Suara Kasih: Membabarkan Dharma

 

Judul Asli:

Bersatu Hati Membabarkan Dharma

Sutra Makna Tanpa Batas ditampilkan dalam pertunjukan
Ribuan orang bersatu hati membabarkan Dharma
Bersama-sama menyelami Sutra, menyucikan hati dan pikiran
Dharma meresap ke dalam hati dan mengubah tabiat buruk

 

Saya sungguh tersentuh karena kita harus membawa ajaran Buddha agar dapat menyebar ke seluruh dunia. Zaman sekarang adalah masa kemunduran Dharma. Sutra Makna Tanpa Batas sangatlah perlu untuk kita praktikkan dalam kehidupan. Buddha datang ke dunia ini untuk membabarkan ajaran agar ajaran yang Beliau berikan dapat diterima oleh semua makhluk. Buddha menggunakan berbagai metode terampil. Tanggal 25 Desember tahun lalu, insan Tzu Chi di Penang, Malaysia mengadakan pertunjukan Sutra Makna Tanpa Batas yang dihadiri oleh dua belas ribu orang. Itu adalah sebuah pembabaran Dharma, bukan semata-mata pertunjukan. Itu adalah pembabaran Dharma lewat gerak tubuh. Lewat bahasa isyarat, musik, dan lain-lain mereka membawa semua orang menyelami Sutra.

Jumlah pemeran mencapai 500 orang lebih, sedangkan paduan suara yang melantunkan Sutra juga mencapai lebih dari 500 orang, hingga seluruhnya berjumlah 1.108 orang. Yang luar biasa adalah 1.108 orang ini semuanya bervegetarian selama 108 hari. Pertunjukan itu sungguh merupakan sidang pembabaran Dharma yang agung. Setiap kali teringat tentang pertunjukan itu, dalam hati saya selalu timbul rasa hormat. Saya yakin Dharma ini akan selamanya terukir dalam hati 12.000 orang yang hadir. Ini diadakan tanggal 25 Desember tahun lalu. Kini, pada tanggal yang sama tahun ini, saya semakin terkesan karena pertunjukan ini akan diadakan di 8 daerah dengan pemeran dari masing-masing daerah. Kami berharap lewat kesempatan ini dapat menggalang banyak Bodhisatwa yang nantinya dapat turut mengikuti pelatihan dan menjadi relawan. Sesungguhnya, di daerah tertentu jumlah insan Tzu Chi tidaklah banyak. Namun, para relawan komunitas maupun para donatur yang bersedia dan setuju dengan filosofi Tzu Chi boleh berpartisipasi dalam acara ini.

Ini adalah cara untuk menginspirasi mereka. Mereka diberi kesempatan ikut berpartisipasi, namun syaratnya adalah semua pemeran harus menghadiri 32 kelas yang membahas Sutra Makna Tanpa Batas. Apa pun latar belakang mereka, mereka harus terlebih dahulu mendalami Sutra untuk memahami makna dan isinya. Mereka juga harus bervegetarian. Ini adalah cara membimbing orang. Betapa banyak orang yang terinspirasi setelah mempelajari Sutra Makna Tanpa Batas, mendalami maknanya, dan menyerap isinya ke dalam hati. Ada seorang lansia yang tak mengenal huruf, namun ia tetap harus mengikuti kelas. Ia pun harus mulai belajar membaca. “Jika ada yang tidak bisa saya baca, saya akan bertanya pada cucu saya. Setelah bertanya, lalu saya mendengar musiknya. Saya bertanya bunyi hurufnya, lalu menuliskan cara bacanya, dan kemudian membuat catatan cara bacanya,” demikian tutur lansia tersebut.

 

Ia akan menggambar sesuatu yang jika dibaca memiliki bunyi serupa. Meski tak dapat membaca, ia tetap tidak kalah dari yang lainnya. Ia tetap berusaha menghafalkan isi Sutra itu sekaligus memahami maknanya. Nenek ini telah berusia 70 tahun lebih. Melihat semangatnya belajar, saya sungguh kagum. Inilah cara para relawan di Malaysia mempelajari dan mendalami sutra.

Di Johor Bahru saja ada 501 orang pemeran. Mereka harus berperan sekaligus bernyanyi. Di Kedah juga ada 501 orang pemeran dalam pertunjukan tanggal 24 Desember. Di 2 daerah ini, berarti telah diadakan 4 kali pertunjukan dengan jumlah penonton 10.000 orang lebih. Saya sungguh tersentuh melihat insan Tzu Chi menyebarkan cinta kasih. Mereka melakukannya dengan sangat baik sehingga semua orang dapat merasakannya. Sumbangsih kita telah membuat orang lain merasakan cinta kasih yang tak dapat diucapkan. Pertunjukan ini mengajarkan kita cara membantu orang lain dan menciptakan kedamaian dunia. Ini adalah pertunjukan penuh kedamaian dan sangat indah.

