Suara Kasih : Melayani Seperti Bodhisatwa

 

Judul Asli:
Bersatu Hati Membebaskan Orang dari Penderitaan

Gempa dahsyat membuat warga kehilangan tempat tinggal
Satu daerah tertimpa bencana, bantuan dari segala penjuru akan segera datang    
Menumbuhkan cinta kasih dan menolong orang-orang yang menderita
Bersatu hati demi menyelaraskan unsur alam

“Saat mengemas nasi siap saji tadi, saya merasa sangat terkesan. Dulu Master juga berharap nasi siap saji dapat segera dikemas dan dikirim ke Haiti. Sekarang saya berada di Taiwan dan membantu mengemas makanan ini. Saya berharap dapat membantu orang lain dengan mengemas makanan ini karena saya ingin melayani orang lain seperti seorang Bodhisatwa,” kata seorang relawan dari Haiti sewaktu mengikuti pelatihan di Taiwan.

Benih Bodhisatwa telah bertunas dan kini tengah bertumbuh. Pada bulan Juni kemarin kita mengadakan pelatihan bagi insan Tzu Chi seluruh dunia. Di antaranya adalah 3 relawan Haiti. Mereka sangat penuh kesungguhan. Gempa dahsyat yang mengguncang Haiti pada bulan Januari tahun ini. Selama beberapa waktu insan Tzu Chi bersumbangsih di sana. Kita mengirimkan nasi siap saji ke sana dengan menggunakan pesawat. Setelah diterima, nasi ini tak perlu dimasak, cukup diseduh dengan air panas. Di lokasi bencana, yang terlihat hanyalah para korban bencana dan kerusakan di mana-mana. Negara ini harus dibangun kembali dan warga membutuhkan bantuan jangka panjang. Apa yang harus kita perbuat? Insan Tzu Chi pun menerapkan cara yang biasa mereka lakukan untuk menolong korban bencana.

Tahun lalu Filipina dilanda banjir besar. Saat itu kita tak tahu bagaimana cara membantu para korban bencana. Akhirnya, kita mengadakan program bantuan Tzu Chi. Kita mengajak semua warga berpartisipasi dengan menyingsingkan lengan baju untuk membersihkan lingkungan sekitar mereka. Asalkan ikut serta dalam program ini, maka kita akan memberinya makanan. Satu orang bekerja, seluruh anggota keluarga mendapat makanan. Dengan cara ini para korban bencana dapat menolong dirinya sendiri sehingga semangat hidupnya akan kembali bangkit dan mereka memiliki kekuatan.

Insan Tzu Chi mendampingi mereka selama 4 bulan. Kita khawatir setelah program bantuan selesai, bagaimana nasib warga setempat? Karena itu, kita berharap warga setempat dapat terinspirasi. Jika ada insan Tzu Chi setempat, maka kita dapat menyalurkan bantuan ke sana secara berkesinambungan. Untunglah, benih yang ditabur kini telah bertunas. Saat kembali ke Taiwan untuk mengikuti pelatihan, mereka pun berikrar. Salah seorang di antaranya berkata bahwa ia ingin menjadi murid saya dan menyebarkan ajaran saya serta ingin melayani orang lain bagaikan Bodhisatwa bertangan seribu.

Saya bertanya kepadanya, “Supaya ada seribu tangan, Anda harus mengumpulkan berapa banyak orang?” Ia pun menjawab, “Lima ratus orang.” Saya berkata, “Benar. Kalian bertiga bertekad menghimpun seribu tangan. Jadi, kalian harus menginspirasi 500 orang.” Dengan penuh percaya diri ia menjawab, “Kami pasti bisa.” Setelah kembali ke negaranya, mereka akan berusaha sekuat tenaga untuk menggalang 500 relawan.

Relawan lainnya adalah pengawal yang melindungi keselamatan insan Tzu Chi saat berada di Haiti. Ia juga bertekad ingin menjadi insan Tzu Chi yang baik. Saya berkata, “Menjadi relawan saja sudah sangat baik, apalagi menjadi relawan yang baik.” Tekad ini sungguh luar biasa. Tiga relawan yang kembali ke Taiwan ini bertekad mendedikasikan diri di Haiti. Inilah yang kita harapkan karena dunia kini penuh penderitaan. Karma buruk kolektif manusia telah mengakibatkan kondisi iklim menjadi ekstrim sehingga bencana sering terjadi. Kita harus mengimbau semua orang agar meningkatkan kesadaran dan menumbuhkan cinta kasih mereka. Contohnya seperti di Cile. Pada bulan Februari kemarin sebuah gempa dahsyat mengguncang Cile. Insan Tzu Chi dari 5 negara berangkat ke sana untuk menyalurkan bantuan.

Pada awal Maret kita menyurvei lokasi lalu membagikan bantuan materi. Kita terus menyalurkan bantuan materi hingga bulan Juni kemarin. Pada bulan Juli Cile dilanda angin kencang dan hujan deras. Badai ini melanda daerah yang diguncang gempa beberapa waktu lalu. Insan Tzu Chi setempat pun segera bergerak. Mereka menyurvei lokasi bencana dan merencanakan penyaluran bantuan. Mereka menyalurkan bantuan dengan penuh hormat dan tanpa pamrih. Relawan setempat melakukan segala hal dengan sangat baik, persis seperti yang dilakukan insan Tzu Chi Taiwan. Mereka menerapkan sistem kerja Tzu Chi dengan sangat baik. Melihat hal ini saya sungguh merasa tersentuh dan bersyukur.


Cile terletak sangat jauh dari Taiwan. Gempa dahsyat yang terjadi bulan Februari lalu adalah awal terjalinnya jodoh Tzu Chi dengan warga setempat. Jalinan jodoh ini membuat semangat dan cinta kasih insan Tzu Chi dapat tersebar di Cile. Semua orang berjalan di jalan Bodhisatwa yang lurus dan lapang ini dengan penuh kesungguhan hati dan kewaspadaan, Saya sungguh tersentuh melihatnya. Benar, jalinan jodoh Tzu Chi dengan Cile telah matang. Jadi, kita dapat lebih memerhatikan warga Cile.

Sungguh, dunia ini sangatlah luas dan bencana seringkali terjadi. Siaran berita Da Ai TV melaporkan bahwa kondisi iklim yang tak stabil telah mengakibatkan banjir di Provinsi Guangdong, Tiongkok. Saat itu saya langsung mengkhawatirkan keselamatan insan Tzu Chi setempat dan memikirkan cara untuk menolong para korban bencana. Bencana banjir juga terjadi di Provinsi Fujian. Sangat banyak daerah yang terkena banjir. Insan Tzu Chi telah mulai bergerak ke sana. Sementara itu, Guatemala dilanda badai tropis dan insan Tzu Chi tengah menyalurkan bantuan ke sana.

Setiap hari saya menerima kabar tentang bencana yang terjadi di dunia dan kondisi para korban bencana. Penderitaan para korban sungguh tak terkira. Di Taiwan terdapat sangat banyak orang berhati baik. Karena itu, kita memiliki kekuatan yang besar. Kekuatan dari banyak orang yang memiliki kesatuan hati dan tekad membuat kita mampu membebaskan orang-orang dari penderitaan dan membuat kondisi mereka kembali pulih dalam waktu singkat. Orang-orang menderita tersebar di berbagai negara yang sangat jauh dan mereka sangat sulit kita jangkau. Untunglah, ada relawan setempat yang dapat memerhatikan mereka. Sungguh banyak hal yang harus kita kerjakan. Para Bodhisatwa sekalian, terima kasih!

Diterjemahkan oleh: Erni & Hendry Chayadi / Foto: Da Ai TV Taiwan
 
 
 
Berbicaralah secukupnya sesuai dengan apa yang perlu disampaikan. Bila ditambah atau dikurangi, semuanya tidak bermanfaat.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -