Suara Kasih: Kondisi Batin yang Kaya Menciptakan Kebahagiaan Terbesar
Judul Asli:
Staf medis Tzu Chi mengantarkan kehangatan ke wilayah terpencil | |||
Di ladang pelatihan Tzu Chi, tiada hari bagi kita untuk beristirahat. Bagi insan Tzu Chi, setiap tempat adalah ladang pelatihan diri. Insan Tzu Chi sangat tekun bangun pagi-pagi untuk mendengarkan ceramah saya. Pada hari Minggu, para staf dari RS Tzu Chi selalu terjun ke wilayah terpencil untuk melakukan kunjungan kasih dan mengadakan peyuluhan kesehatan. Posko daur ulang juga merupakan ladang pelatihan diri bagi relawan daur ulang. Insan Tzu Chi tak hanya menciptakan berkah bagi dunia dan melindungi bumi, namun juga sangat tekun dan bersemangat menggarap ladang batin sendiri setiap hari. Di seluruh dunia ini, di mana pun dan kapan pun, setiap tempat bisa dijadikan sebagai ladang pelatihan diri bersama. Melihat kegigihan insan Tzu Chi, saya merasa sangat bahagia. Tak peduli agama apa pun yang dianut, kita harus memiliki kebijaksanaan dan keyakinan benar. Keyakinan benar mengandung norma-norma yang benar sehingga kita bisa melihat arah hidup kita dengan jelas. Segala sesuatu dalam kehidupan ini tak terlepas dari waktu, ruang, dan hubungan antarmanusia. Contohnya kehidupan di Griya Jing Si setiap hari. Kita hanya tidur beberapa jam saja. Keesokan harinya, pada pukul 3.50 subuh, kita sudah mendengar suara ketukan kayu. Setelah itu, kita juga mendengar suara genta. Dentangan genta mengingatkan kita untuk mengikis noda batin, mengembangkan kebijaksanaan, dan membangkitkan kesadaran. Saat mendengar dentangan genta, hendaknya kita ingat untuk mengikis noda batin. Akan tetapi, ada sebagian orang yang saat mendengar suara genta noda batinnya malah semakin bertambah karena merasa sulit untuk bangun. Mereka berpikir, “Cuaca di luar sangat dingin, kasur saya begitu hangat. Saya sungguh tidak ingin meninggalkan kasur ini.” Mereka merasa risau karena tidak ingin bangun tidur. Betapa menderitanya mereka. Inilah pola pikir manusia awam. Mereka hanya menginginkan kehangatan di dalam kasur. | |||
| |||
Kemudian, sisa sepertiga waktu mereka digunakan untuk bekerja. Akan tetapi, apakah 8 jam itu benar-benar mereka gunakan untuk bekerja? Sebagian orang mulai pensiun pada usia 60 tahun. Apa kegiatan mereka di masa tua? Belakangan ini, kita sering mendengar tentang perawatan lansia. Saat berusia lanjut, daya ingat seseorang akan semakin melemah. Para ilmuwan terus mencari cara untuk mencegah hal ini. Kita semua tahu bahwa cara untuk mencegahnya adalah harus sering menggunakan otak. Janganlah membiarkan otak beristirahat, juga jangan terlalu banyak kerisauan. Kita harus menggunakan otak, bebas dari kerisauan, dan senantiasa bersukacita. Lihatlah seorang Bodhisattva lansia bernama Xiu-xia yang sudah berusia 88 tahun. Saat muda, dia bekerja keras untuk menopang kehidupan keluarganya. Setelah anak-anaknya dewasa, dia tetap tidak beristirahat. Dia mulai mendedikasikan diri untuk memberi manfaat bagi orang lain. Lihat, setelah bergabung dengan Tzu Chi, dia berpartisipasi dalam segala kegiatan. Saya berpikir dalam hati, “Master, sebagai murid Anda, selama saya masih sehat, saya akan terus bersumbangsih hingga napas terakhir. Saya bersedia melakukan apa pun.” Dia berkata kepada saya bahwa dia akan terus bersumbangsih hingga napas terakhir. Saya juga sering berkata bahwa saya akan terus membabarkan Dharma hingga napas terakhir. “Tahun itu, Master datang ke sini untuk berceramah. Master berkata, “Saya sudah tua, dan tanggung jawab di bahu saya terasa sangat berat. Jika setiap orang dari kalian bisa membantu saya mendorong kereta dengan satu jari Anda, beban saya akan terasa lebih ringan.” Bagaimana saya tidak menangis mendengarnya?” | |||
| |||
Misi Buddha adalah mendidik semua makhluk hidup. Jadi, kita juga harus ikut memikul misi Buddha. Misi Buddha ini sangatlah berat. Terlebih lagi, seiring bertambahnya populasi manusia masa kini, karma buruk yang terakumulasi juga semakin berat. Karena itu, kita harus memikul misi Buddha. Kita telah melihat lansia yang memanfaatkan setiap waktu yang ada untuk berkontribusi bagi bumi dan semua makhluk. Selain itu, dalam siaran berita Da Ai TV, saya juga melihat kisah inspiratif relawan. Su-lan adalah relawan Tzu Chi. Dia selalu melakukan pekerjaan yang berat. Kantong terberat adalah 25 kg. “Kami harus memakai pelindung pinggang. Seluruh jari tangan saya menderita artritis. Adakalanya sangat sakit.” Dia berkata bahwa setelah melihat penderitaan orang lain, dia merasa dirinya sangat memiliki berkah karena masih bisa bekerja. Dia merasa dirinya penuh dengan berkah. Dia selalu bekerja dan berkontribusi dengan hati penuh sukacita. Kekayaan batin memberikan kebahagiaan terbesar dan berkah bagi kita. Bodhisattva sekalian, melatih diri berarti kita harus tahan menghadapi tempaan dan cobaan. Dengan demikian, barulah kita bisa berkembang. Sebaliknya, jika tidak tahan, kita akan selamanya menjadi orang biasa. Kita harus bisa tahan menerima segala cobaan. Kita harus melatih diri sendiri agar jiwa kebijaksanaan kita bisa berkembang. Meski kehidupan kita terus berkurang setiap hari, kita harus tetap memanfaatkan waktu kita harus tetap memanfaatkan waktu untuk menumbuhkan jiwa kebijaksanaan kita. Baiklah. Singkat kata, segala sesuatu dalam kehidupan kita tak terlepas dari waktu, ruang, dan hubungan antarmanusia. Sebersit niat kita bisa menciptakan kebaikan atau keburukan. Sebersit niat baik bisa menciptakan berkah bagi dunia. Sebersit niat buruk bisa mendatangkan bahaya bagi dunia. Jadi, segala sesuatu bergantung pada sebersit niat kita. (Diterjemahkan Oleh: Laurencia Lou ) | |||