Sesungguhnya, saya merasa manusia memiliki potensi yang tak terbatas. Dari pertunjukan ini, saya merasa Tzu Chi sangat luar biasa. Masing-masing dari 501 pemeran yang ada telah mempertunjukkan bahasa isyarat tangan dengan sangat teratur. Yang paling mengesankan bagi saya adalah setiap bab Sutra Makna Tanpa Batas ini dapat kalian ambil intisari dan maknanya untuk ditampilkan keluar. Ini sungguh membuat saya tersentuh. Insan Tzu Chi juga mengundang orang-orang dari berbagai keyakinan. Ada yang beragama Islam, Kristen Protestan, Katolik, dan Buddha. Yang lebih membahagiakan adalah perubahan dalam diri orang-orang. Lihatlah para pemeran, mereka sungguh-sungguh menyelami Sutra. Meski mereka hanya mendapat bagian untuk melantunkan satu bait saja, namun selama mereka dapat sungguh-sungguh menyerap makna Sutra ini ke dalam hati, mereka akan merasakan manfaatnya.

Lebih dari tiga bulan mereka bervegetarian dan mengikuti kelas pendalaman sutra. Ketika Dharma ini telah terukir dalam hati, pikirkan, apa mereka masih bertemperamen buruk? Dalam 3 bulan lebih ini, mereka mengubah tabiat buruk. “Dahulu, sikap saya lebih kasar, perilaku saya pun tidak baik, sering memaki orang. Jika ingin menjadi guru pembimbing, kita tentu harus menerapkan budaya humanis,” ujar relawan Tzu Chi yang merasakan adanya perubahan di dirinya. “Bait Sutra yang mengatakan bahwa Bodhisatwa adalah mitra yang baik bagi semua makhluk sangatlah penting bagi saya. Janganlah kita menjadi orang bodoh. Kita harus menjadi mitra yang baik bagi semua orang. Untuk itu, kita harus sungguh-sungguh berubah agar orang lain dapat melihat sisi positif dan perubahan dalam diri kita,” tambahnya.

 


Setiap kali menyanyikan dan mendengar liriknya, saya selalu teringat untuk membuang semua tabiat buruk saya. Setiap kali selesai menyanyikannya, saya merasa tersucikan. Jika kita tidak berubah sekarang, maka sampai kapan kita akan menunggu setelah lama bergabung di Tzu Chi, kita mengerti pentingnya menaati sila. Jika bervegetarian saja tidak sanggup, bagaimana kita mau menjalankan sila lainnya? Sungguh, jika Dharma meresap ke dalam hati, maka tidaklah sulit bagi kita untuk berubah. Air Dharma ini telah meresap ke dalam hati mereka dan menyucikan tubuh, ucapan, dan pikiran mereka. Menyerap Dharma yang murni inilah yang disebut menyucikan hati dan pikiran. Mereka tidak hanya menghindari kejahatan dan berbuat kebajikan. Tidak hanya itu, mereka juga menyucikan hati dan pikiran.


Tujuan Buddha membabarkan Dharma adalah agar kita dapat menyucikan hati dan pikiran. Jika ingin menyucikan hati orang lain dan membimbing mereka menyelami Sutra, kita harus terlebih dahulu menyucikan hati dan pikiran sendiri. Apakah kita sudah merealisasikan hal ini? Insan Tzu Chi di Malaysia sudah. Cara mereka menginspirasi orang lain sungguh membuat orang tersentuh. Mereka akan mengadakan pertunjukan ini di 8 daerah yang berbeda dan akan selesai pada akhir tahun depan.

Lihat, ini adalah kegiatan jangka panjang, tidak selesai hanya dengan sekali atau beberapa pertunjukan dalam beberapa hari. Tidak. Mereka terus-menerus mengadakannya di berbagai daerah dengan pemeran yang berbeda-beda. Ada yang diperankan oleh sekitar 500 orang, 200 orang, atau 100 orang. Di beberapa daerah, baru ada relawan, tidak ada Tzu Cheng maupun anggota komite. Di sana juga akan diadakan pertunjukan dengan relawan setempat sebagai pemeran. Donatur pun boleh menjadi pemeran, asalkan mereka berniat. Inilah cara menginspirasi orang. Tahun ini, insan Tzu Chi Malaysia yang dilantik mencapai sekitar 500 orang. Ini karena mereka sungguh-sungguh menyerap Dharma ke dalam hati. Saya sungguh tersentuh. Di daerah yang berbeda-beda, di berbagai daerah, para pemeran yang berbeda mengikuti latihan dan dengan tulus menyelami isi sutra. Ini sungguh membuat orang tersentuh.

Diterjemahkan oleh: Erni & Hendry Chayadi
Foto: Da Ai TV Taiwan

   

 

 

 

 

 

 

 

 
Mendedikasikan jiwa, waktu, tenaga, dan kebijaksanaan semuanya disebut berdana.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -