Suara Kasih : Makna Tiga Hari Raya


Judul Asli:

Makna Peringatan Tiga Hari Raya

Formasi barisan Tzu Chi menunjukkan kebenaran, kebajikan, dan keindahan
Tiga peringatan yang sarat makna dilangsungkan dalam satu hari Menaati sila sebagai cara mencegah perbuatan buruk
Senantiasa giat mendengarkan Dharma


”Ayah, mengapa minum minuman keras lagi? Bukankah sudah berjanji kepada paman dan bibi untuk tidak minum-minuman keras lagi? Mengapa sekarang minum lagi?” kata salah seorang anak. “Perasaan saya tidak baik pagi ini. Seseorang membawakannya untuk saya. Dua gelas saja, tak akan mabuk,” kata si ayah. “Tidak boleh,” hardik si anak. “Baiklah, saya habiskan sebotol ini saja,” ” jawab si ayah. ”Tidak boleh, jangan minum lagi,” kata si anak. ”Hari ini para relawan Tzu Chi tak akan datang. Sekarang sudah lewat pukul tiga,” si ayah memberi alasan. ”Sudahlah, jangan minum lagi. Ia menyuruh kita berhenti, kita menurut saja,” bujuk si anak. ”Benar. Mari bereskan,” kata si ayah.

”Saya sudah bervegetarian lebih dari 3 bulan. Suatu hari seorang teman mengajak saya makan di luar. Ketika itu saya pun tak dapat menahan godaan. Ia memesan sashimi dan seporsi daging babi. Ketika melihatnya makan, air liur saya serasa ingin menetes. Saya pun makan tanpa menghiraukan hal lain. Saya terus makan hingga kenyang sekali, seperti sudah bertahun-tahun tak makan daging. Beberapa hari kemudian benjolah keras tumbuh di leher saya. Dokter bilang itu adalah selulit. Saya pun harus dioperasi dan tinggal di rumah sakit selama sebulan lebih. Mungkin ini adalah buah karma karena saya tidak menepati ikrar saya. Mulai sekarang saya akan bervegetarian. Bervegetarian sangat baik,” kata salah seorang relawan.

Lihatlah drama singkat tadi. Itu merupakan kisah nyata yang diperankan tokoh asli. Ia sangat berani, sungguh bagaikan Bodhisatwa yang menceritakan kisah hidupnya agar orang-orang dapat melihat kehidupannya yang dulu. Meski insan Tzu Chi telah cukup lama mendampinginya, namun tak mudah baginya untuk berhenti minum. Kini ia telah berhenti minum-minuman keras. Bukan hanya itu, ia pun telah menjadi vegetarian.

Lihatlah hasil pendampingan jangka panjang ini. Dulu ia melewati hidupnya dengan mabuk-mabukan. Istrinya pun terjerumus dalam kebiasaan merokok, minum- minuman keras, dan berjudi. Ia akhirnya mengalami serangan stroke dan meninggal.

Dalam keadaan hidup yang demikian, ia melarikan diri dari kenyataan dengan miras. Namun, apakah masalah dapat terselesaikan? Ini malah memperburuk keadaan. Kini ia menceritakan kisah hidupnya.

Intinya, sila sangat diperlukan. Tanpa adanya sila, kita akan menyimpang dan jauh tersesat. Contohnya di Tzu Chi. Jika kita tidak memiliki sepuluh sila, maka sulit untuk mempertahankan keteraturan. Karena setiap orang menaati sepuluh sila, kita dapat berjalan di jalur yang seharusnya.

Sila berfungsi mencegah perbuatan buruk dan menjaga kita dari jalan yang salah. Kita memiliki jalur yang benar, yakni setiap orang diminta untuk menaati peraturan yang ada. Dengan demikian, barulah organisasi kita dapat menampilkan keindahan. Pada bulan Mei nanti akan ada tiga peringatan dalam satu hari. Kalian tahu apakah itu? Pada hari libur Waisak nanti, kita memperingati tiga hal, termasuk hari kelahiran Buddha. Dulu upacara pemandian rupang Buddha diadakan di banyak wihara dengan menuangkan air kayu manis pada rupang Buddha dan kemudian meminumnya. Banyak orang percaya bahwa air ini membawa keselamatan. Benarkah demikian?


Hati Buddha sudah murni sejak awal. Sebagai makhluk awam Anda menuangkan air, apakah dapat membersihkan tubuh-Nya? Sejujurnya saya katakan, pemandian rupang Buddha yang sesungguhnya dapat kita lakukan setiap hari, yakni dengan menyucikan hati dan pikiran kita. Namun, berkenaan dengan Dharma duniawi, kita harus mengingatkan semua orang tentang kelahiran Buddha di dunia ini. Karenanya, pada ulang tahun Tzu Chi ke-30, kita memperingati Hari Ibu, Hari Tzu Chi, dan Hari Raya Waisak di hari yang sama.


Ketika Tzu Chi menginjak tahun ke-35, di tahun itu pemerintah Taiwan mengumumkan bahwa Hari Raya Waisak diperingati pada hari Minggu kedua di bulan Mei. Meski Tzu Chi telah memiliki banyak kegiatan, namun pada hari tersebut kita tetap perlu mengadakan sebuah kegiatan untuk mengingatkan orang akan semangat Buddha yang telah datang ke dunia ini.

Di hari tersebut, kita harus membuat insan Tzu Chi di seluruh dunia bahkan semua orang untuk memahami semangat Buddha. Untuk itu, saya terus menekankan bahwa insan Tzu Chi di seluruh dunia harus mengadakan peringatan di hari yang sama. Saya berharap semua orang di seluruh dunia mengetahui bahwa pada hari Minggu kedua di bulan Mei insan Tzu Chi memperingati Hari Waisak, Hari Tzu Chi, dan Hari Ibu.

Kita telah melihat upacara Waisak tahun lalu berlangsung dengan khidmat. Suasana yang khidmat dan agung ini berasal dari keindahan setiap individu. Keindahan tak akan tercipta jika kurang partisipasi satu orang saja. Karenanya, saya berharap semua orang memiliki semangat kelompok. Saya juga berterima kasih kepada Ci Yue yang merancang tata letak upacara setiap tahun dengan sangat indah.

Keindahan ini meliputi keindahan formasi dan pergerakan. Lihatlah, ketika orang-orang bergerak, formasi menjadi sangat hidup, indah, dan harmonis. Pemandangan yang indah, harmonis, dan hidup ini, membutuhkan kerja sama dari setiap orang. Singkat kata, setiap insan Tzu Chi sangat dibutuhkan.

Tema upacara tahun ini adalah “Jalan Bodhi yang Agung dan Lurus”. Formasi barisan akan membentuk daun-daun bodhi. Jika Anda datang pada acara geladi bersih, namun tidak datang pada hari perayaan, formasi daun bodhi yang terbentuk akan terlihat seperti dimakan ulat. Jadi, tidak boleh kurang Anda seorang pun. Saya berharap semua orang bekerja sama dalam keharmonisan.

Dari formasi yang ada, kita dapat melihat keharmonisan. Kehadiran kita sangat dibutuhkan untuk menciptakan keharmonisan ini. Kita harus menyelaraskan diri dengan banyak orang. Dengan demikian, formasi yang terbentuk akan terlihat sangat indah. Jadi, kebenaran, kebajikan, keindahan ini, berasal dari kesungguhan hati setiap orang. Dengan adanya tindakan bajik dan sikap yang indah dari setiap orang, barulah kebenaran, kebajikan, keindahan akan terwujud. Tak boleh kurang satu orang pun dari kalian. Apakah kalian paham?


Saat ini, jika insan Tzu Chi di seluruh dunia dapat bersama-sama mengundang khalayak ramai untuk turut berpartisipasi, maka ketulusan hati banyak orang ini akan menjangkau para Buddha dan para Makhluk Pelindung Dharma. Dengan penuh ketulusan, kita berdoa semoga dunia terbebas dari bencana dan masyarakat harmonis.

Semua ini harus dimulai dari menyucikan hati manusia. Untuk menyucikan hati manusia, kita sendiri pun harus menyucikan batin masing-masing. Saya menyucikan batin saya, Anda menyucikan batin Anda, dan ia menyucikan batinnya. Jika semua orang menyucikan batinnya masing-masing, masyarakat kita akan dipenuhi kebenaran, kebajikan, dan keindahan.

Bodhisatwa sekalian, saya juga berharap kalian semua mendengar ceramah Dharma saya setiap pagi. Dharma harus meresap ke dalam hati. Kini saya sangat berharap semua orang menyerap Dharma ke dalam hatinya.

Sesungguhnya, ketika kalian mendengarkan ceramah saya di Da Ai TV pada pukul 5.30 pagi, saya pun tengah berceramah di Griya Jing Si. Alangkah baiknya jika Anda senantiasa mengikuti langkah saya. Janganlah ketika saya tengah berceramah, kalian masih tidur nyenyak di rumah. Jadi, guru dan murid harus bersatu hati. Ketika saya tengah membabarkan Dharma, kalian harus mendengarkannya. Demikian pula, program Lentera Kehidupan hendaknya juga kalian saksikan, karena ini berkaitan dengan apa yang harus kita lakukan di Tzu Chi. Kita semua harus berjalan di Jalan Bodhisatwa dunia, yakni mazhab Tzu Chi.

Bagaimana cara berjalan di jalan Tzu Chi? Jika kalian tidak mendengarkan ceramah saya, maka ketika ada orang yang bertanya tentang apa yang Tzu Chi lakukan di dunia, kalian tak akan dapat menjawabnya. Karenanya, program Lentera Kehidupan haruslah kalian saksikan. Jika tidak mendengarkan ceramah saya, kalian tak akan memahami jalan Tzu Chi. Ajaran Jing Si dan Mazhab Tzu Chi harus lebih banyak kita pelajari.

Diterjemahkan oleh: Erni & Hendry Chayadi
Foto: Da Ai TV Taiwan

Kita hendaknya bisa menyadari, menghargai, dan terus menanam berkah.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -