Suara Kasih: Memahami Prinsip Kebenaran

Judul Asli:

 

 Menyelami Kebijaksanaan Buddha dan Memahami Semua Prinsip Kebenaran

      

Mengimbau sesama untuk melakukan daur ulang
Menyelami kebijaksanaan Buddha dan memahami segala kebenaran
Kepolosan anak-anak membangkitkan pikiran yang murni
Berbalik dari jalan yang salah dan mulai berbuat kebajikan

Saya berterima kasih kepada Dewan Pertanian Taiwan. Tahun lalu, mereka mendonasikan 7000 ton beras kepada Tzu Chi, dan beras ini telah kita bagikan ke Filipina, Afrika Selatan, Lesotho, Indonesia, dan beberapa negara lainnya. Sejak tahun lalu, para insan Tzu Chi di negara-negara ini membagi diri ke dalam beberapa tim untuk menyurvei warga yang membutuhkan bantuan beras.

Para relawan di Filipina meminjam sebuah stadion untuk mendistribusikan bantuan beras ini. Cuaca di Filipina sangat panas. Karenanya, banyak gedung yang harus dilengkapi alat pendingin ruangan. Jika tidak, orang pasti tak akan tahan berada di dalam ruangan. Saat acara pendistribusian akan dimulai, tiba-tiba saja aliran listrik terputus. Meski demikian,  para relawan tetap bersikap tenang dan mengajak semua orang untuk berdoa bersama.

Setiap kali mengadakan pendistribusian, Insan Tzu Chi Filipina sangat mementingkan pelestarian lingkungan. Mereka senantiasa mengimbau warga untuk melakukan kegiatan daur ulang yang dimulai dari rumah masing-masing. Selimut dan pakaian yang kita produksi semuanya berasal dari daur ulang botol-botol plastik. Mereka meminta warga agar saat datang mengambil bantuan beras, mereka membawa botol-botol plastik yang telah dibersihkan untuk didaur ulang. Mereka juga berbagi tentang awal berdirinya Tzu Chi yang dimulai dari semangat celengan bambu serta mengimbau warga agar menyisihkan sedikit dana untuk membantu sesama yang membutuhkan.

Meski ruangan sangat panas, mereka tetap bersikap tenang dan memanjatkan doa dengan hati yang tulus. Inilah kekuatan cinta kasih dari para relawan yang bersumbangsih dengan penuh ketulusan. Di dunia ini, asalkan ada cinta kasih, maka kehidupan orang pasti akan berubah.

Di Malaysia, ada sebuah keluarga yang kepala keluarganya dalam kondisi memprihatinkan. Keluarga ini hidup sangat kekurangan dan tinggal di rumah yang sangat sederhana. Istri dan putranya mengalami gangguan mental. Dia merasa sangat kesulitan untuk menghidupi keluarganya karena kondisi kesehatannya tak baik. Karenanya, dia selalu merasa khawatir.

 

 

Melihat kondisinya yang sangat minim, insan Tzu Chi pun membantunya untuk pindah ke tempat lain yang lebih nyaman. Mereka juga membimbing istri dan putranya agar dapat mengerjakan pekerjaan rumah. Keluarga ini sekarang telah banyak berubah. Inilah kekuatan cinta kasih di dunia. Kekuatan cinta kasih ini berasal dari hati yang penuh cinta kasih dan welas asih.

Buddha datang ke dunia untuk membimbing semua orang agar paham bahwa di dalam hati setiap orang terdapat cinta kasih yang berlimpah yang berasal dari kebijaksanaan agung. Setiap orang memiliki hati yang lapang sehingga dapat merangkul seluruh jagad raya. Buddha berkata bahwa setiap manusia memiliki kebijaksanaan yang setara dengan kebijaksanaan Buddha. Jika kita membangkitkan kebijaksanaan, maka kita akan dapat merangkul semua orang dan segala hal di dunia ini.

Tak ada hal yang tak dapat kita selesaikan dan tak ada orang yang tidak kita kasihi. Hati yang penuh cinta kasih ini adalah sumber dari kebijaksanaan kita. Jadi, saat kita mengembangkan kebijaksanaan yang murni, maka welas asih akan timbul dalam hati. Karenanya, kita harus melatih diri dengan dasar cinta kasih dan mengembangkan kebijaksanaan. Cinta kasih dan kebijaksanaan yang kita miliki dapat digunakan untuk memberi manfaat kepada sesama. Satu orang saja bisa memiliki kekuatan tak terbatas. Meski demikian, kita membutuhkan banyak orang agar dapat menyatukan kekuatan baik secara pikiran maupun tindakan. Jika kita dapat mengembangkan welas asih dan kebijaksanaan secara bersamaan, maka kita akan dapat menyelami kebijaksanaan Buddha dan memahami semua prinsip  kebenaran. Jika kita dapat menyelami hati Buddha dan kebijaksanaan-Nya, maka secara alami kita akan dapat memahami semua prinsip kebenaran.

Pada dasarnya, hakikat manusia adalah murni. Hanya saja, kegelapan batin telah membuat hati dan pikiran mereka tercemar. Karenanya, kita harus kembali kepada hakikat kita yang murni, maka secara alami kita akan memiliki welas asih dan kebijaksanaan serta dapat hidup aman dan tenteram.

Insan Tzu Chi di Indonesia sangat bersungguh hati. Mereka membawa  sekelompok mantan pejuang Afghanistan berkunjung ke Kompleks Cinta Kasih Tzu Chi di Cengkareng, Jakarta Barat, untuk melihat para siswa Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi dan semangat cinta kasih universal  di lingkungan ini. Mereka pun merasa sangat tersentuh.

 

“Saya akan berusaha sekuat tenaga saya untuk mengubah diri dan membantu orang lain. Saya tahu ini tidak mudah, tetapi saya mau belajar dari Master Cheng Yen dan terus melakukan kebenaran tanpa kenal menyerah. Jika Master dapat melakukannya, saya juga bisa melakukannya,” kata salah seorang pejuang Afghanistan tersebut.

Di Taiwan, para insan Tzu Chi juga rutin berkunjung ke lembaga permasyarakatan untuk berbagi dan membimbing para tahanan. Tuan Gao pada tahun 1991 divonis hukuman penjara. Saat itu dia masih sangat muda, usianya baru 20-an tahun. Di dalam penjara dia berkenalan dengan seorang teman yang telah menyadari kesalahannya dan ingin bertobat. Saat teman tersebut melantunkan Sutra, Tuan Gao dapat mendengarnya karena mereka berada dalam satu ruangan. Setelah mendengar, hatinya mulai tersentuh dan hidupnya pun mulai berubah.

Tuan Gao berkata, “beberapa kisah dalam majalah Tzu Chi membuat saya merasa tersentuh. Karenanya, saya mulai berbagi dengan teman-teman di sini. Kira-kira ada 120 orang. Saya berbagi dengan mereka tentang kisah-kisah menyentuh dalam majalah itu dan ada 90-an orang yang ikut berdana bagi Tzu Chi. Saya ingin berubah. Saya merasa kehidupan lampau saya sangatlah suram. Saya ingin sungguh-sungguh belajar dari insan Tzu Chi dan berjalan di Jalan Bodhisatwa serta melakukan kebajikan.”

Singkat kata, semua kisah ini sungguh luar biasa. Di dunia ini, jika kita telah membangkitkan kesadaran, kita akan paham bahwa semua makhluk memiliki perasaan, termasuk hewan. Jadi, kita tak hanya mengasihi sesama, namun juga semua makhuk hidup. Tak hanya makhluk hidup, kita juga harus mengasihi dan menghargai semua barang materi di dunia ini.

Para Bodhisatwa sekalian, kita harus bersungguh hati. Janganlah kita saling menuntut dan berhitung untung rugi dengan sesama. Tidaklah perlu. Kita harus lebih bersungguh hati untuk memahami semua makhluk dan segala hal di dunia ini. Dengan demikian, kita akan menyadari bahwa hewan, tumbuhan, dan manusia, semuanya memiliki perasaan. Ini adalah fakta menarik yang harus kita ketahui. Diterjemahkan oleh: Karlena Amelia.

Bila kita selalu berbaik hati, maka setiap hari adalah hari yang baik.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -