaian dan kebahagiaan dalam batin mereka.

Lihatlah seorang nenek ini. Ketika cucunya genap berusia satu bulan, saat itulah ia mulai melakukan daur ulang. Kini cucunya pun dapat menemaninya dan membantu memilah barang daur ulang. Cucunya ini tahun ini sudah berusia enam tahun. Jadi, berapa usia cucunya adalah sama dengan lama ia melakukan daur ulang. Ada juga seorang relawan yang merupakan mantan pemilik penerbit majalah. Yang mengagumkan dari dirinya adalah di usia 77 tahun, ia harus merawat adik iparnya yang juga berusia 77 tahun dan mengalami gangguan mental.

 

Setiap hari ia membawanya dengan kursi roda. Kamu mengajak adik iparmu datang setiap hari, tetapi tidak hari ini karena hujan. Kamu sungguh kakak ipar yang baik. Ia menganggap adik iparnya bagai anaknya sendiri. Meski suaminya telah meninggal, ia tetap merawat adik iparnya dengan penuh kasih sayang. Ia mengajak adik iparnya melakukan daur ulang. Keindahan batin yang ia miliki sungguh membuat kita merasa kagum dan amat mengasihinya. Bodhisatwa sekalian, saya sangat berterima kasih pada kalian semua.

Namun, untuk menceritakan kisah semua relawan yang saya temui, sungguh tidak mudah karena keterbatasan waktu. Meskipun begitu,  saya tetap berterima kasih pada kalian semua karena telah bersumbangsih demi melindungi bumi. Kita semua hidup di kolong langit dan di atas bumi yang sama. Kita harus menghormati langit dan menyayangi bumi. Ada empat musim dalam setahun. Empat musim inilah yang membuat bumi ini dapat ditumbuhi berbagai jenis tumbuhan.

Dahulu, ketika melihat lobak, kita tahu bahwa musim dingin telah datang. Namun, kini lobak bisa ditemukan sepanjang tahun tanpa peduli musim yang berlangsung. Sebaliknya, dahulu saya masih ingat bahwa ketika melihat jenis sayuran tertentu, kita dapat mengetahui musim yang berlangsung, apakah musim semi, panas, gugur, atau dingin. Inilah keharmonisan antara tanah dan iklim yang membawa keselarasan pada empat musim.

Namun kini, bagaimana mungkin di musim panas kita bisa menemukan lobak? Apakah bumi telah berubah? Apakah iklim telah berubah? Semuanya bukan. Jadi, apa penyebabnya? Ini semua adalah hasil perbuatan manusia yang bersumber pada pikiran. Karena itu, Buddha sering mengatakan bahwa pikiran adalah pelopor segalanya. Meski di dunia ini terdapat hukum alam, namun ketika timbul pemikiran dalam diri manusia, mereka dapat menciptakan karma kolektif yang dapat memengaruhi seluruh dunia.

Jadi, manusia dapat bertindak sesuai ataupun melawan hukum alam. Jika pikiran manusia menentang hukum alam dan menyimpang dari prinsip kebenaran, mereka akan bertindak tidak sesuai prinsip moral, dan ini menyebabkan ketidakselarasan alam. Jadi, kini kita semua harus segera sadar. Jangan hanya terus menentang sesuatu yang dianggap buruk. Kita harus bertindak sesuai prinsip kebenaran. Sesuatu yang harus dilakukan hendaknya kita anggap sebagai kewajiban dan lakukanlah.

Selama itu benar, maka lakukanlah. Jadi, mengapa kita harus melakukan daur ulang? Sesungguhnya, daur ulang harus memiliki dasar, yakni sikap hidup rajin dan hemat. Pepatah mengatakan bahwa sikap rajin dan hemat adalah kebajikan. Jadi, kita harus mulai dari hati kita sendiri. Kita harus rajin dan hemat. Janganlah memboroskan sumber daya alam, jangan pula membuang-buang makanan. Saya berharap kalian dapat melakukan sosialisasi kepada lebih banyak orang.

Karena dalam kehidupan sehari-hari sulit untuk tak menggunakan botol dan kaleng, maka setidaknya kita membersihkan barang-barang itu sebelum dibuang dan didaur ulang. Jika setiap orang dapat melakukan ini, kualitas hasil daur ulang pun akan meningkat. Dengan begitu, kita tak perlu lagi terus mengeksploitasi minyak bumi. Setidaknya eksploitasi minyak dapat dikurangi.

Semua ini tergantung pada pikiran manusia. Ketika pola pikir berubah ke arah yang benar, roda Dharma pun akan berputar, yang artinya kita akan hidup sesuai Dharma. Dengan begitu, barulah keselarasan alam akan pulih, manusia dapat hidup tenteram, dan bencana pun tak akan sering terjadi. Intinya, kita semua hidup di atas bumi ini. Karena itu, melestarikan alam sangatlah penting. Saat tiba di sini, saya melihat banyak relawan daur ulang. Semangat mereka dalam melindungi bumi sungguh patut dikagumi.

Setiap kali saya melihat relawan daur ulang dan bertanya mengapa mereka melakukan daur ulang, mereka akan menjawab, “Master bilang kita harus menyayangi bumi.”  “Bukankah Master bilang begitu?” Benar, inilah yang sering saya katakan. Saya mengatakan demikian, dan kalian mengikutinya.

Karena itu, saya sangat berterima kasih. Pelestarian lingkungan kini telah menjadi isu global. Banyak ilmuwan di seluruh dunia memiliki pandangan yang sama bahwa bencana yang banyak terjadi belakangan ini disebabkan oleh perubahan iklim  akibat pemanasan global.

Karena itu, mereka menyerukan pengurangan emisi karbon. Jadi, kita semua harus bergerak dan bukan hanya mengimbau saja. Imbauan di mulut saja tak akan ada gunanya. Kita harus mengulurkan tangan dan bergerak memberi teladan di tengah masyarakat agar semua orang dapat turut melakukannya.

Untuk itu, Da Ai TV selalu menyiarkan apa yang relawan lakukan untuk melestarikan lingkungan. Siaran ini bukan hanya dapat disaksikan di Taiwan, melainkan juga di seluruh dunia. Siaran ini dapat disaksikan di berbagai negara. Karena itu, banyak orang dari berbagai Negara datang ke Taiwan untuk belajar, dan setelah memahaminya, mereka dapat menerapkannya di negara masing-masing. Kita membutuhkan banyak orang di banyak Negara untuk bersama-sama melestarikan lingkungan agar dapat menyelamatkan bumi.

Tidak cukup jika hanya kita yang melakukannya karena Taiwan hanya sebuah pulau kecil. Meski memiliki 60.000 lebih relawan daur ulang, tidak mungkin dapat melindungi seluruh bumi. Namun, kita harus bergerak lebih awal dan memberi teladan agar semua orang di berbagai negara dapat melakukan seperti yang kita lakukan. dapat melakukan seperti yang kita lakukan.

“Apakah kalian merasa ini masuk akal?” tanya Master Cheng Yen. “Ya,” jawab para relawan.  Jika ini masuk akal, maka kita harus mempraktikkannya. Jika tak dipraktikkan, ini tak akan berguna. Baiklah, saya mendoakan kalian semua. Semoga kita semua dapat sama-sama berjalan di jalan ini. “Bisa?” tanya Master Cheng Yen kembali.  “Bisa,” seru para relawan serempak.  Terima kasih, saya mendoakan kalian semua. Diterjemahkan oleh: Lena

 
 
Kendala dalam mengatasi suatu permasalahan biasanya terletak pada "manusianya", bukan pada "masalahnya".
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -