Suara Kasih : Kunci untuk Menyelamatkan Bumi

 

Judul Asli:
Menyucikan Pikiran Kunci untuk Menyelamatkan Bumi

Bersumbangsih demi menyucikan hati semua orang
Tetesan sumbangsih setiap orang memberi manfaat yang besar bagi bumi
Seluruh warga desa bekerja sama melakukan kegiatan daur ulang
Bersyukur atas segala sesuatu yang kita miliki

Lihatlah Provinsi Sichuan, Tiongkok. Dahulu Sichuan dikenal sebagai provinsi yang kaya akan sumber daya alam. Kehidupan warga setempat sangat santai. Mereka menghabiskan sebagian besar waktu untuk bermain mahyong. Mereka menjalani hari-hari dengan santai. Namun, sejak gempa bumi tahun 2008 lalu, banyak bangunan yang harus dibangun kembali. Batin warga setempat pun harus ”dibangun” kembali.

Sejak gempa bumi terjadi, insan Tzu Chi terus mendampingi warga setempat dan membimbing mereka untuk melakukan daur ulang. Hal ini telah menjadi kegiatan baru bagi warga setempat. Setiap keluarga berpartisipasi dalam melakukan daur ulang. Ini merupakan sebuah harapan. Selain melakukan kegiatan daur ulang, mereka juga menjaga kebersihan barang-barang daur ulang. Mereka tak langsung memberikannya kepada kita, melainkan membersihkannya terlebih dahulu. Hal ini sungguh tidak mudah. Mereka sungguh telah menerapkan kebiasaan menjaga kebersihan barang-barang daur ulang. Tetesan sumbangsih dari setiap individu dapat memberikan manfaat yang besar bagi bumi.

Selain itu, warga setempat dari berbagai usia melakukan daur ulang dengan penuh sukacita. Ketika hati kita jernih, bumi akan sehat. Jadi, pikiran adalah polopor segala sesuatu. Saya sungguh tersentuh melihat mereka mengumpulkan dan memilah barang daur ulang. Kita melihat salah satu relawan daur ulang yang bernama Peng Yuan Feng. Gempa bumi di Sichuan 2 tahun lalu sungguh telah menghancurkan hatinya. Ia kehilangan 5 anggota keluarganya, yakni suaminya, putranya, menantunya yang tengah mengandung 3 bulan, dan putrinya.

Gempa bumi yang dahsyat itu telah merenggut keluarganya dalam sekejap mata. Ia kehilangan keluarga yang paling dikasihinya. Kini, hanya tinggal ia sendiri. Bayangkanlah, betapa hancur hatinya. Di tengah kesedihan demikian, bagaimana ia melewati hari-harinya? Ia melampiaskan kesedihannya dengan mengonsumsi minuman keras. Namun, keadaan malah semakin memburuk sehingga ia berpikir untuk mengakhiri hidupnya. Itulah saat-saat paling sulit dalam hidupnya. Saat itu, insan Tzu Chi mengetahui kondisinya dan mulai membimbingnya melakukan daur ulang.

Berkat pendampingan dan penghiburan para insan Tzu Chi, akhirnya ia turut berpartisipasi dalam kegiatan daur ulang dan dapat melupakan kesedihannya. Marilah kita bersama-sama melakukan kegiatan daur ulang agar jauh dari kerisauan. Lagu Tzu Chi ini membawa sukacita baginya dan menjauhkannya dari kerisauan. Kini ia menginspirasi seluruh warga desa untuk melakukan daur ulang.

Demikian juga dengan orang-orang yang sering bermain mahyong bersamanya. Ketika saya mengendarai sepeda untuk pergi bermain mahyong, relawan Yuan Feng melihat saya dan mengajak saya untuk melakukan daur ulang. Tzu Chi sangat mengasihi saya, saya juga sangat mengasihi Tzu Chi. Baik cuaca panas maupun turun hujan, saya tetap datang. Ia memanfaatkan sepasang tangan yang digunakan untuk bermain mahyong untuk melakukan daur ulang tanpa mempedulikan kondisi cuaca.

Lihatlah, kehidupan seseorang dapat diubah dan batin pun dapat “dibangun” kembali. Tak peduli kesulitan apa pun yang pernah dialami, ataupun pernah berjalan menyimpang, asalkan diberi kesempatan maka mereka akan dapat berubah. Kita dapat melihat banyak orang dari Xiamen sering datang ke Taiwan untuk mempelajari kegiatan daur ulang. Mereka sangat mendukung kegiatan daur ulang Tzu Chi. Pejabat pemerintah dan instansi lain di Xiamen sangat mendukung kegiatan daur ulang kita. Karena itu, insan Tzu Chi di Xiamen diizinkan untuk mensosialisasikan kegiatan daur ulang di komunitas dan sekolah-sekolah agar para siswa memahami tentang kegiatan daur ulang dan mengetahui asal usul semua barang.

Orang tua para siswa sangat gembira melihat pengetahuan yang didapat anak-anaknya. Anak-anak kini menjadi lebih hemat dan menghargai barang-barang. Karena itu, para orang tua pun terinspirasi. Insan Tzu Chi mensosialisasikan kegiatan daur ulang di komunitas maupun dari rumah ke rumah. Mereka membimbing sekelompok siswa berkunjung ke setiap keluarga untuk berbagi tentang daur ulang agar setiap keluarga mengetahui bahwa barang-barang yang mereka buang setiap hari sesungguhnya adalah sumber daya alam.

Misi pelestarian lingkungan Tzu Chi telah dijalankan di Xiamen. Inilah harapan yang muncul ketika setiap orang membuka hati. Saat pikiran tersucikan, pelita kebijaksanaan dalam diri  setiap orang pun akan bersinar. Selain memahami kegiatan daur ulang, kita juga harus mensosialisasikannya agar hasilnya dapat maksimal. Kita jangan hanya mengucapkannya saja, melainkan juga harus mempraktikkannya.

Kerja keras warga Xiamen sungguh telah memancarkan aliran jernih dari dalam hati mereka. Selain dapat menyucikan hati mereka sendiri, aliran jernih tersebut juga dapat menyucikan batin orang lain. Jika setiap orang saling menyucikan batin, maka masyarakat kita akan penuh harapan. Harapan masyarakat terletak dalam diri setiap individu. Karena itu, setiap orang harus menyucikan hati dan pikiran. Ketika batin tersucikan, bumi akan sehat.

Siaran berita Da Ai TV tadi pagi melaporkan bahwa meski bencana gempa yang mengguncang Haiti telah berlalu 10 bulan, namun kondisi di sana tak mengalami banyak perubahan. Saya sungguh sedih melihatnya. Selain itu, penyakit kolera mulai mewabah dan badai tropis mulai mengarah ke Haiti. Penderitaan warga setempat sungguh tak terkira. Kita juga melihat di Malaysia terjadi sebuah kebakaran yang melahap lebih dari 170 unit rumah. Lebih dari 1.000 warga kehilangan tempat tinggal. Untungnya, insan Tzu Chi segera bergerak untuk memerhatikan para korban bencana. Inilah wujud dari cinta kasih mereka. Kita harus menyucikan batin terlebih dahulu barulah dapat menciptakan berkah bagi orang lain. Singkat kata, kita harus senantiasa bersyukur atas segala hal yang kita miliki. Hendaknya semua orang lebih bersungguh hati.

Diterjemahkan oleh: Lena 
Luangkan sedikit ruang bagi diri sendiri dan orang lain, jangan selalu bersikukuh pada pendapat diri sendiri.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -